Rooster Bowl Doodle Google dan Kisah Rasulullah SAW Dibangunkan Ayam Jago

Mangkuk ayam jago hari ini, Senin (12/09/22) trending di mesin pencarian google. Sebanyak 160 ribu lebih penelusuran menggunakan kata tersebut. Terlepas dari hal itu, ternyata, ‘ayam jago’ merupakan hewan yang dipandang mulia oleh agama Islam, mengapa demikian?

oleh Liputan6.com diperbarui 12 Sep 2022, 15:30 WIB
Diterbitkan 12 Sep 2022, 15:30 WIB
Makna Gambar Ayam di Mangkuk Ayam Jago, Diciptakan Warga Hakka Dipatenkan di Thailand
Ilustrasi mangkuk ayam jago. (dok. Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Cilacap - Mangkuk ayam jago hari ini, Senin (12/09/22) trending di mesin pencarian google. Sebanyak 160 ribu lebih penelusuran menggunakan kata tersebut.

Selain itu, Doodle Google juga menampilkan gambar animasi mangkuk ayam jago. Dalam gambar tersebut, terlihat mangkuk itu bergerak dan seakan-akan juga gambar jago dalam mangkuk tersebut bergerak dan sedang berlari.

Ternyata, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, tren mangkuk ayam jago hari ini berkaitan dengan peringatan pemerintah Thailand yang mendaftarkan desain mangkuk ayam jago ini pada tahun 2013 yang silam.

Meskipun pendaftaran desain mangkuk ayam jago oleh pemerintah Thailand ini, sebenarnya awalnya produksi mangkuk ini berasal dari Tiongkok.

Mangkuk Ayam jago sudah dikenal di beberapa negara dan bukan merupakan barang yang asing, tak terkecuali di Indonesia. Di Indonesia, biasanya mangkuk ini untuk tempat makanan seperti bubur kacang hijau, bakso, mie ayam, soto dan lain sebagainya.

Terlepas dari tren mangkuk ayam jago ini, ternyata ‘ayam jago’ merupakan hewan yang dipandang mulia oleh agama Islam, mengapa demikian?

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Membangunkan Rasulullah SAW dan Orang untuk Salat

Ayam Jago - Vania
Ilustrasi Ayam Jago/https://unsplash.com/Sarah Halliday

Hal ini sesuai dengan hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari no. 1064 sebagai berikut:

حَدَّثَنِي عَبْدَانُ قَالَ أَخْبَرَنِي أَبِي عَنْ شُعْبَةَ عَنْ أَشْعَثَ سَمِعْتُ أَبِي قَالَ سَمِعْتُ مَسْرُوقًا قَالَ سَأَلْتُ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا أَيُّ الْعَمَلِ كَانَ أَحَبَّ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَتْ الدَّائِمُ قُلْتُ مَتَى كَانَ يَقُومُ قَالَتْ كَانَ يَقُومُ إِذَا سَمِعَ الصَّارِخَ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ سَلَامٍ قَالَ أَخْبَرَنَا أَبُو الْأَحْوَصِ عَنْ الْأَشْعَثِ قَالَ إِذَا سَمِعَ الصَّارِخَ قَامَ فَصَلَّى

"Telah menceritakan kepada saya 'Abdan berkata, telah mengabarkan kepada saya Bapakku dari Syu'bah dari Asy'ats; Aku mendengar Bapakku berkata; Aku mendengar Masruq berkata; "Aku pernah bertanya kepada 'Aisyah radliallahu 'anha, amal apakah yang paling disukai oleh Nabi SAW? 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Amal yang ditekuni secara terus menerus". Aku bertanya lagi: "Kapan Beliau bangun malam?" 'Aisyah radliallahu 'anha menjawab: "Beliau bangun malam bila mendengar suara kokok ayam". Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Salam berkata, telah mengabarkan kepada kami Abu Al Ahwash dari Al 'Asy'ats berkata: "Jika Beliau mendengar suara kokok ayam Beliau bangun lalu shalat". (HR Bukhari)

Hadis ini menjelaskan kisah Rasulullah SAW yang bangun malam bila mendengar suara ayam (as-Shaarikh) sebagaimana yang diceritakan oleh Aisyah RA.

Dalam hadis ini menggunakan kata 'as-shaarikh' yang berdasarkan penuturan Imam Nawawi dan ijma' ulama berarti ayam jago (ad-Dhiku).

Kemudian berdasarkan musnad al-Thoyalisi sebagaimana dikutip oleh Ibnu Hajar al-Asqalani dalam Fathul Barii, kata 'as-Shaarikh diartikan sebaga 'ayam jago'. Sebab ayam jago yang memiliki kebiasaan biasa berkokok panjang dan nyaring di tengah malam.

Perihal kapan waktu as-Shaarikh berkokok, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Ada yang menyebutkan pada pertengahan malam sebagaimana dikatakan oleh Ibn Tain dan Ibn Abbas.

Sedangkan menurut menurut Ibn Bathal, suara ayam jago terdengar pada sepertiga malam yang akhir.

 

Larangan Mencela Ayam Jago

Ilustrasi Ayam Jago
Ilustrasi Ayam Jago (Gambar oleh Thawathai Seangsai dari Pixabay)

Selanjutnya, mengutip konsultasisyariah.com disebutkan dalam hadis dari Zaid bin Khalid al-Juhani RA, perihal larangan Rasulullah SAW mencela ayam jago.

Sebab hewan ini mempunyai kebiasaan mulia, yakni membangunkan orang untuk salat.

لَا تَسُبُّوا الدِّيكَ فَإِنَّهُ يُوقِظُ لِلصَّلَاةِ

"Janganlah mencela ayam jago, karena dia membangunkan (orang) untuk shalat." (HR. Ahmad 21679, Abu Daud 5101, Ibn Hibban 5731 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Lebih lanjut, al-Hafidz Ibn Hajar sebagaimana menukil keterangan al-Halimi menerangkan sebagai berikut:

قال الحليمي يؤخذ منه أن كل من استفيد منه الخير لا ينبغي أن يسب ولا أن يستهان به بل يكرم ويحسن إليه قال وليس معنى قوله فإنه يدعو إلى الصلاة أن يقول بصوته حقيقة صلوا أو حانت الصلاة بل معناه أن العادة جرت بأنه يصرخ عند طلوع الفجر وعند الزوال فطرة فطره الله عليها

Al-Halimi mengatakan, Disimpulkan dari hadis ini bahwa semua yang bisa memberikan manfaat kebaikan, tidak selayaknya dicela dan dihina. Sebaliknya, dia dimuliakan dan disikapi dengan baik. Sabda beliau, ‘ayam mengingatkan (orang) untuk shalat’ bukan maksudnya dia bersuara, ‘shalat..shalat..’ atau ‘waktunya shalat…’ namun maknanya bahwa kebiasaan ayam berkokok ketika terbit fajar dan ketika tergelincir matahari. Fitrah yang Allah berikan kepadanya.” (Fathul Bari, 6/353).

Penulis: Khazim Mahrur

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya