Butuh Bantuan? Ada Layanan Posko Crisis Center NU untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Sejak diresmikan pada Selasa (4/10/2022), keberadaan Posko Crisis Center NU terus memberikan layanan kepada korban dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan, Malang

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Okt 2022, 04:30 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2022, 04:30 WIB
Satu Korban Tragedi Kanjuruhan Meninggal Dunia di RSSA Malang
Ibu dan keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan Malang menangis pilu menunggu jenasah di RS Saiful Anwar Malang pada Selasa, 11 Oktober 2022 (Liputan6.com/Zainul Arifin)  

Liputan6.com, Malang - Sejak diresmikan pada Selasa (4/10/2022), keberadaan Posko Crisis Center Nahdlatul Ulama terus memberikan layanan kepada korban dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan, Malang. Tidak semata bantuan medis, juga memberikan layanan konseling dan menyalurkan santunan.

“Yang kami lakukan sampai dua bulan ke depan adalah memastikan para korban dan keluarga tragedi Stadion Kanjuruhan memperoleh layanan yang dibutuhkan,” kata Iik Khasanah, Rabu (12/10/2022).

Mahasiswi salah satu perguruan tinggi kesehatan di Malang ini mengemukakan bahwa layanan yang diberikan di posko beragam. Dari masalah penanganan medis hingga konsultasi psikologi. Karenanya, posko yang beralamat di Jalan KH Hasyim Asy’ari No 21, Kauman, Krajan, Kota Malang tersebut juga menyediakan tenaga medis, perawat, dan tenaga konseling.

“Setiap hari setidaknya telah siap 10 tenaga medis, termasuk psikolog yang akan melayani korban maupun keluarga korban tragedi Stadion Kanjuruhan,” ungkap perempuan yang setiap hari berada di posko tersebut.

Petugas Posko Crisis Center NU tersebut menjelaskan layanan yang selama ini diberikan. meliputi mulai penanganan medis, hingga konseling kepada korban dan keluarga korban Kanjuruhan.

Ia kemudian menjelaskan bahwa para korban tragedi Kanjuruhan tidak semata membutuhkan pelayanan medis. Tak kalah penting adalah menghilangkan trauma usai tragedi Kanjuruhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022) malam dan menewaskan ratusan orang tersebut.

“Layanan medis dan konseling tidak semata diberikan di posko, juga dapat menyesuaikan dengan kebutuhan korban maupun keluarga,” jelas anggota Divisi Pengabdian Masyarakat Pengurus Cabang (PC) Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Kota Malang tersebut.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Korban Trauma dan Anak-Anak Yatim

Foto: Momen Haru saat Skuad Arema FC Berziarah ke Makam Korban Tragedi Kanjuruhan
Di tempat lain, Presiden Arema FC, Gilang Widya Pramana (tengah) memeluk kerabat dari salah satu korban lainnya, Iwan Junaedi saat bertakziah ke tempat tinggal korban. (AP/Dicky Bisinglasi)

Iik kemudian menceritakan bahwa ada korban tragedi Kanjuruhan yang trauma sehingga tidak berkenan keluar rumah. Ketika mendapatkan kasus seperti ini, tim konseling akan datang ke rumah korban. Demikian pula mereka yang tidak ingin memperoleh layanan kesehatan di posko, maka tim medis yang akan datang ke alamat korban.

“Kami juga memberikan kesempatan konsultasi dengan sejumlah dokter bila ternyata ada tindakan yang membutuhkan masukan dari tim medis di posko,” katanya.

Seperti diberitakan sebelumnya, tragedi Kanjuruhan mendapat perhatian khusus dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Bahkan Ketua Umum PBNU, KH Yahya Cholil Staquf hadir di Malang untuk serangkaian kegiatan terkait tragedi memilukan itu. Salah satunya meresmikan Crisis Center NU hasil inisiasi Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Malang.

Pada kesempatan itu, Gus Yahya mengatakan posko siap melayani identifikasi korban yang belum ditemukan. Juga advokasi hukum, trauma healing, bantuan kesehatan, hingga santunan. Untuk itu, ia mendorong PCNU Kota Malang untuk proaktif membantu para korban dan keluarganya.

“Musibah ini berat terutama bagi keluarga korban. Untuk itu mari kita atasi secara bersama-sama,” ujar putra KH Cholil Bisri Rembang ini.

Gus Yahya juga menginstruksikan agar tim Crisis Centre proaktif. Artinya, jangan menunggu ada laporan masuk. Tim harus melakukan pelacakan dan pendataan korban secara mandiri. Tak kalah penting, imbuh Gus Yahya, NU juga harus memberikan perhatian khusus bagi anak-anak yatim maupun piatu akibat tragedi Kanjuruhan 1 Oktober lalu.

Ia meminta anak-anak tersebut tidak sampai luput dalam perhatian PCNU Kota Malang. “Berikan bantuan yang terbaik terutama untuk pendidikannya sampai mereka bisa mandiri,” ungkap Gus Yahya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya