Ngidam dalam Perspektif Islam, Haruskah Suami Turuti Kemauan Istri saat Hamil?

Istilah istri yang menginginkan sesuatu kepada suaminya saat hamil disebut ngidam. Ketika istri lagi ngidam, sang suami harus menuruti kemauan istrinya. Ada yang meyakini jika suami tidak menuruti permintaan istrinya nanti bayinya ngiler saat lahir.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 30 Okt 2022, 10:30 WIB
Diterbitkan 30 Okt 2022, 10:30 WIB
Menjaga Kesehatan Ibu Hamil
Ilustrasi istri yang lagi hamil ngidam ke suami. Credit: pexels.com/Melanie

Liputan6.com, Jakarta - Ketika sedang mengandung, istri yang sedang hamil sering meminta sesuatu kepada suaminya yang kadang kala kemauannya itu aneh-aneh. Misalnya, minta buah-buahan, kue, atau lainnya.

Istilah istri yang menginginkan sesuatu kepada suaminya saat hamil disebut ngidam. Ketika istri lagi ngidam, sang suami harus menuruti kemauan istrinya. Ada yang meyakini jika suami tidak menuruti permintaan istrinya nanti bayinya ngiler saat lahir.

Ulama muda asal Kaliwungu, Kendal, Gus Rifqil Muslim Suyuthi menjelaskan, ngidam dalam beberapa literatur Islam disebut wahm. Menurutnya, wahmun atau wahm yang merupakan istilah lain dari ngidam boleh-boleh saja dalam Islam.

“Dalam literatur yang kita baca referensi dari ahlussunnah wal jamaah, wahm ini boleh-boleh saja selama ngidamnya ini masih masuk akal dan tidak melanggar syariat,” kata Gus Rifqil seperti dikutip dari YouTube NU Online, Sabtu (29/10/2022).

Contoh ngidam yang dibolehkan misalnya ketika istri minta mangga muda. Namun, apabila istri ngidam minta mangga muda tetangga dengan cara mencuri itu tidak boleh, karena ada unsur maksiatnya.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Yang Dirasakan Ketika Ngidam

Ilustrasi Ibu Hamil/ Pexels
Ilustrasi Ibu Hamil (Foto oleh Dahlak Tarekegn dari Pexels)

Menambahkan penjelasan suaminya, Ning Imaz Fatimatuz Zahra menerangkan bahwa ngidam memang disebutkan di beberapa referensi kitab klasik dengan bahasa wahm atau keinginan.

“Di sini keinginan yang mendapatkan legalitas dari syara. Dalam Bujairomi ala Khotib kemudian Hasyiah Syarwani itu dijelaskan memang ketika seorang perempuan ngidam itu diperbolehkan dan bahkan diharuskan suami untuk memenuhi keinginannya, selama keinginan itu dibutuhkan oleh orang ngidam itu sendiri sesuai adat yang berlaku juga,” jelas putri pengasuh Ponpes Lirboyo, Kediri ini.

Kata Ning Imaz, orang yang ngidam memang sudah adatnya meminta sesuatu yang aneh-aneh. Permintaan istri yang ngidam dipenuhi saja selagi tidak melanggar syariat. Sebab, istri yang lagi ngidam mengalami banyak perubahan emosi.

“Yang saya rasakan ketika ngidam, saya sendiri sebetulnya mengalami banyak perubahan emosi yang sebelumnya. Saya rasa bukan diri saya. Saya kok tiba-tiba sedih, tiba-tiba senang,” tuturnya.

“Yang saya rasakan ketika ngidam, saya sendiri sebetulnya mengalami banyak perubahan emosi yang sebelumnya saya rasa bukan diri saya. Saya kok tiba tiba sedih, tiba tiba senang. Jadi, banyak dinamika emosional yang dihadapi ibu hamil itu sendiri  dan itu memengaruhi janin memang ketika seorang ibu sedih terus menerus kemudian ibu ini tidak mendapat support system yang baik,” tambah Ning Imaz.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya