Liputan6.com, Jakarta - Bentuk bumi antara bulat atau datar masih terus menjadi perbincangan hingga saat ini. Sebagian ilmuwan berpendapat bahwa bumi bulat. Sebagiannya lagi justru membantah dan berpendapat jika bumi datar.
Terlepas dari dua teori bentuk bumi yang sering kita dengar itu, tidak ada salahnya sebagai umat Islam mengkaji bentuk bumi dalam Al-Qur’an. Bentuk bumi yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dibeberkan oleh Ustaz Adi Hidayat (UAH).
Baca Juga
“Baik bulat maupun datar keduanya memiliki teori yang punya dasar kuat,” kata UAH dikutip dari YouTube Adi Hidayat Official, Sabtu (26/11/2022).
Advertisement
Dalam video YouTube tersebut, pertama-tama UAH mengupas surah An-Naba ayat 6. Berikut adalah bacaan Arab dan artinya.
اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ
Artinya: "Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan.” (Ayat Al-Qur'an terkait dapat dilihat di sini)
UAH menjelaskan, dalam ayat tersebut menggunakan kata “Naj’al” yang asalnya dari kata “Ja’ala”. Menurutnya, ayat ini bukan ingin berbicara bentuk bumi, tapi tentang fungsionalisasi bumi yang sudah terbentuk.
Ayat tersebut berbicara soal bagaimana bumi bisa digunakan, bagaimana semua yang ada di bumi bisa dijalani untuk beraktivitas. Kalau ingin tahu bentuk bumi, keluar dari bumi dan lihat langsung.
“Pertanyaan selanjutnya, ustaz apa ada isyarat tentang pembentukan bumi dalam Al–Qur’an? Ada, cuma ayatnya bukan di sini,” jelas UAH.
Kemudian UAH mengupas surah Az–Zumar ayat 5. Berikut bacaan Arab dan artinya.
خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ بِالْحَقِّۚ يُكَوِّرُ الَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى الَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اَلَا هُوَ الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ
Artinya: “Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Mahamulia, Maha Pengampun.” (Ayat Al-Qur'an terkait dapat dilihat di sini)
Saksikan Video Pilihan Ini:
Bentuk Bumi
Dalam ayat tersebut menggunakan kata “Kholaqo” bukan “Ja’ala”. Artinya ayat tersebut berbicara tentang bentuknya, bukan fungsinya lagi.
“Allah melipat (mengganti) siang dan malam bergantian. Yukawwir itu dari kata kawwara-yukawwiru-takwiran, dari kata qurrah asalnya. Qurrah itu kalau sekarang diterjemahkan dengan bola. Bola bentuknya apa? (bulat),” tuturnya.
“Karena itu ada yang mengatakan, ada isyarat dari sini kalau bicara bentuk bumi terlihat seperti bola, bentuknya bulat. Apakah bulatnya bulat murni atau kah bulatnya setengah murni?. Yang penting berbentuk bola kalau bicara bentukannya,” tambahnya.
“Bola berputar gak? Putar kan, kalau diputar itu bukankah seperti yang terlipat dari atas ke bawah, yang bawah naik ke atas. Ini bahasa kiasan, majas dalam Al-Qur’an. Jadi, kalau Allah menampilkan malam, siangnya dilipat ke bawah,” jelas UAH menyederhanakan makna dalam Al-Qur’an terkait bentuk bumi.
UAH menuturkan, isyarat dalam Al-Qur’an menunjukkan bahwa bentuk bumi mendekati seperti bola yang bulat. Kemudian timbul pertanyaan, apakah bisa beraktivitas di tempat yang bulat?
“Tidur di atas ban bisa gak? Bisa aja kalau bannya dihamparkan, didatarkan bisa kita tidur di atasnya, tapi kalau bannya bulat bagaimana?” tanya UAH.
“Maka inilah menjadikan kuasa Allah, menjadikan setiap titik di bumi yang bentuknya bola seperti itu setiap titiknya dihamparkan, yang ada di dalam bulatan itu dihamparkan semua kita nyaman beraktivitas di dalamnya. Itu maksudnya,” jelasnya.
Advertisement