Basmalah dalam Sholat Dibaca Keras atau Lirih? Ini Hadisnya

Di tengah masyarakat seringkali terjadi polemik apakah basmalah dalam sholat dibaca dengan jelas dan keras (jahr) atau samar atau lirih (sirr). Polemik ini tak jarang menimbulkan prasangka yang tidak-tidak

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Sep 2022, 15:30 WIB
Diterbitkan 06 Sep 2022, 15:30 WIB
Ilustrasi Cara Salat Gaib - Image by adelbayoumi from Pixabay
Ilustrasi Cara Salat Gaib - Image by adelbayoumi from Pixabay

Liputan6.com, Banyumas - Di tengah masyarakat seringkali terjadi polemik apakah basmalah dalam sholat dibaca dengan jelas dan keras (jahr) atau samar atau lirih (sirr). Polemik ini tak jarang menimbulkan prasangka yang tidak-tidak.

Contohnya, si A merupakan golongan C karena basmalah dibaca dengan keras dan jelas. Sementara, si B merupakan kelompok D karena basmalah dibaca dengan samar atau lirih.

Polemik ini tak berkesudahan karena terbatanya pengetahuan masyarakat tentang bacaan basmalah dalam sholat. Lantaran pengetahuan terbatas, mereka menganggap apa yang sudah dilakukannya adalah yang paling benar dan bisa jadi menyalahkan pihak lain yang tidak sepemahaman.

Padahal, jumhur ulama berpendapat, Nabi Besar Muhammad SAW melakukan keduanya. Riwayat basmalah keras dan basmalah lirih sama-sama terlacak dalam hadis sahih.

Mengutip muhammadiyah.or.id, Majelis Tarjih berpendapat boleh membaca basmalah secara jahr dan boleh juga secara sirr dalam salat. Pendapat ini berlandaskan hadis-hadis sebagai berikut:

“Diriwayatkan dari Anas, ia berkata: Saya salat bersama Rasulullah saw, Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman, tetapi saya tidak mendengar seorang pun di antara mereka yang membaca: ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’.” [HR. Muslim].

“Diriwayatkan dari Abu Hilal, diriwayatkan dari Nu’aim al-Mujammir, ia berkata: Saya salat dibelakang Abu Hurairah (makmum). Maka beliau membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’, kemudian membaca Ummul-Qur’an, hingga ketika sampai pada ‘Gairil-magdlubi ‘alaihim waladl-dlaalliin’ beliau membaca ‘Amiin’. Kemudian orang-orang yang bermakmum membaca ‘Amiin’. Dan setiap bersujud beliau membaca ‘Allahu Akbar’ dan apabila berdiri dari duduk dalam dua rakaat, beliau membaca ‘Allahu Akbar’, dan apabila membaca salam (sesudah selesai), beliau berkata: Demi Allah yang jiwaku berada di tangan-Nya, sesungguhnya saya orang yang paling mirip salatnya dengan salat Rasulullah SAW.” [HR. an-Nasa’i].

“Diriwayatkan dari Qatadah, diriwayatkan dari Anas, ia berkata: Saya salat di belakang Rasulullah saw, Abu Bakar, ‘Umar dan ‘Utsman r.a., tetapi saya tidak mendengar seorang pun di antara mereka yang membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’ dengan keras.” [HR. an-Nasa’i].

“Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Apabila kamu membaca al-Hamdu Lillah (surat al-Fatihah), maka bacalah ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’, sebab surat al-Fatihah adalah Ummul-Qur’an dan Ummul-Kitab dan Sab’ul-Matsani, adapun basmalah adalah salah satu ayat dari surat al-Fatihah.” [HR. ad-Daruquthni].

“Diriwayatkan dari Anas r.a., bahwa ia pernah ditanya tentang bacaan Rasulullah saw (surat al-Fatihah), maka Anas menjawab: Bacaannya secara madd (panjang). Lalu ia membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim, al-Hamdu Lillahi Rabbil ‘Alamin, ar-Rahmanir-Rahim, Maliki Yaumid-din, …’.” [Ditakhrijkan oleh al-Bukhari dari Anas, ad-Daruquthni mengatakan: Sanadnya shahih].

 

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Penjelasan Basmalah Jahr dan Sirr

Ilustrasi salat, Iduladha, di rumah
Ilustrasi salat, Iduladha, di rumah. (Photo by Michael Burrows on Pexels)

Penjelasan:

1. Hadits pertama yang diriwayatkan oleh Muslim dari Anas, menceritakan bahwa Anas tidak mendengar bacaan basmalah dari Nabi saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Tetapi bukan berarti bahwa mereka tidak membaca basmalah sama sekali, sebab kemungkinan mereka membacanya secara sirri, tidak jahr (keras). Sebab dalam riwayat lainnya, yang diriwayatkan oleh Ahmad, an-Nasa’i, dan Ibnu Khuzaimah, juga dari Anas, menyatakan: لاَ يَجْهَرُونَ بِسْمِ اللهِ الَّحْمَنِ الرَّحِيمِ. Ini menunjukkan bahwa mafhumnya adalah mereka membacanya secara sirri. Hadits yang ditakhrijkan oleh Muslim tersebut menurut para ulama adalah hadits yang berderajat shahih.

2. Hadits kedua, yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i dari Nu’aim al-Mujammir, menyatakan bahwa ketika ia salat di belakang Abu Hurairah (makmum), beliau membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’. Kemudian setelah selesai salat beliau berkata: Saya adalah orang yang paling mirip salatnya dengan salat Nabi saw. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Nabi saw membaca basmalah dengan jahr ketika mengerjakan salat. Perlu diketahui bahwa Abu Hurairah adalah sahabat yang dekat sekali kepada Nabi saw, dan tidak diragukan kejujuran, kepercayaan, ingatan serta kecerdasannya. Maka tidaklah mungkin beliau berdusta. Ash-Shan‘ani menyatakan bahwa hadits tersebut adalah hadits yang paling shahih dalam masalah basmalah (ash-Shan‘ani, 1961, I: 173).

3. Hadits ketiga, yang diriwayatkan oleh an-Nasa’i dari Anas, menyatakan bahwa Anas tidak mendengar Rasulullah saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman mengeraskan suaranya dalam membaca ‘Bismillahir-Rahmanir-Rahim’. Dari hadits tersebut dapat diambil pengertian (mafhum), bahwa Nabi saw, Abu Bakar, Umar dan Utsman membaca basmalah dengan sirri. Menurut para ahli hadits, hadits tersebut termasuk hadits shahih (ash-Shan‘ani, 1961, I: 173).

4. Hadits keempat, yang ditakhrijkan oleh ad-Daruquthni dari Abu Hurairah, menyatakan bahwa Nabi saw pernah memerintahkan kepada para sahabat untuk membaca basmalah apabila membaca al-Fatihah, sebab basmalah adalah salah satu ayat dari surat al-Fatihah, dan menurut ad-Daruquthni hadits tersebut adalah shahih.

5. Hadits kelima, yang ditakhrijkan oleh al-Bukhari dari Anas, menyatakan bahwa Rasulullah saw membaca basmalah apabila membaca surat al-Fatihah. Menurut ad-Daruquthni, sanad hadits tersebut adalah shahih. Menurut para ahli hadits, kelima hadits tersebut adalah shahih dan tidak dapat diketahui mana di antara hadits-hadits tersebut yang datang lebih dahulu, sehingga tidak dapat ditetapkan mana yang nasikh (yang menghapus) dan mana yang mansukh (yang dihapus). Justru hadits-hadits tersebut dapat dikompromikan dan dapat diamalkan semuanya.

Oleh karena itu kami berpendapat bahwa Rasulullah saw kadang-kadang membaca basmalah secara jahr dan kadang-kadang membacanya secara sirri. Majelis Tarjih menegaskan bahwa basmalah adalah salah satu ayat dari ayat-ayat surat al-Fatihah, boleh dibaca secara jahr dan boleh pula dibaca secara sirri dalam salat jahr, yaitu salat yang diharuskan membaca surat al-Fatihah secara jahr.

(Sumber: muhammadiyah.or.id/Majelis Tarjih)

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya