Teori Suku Jawa Keturunan Langsung Nabi Ibrahim AS, Kajian Kitab dan Manuskrip Kuno

Dalam beberapa kesempatan, kita sering mendengar kisah antara Nabi Ibrahim AS dan anak-istrinya. Ada pula teori yang menyebut Suku Jawa atau Bani Jawi keturunan langsung Nabi Ibrahim AS dari Istrinya Qanturah

oleh Liputan6.com diperbarui 25 Des 2022, 04:30 WIB
Diterbitkan 25 Des 2022, 04:30 WIB
Naskah Kuno
Sebuah manuskrip kuno berbahan lontar masih tersimpan apik di Kabupaten Blora, Jawa Tengah. Naskah kuno itu merupakan peninggalan bersejarah abad ke-16 dari putera Sultan Pajang Hadi Widjaja. (Liputan6.com/ Ahmad Adirin)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa waktu terakhir, topik Bani Jawi kembali ramai dibicarakan. Mengacu kata 'bani' yang berasal dari bahasa Arab, ini ada kainnya dengan teori yang dulu juga sempat viral, yakni bahwa bangsa Melayu, khususnya suku Jawa dan sekitarnya adalah keturunan langsung Nabi Ibrahim AS.

Sumber tak terkonfirmasi, disebut "Dalam kitab Al-Kamil fi Al-Tarikh tulisan Ibnu Athir menyatakan bahwa Bani Jawa yang didalamnya termasuk bangsa Jawa, Sunda, Melayu, Sumatera, Bugis, dan sebagainya adalah keturunan Nabi Ibrahim AS.

Bani Jawi berasal dari dua suku kata yaitu Bani yang berarti kaum atau kelompok dan Jawi atau Jiwi yang berasal dari dua suku kata yakni Ji artinya satu Wi artinya Widi atau Tuhan, maka makna dari Bani Jawi adalah kaum yang meyakini adanya satu Tuhan.

Bani Jawi sebagai keturunan Nabi Ibrahim semakin nyata, ketika baru-baru ini penelitian dari seorang profesor dari universitas kebangsaan Malaysia diperoleh data bahwa di dalam DNA Melayu terdapat 27 % variant mediterranaen yang merupakan DNA bangsa-bangsa EURO-Sematik,".

Sebagi umat Islam, tentu saja kita yakin bahwa Bani Jawi atau bangsa Melayu adalah keturunan Nabi Adam AS. Lantas, bagaimana ceritanya bangsa Melayu yang tersebar di berbagai pulau di Nusantara hingga negeri jiran disebut sebagai keturunan Nabi Ibrahim AS.

Sebelum sampai ke pembahasan itu, ada baiknya melihat tarikh Nabi Ibrahim AS beserta istri dan keturunan-keturunannya, seperti diriwayatkan oleh ulama dan ahli sejarah masa silam.

Mengutip Laduni.id, dalam beberapa kesempatan, kita sering mendengar kisah antara Nabi Ibrahim AS dan anak-istrinya, termasuk Nabi Ismail AS dan Nabi Ishaq AS, juga beserta ibu keduanya, yakni Hajar dan Sarah.

Hal ini membuat beberapa orang hanya mengetahui, bahkan meyakini bahwa Nabi Ibrahim AS hanya memiliki dua orang istri dan dua orang anak saja. Padahal di balik itu, Nabi Ibrahim juga memiliki beberapa istri dan mendapatkan keturunan dari istri-istri tersebut.

Sesungguhnya para ulama dalam bidang sejarah mengatakan bahwa beliau tidak hanya memiliki 2 istri melainkan 3 istri. Bahkan ada yang mengatakan bahwa beliau juga memiliki istri yang ke-4. Salah satunya adalah Qanturah atau Siti Kanturah, yang dianggap sebagai ibunya bangsa Melayu.

Dan sekarang yang menjadi pertanyaan kita di sini adalah siapakah istri yang ketiga tersebut, apakah memang pada istri yang ke-3 atau ke-4 memiliki silsilah turunan bangsa melayu dari keduanya ?

 

Nabi Ibrahim AS, Istri dan Keturunannya

Peta Nusantara lama pada zaman Belanda. (Foto: Wikimedia commons)
Peta Nusantara lama pada zaman Belanda. (Foto: Wikimedia commons)

Dalam beberapa kitab menyebutkan dan salah satunya adalah kitab al-Bidayah wan Nihayah karangan Ibnu Katsir (w. 774 H) misalnya, beliau mengutip karya Abul Qasim as-Suhaili yang berjudul at-Ta’rif wal A’lam, menyebutkan beberapa anak dan istri Nabi Ibrahim As dalam pembahasan khusus tentang anak-anak Nabi Ibrahim al-Khalil (Dzikru Auladi Ibrahim al-Khalil).

 

Anak pertama dari Nabi Ibrahim adalah Nabi Ismail dari istri beliau bernama Hajar Al-Qibtiyah Al-Misriyyah. Kemudian lahirlah Nabi Ishaq dari istri beliau Sarah Binti ‘Am Al-Khalil, kemudian beliau menikah setelahnya dengan istri Qanturah binti Yaqthan Al-Kan’aniyah, Maka Qanturah melahirkan 6 orang anak, bernama Madyan, Zimran, Suraj, Yuqsan, Nusyaq dan anak yang ke-6 tidak diketahui namanya. Sedangkan Istri ke-4 beliau adalah Hajun binti Amin, kemudian ia melahirkan anak sebanyak 5 orang, yaitu Kisan, Suraj, Amim, Luthan, Nafis. Semua penjelasan ini telah disebutkan oleh Abu Qasim As-Suhaili didalam kitabnya At-Ta'rif wal I’lam." (Kitab Al-Bidayah wa An-Nihayah karya Imam Ibnu Katsir juz 1 hal. 407 atau hal. 175 cetakan Maktabah Al-Ma'arif Beirut Mesir tanpa tahun)

Istri Nabi Ibrahim AS Hajar al-Qibthiyah al-Misriyah yang selama ini kita kenal sebagai ibu dari Nabi Ismail AS, yang pernah ditinggal Ibrahim di padang pasir tandus bersama bayi Ismail.

Sedangkan istri Nabi Ibrahim AS Sarah binti Paman Nabi Ibrahim AS. Ia merupakan ibu dari Nabi Ishaq AS, cikal bakal dari bangsa Yahudi.

Setelah itu, Nabi Ibrahim AS kembali menikah dengan istri ketiganya yang bernama Qanturah binti Yaqtan al-Kan’aniyah. Dari istrinya yang ketiga ini, Ibrahim mendapatkan enam orang anak, yaitu: Madyan, Zamran, Siraj, Yaqsyan, Nasq, dan yang keenam belum diketahui namanya.

Adapun istrinya yang keempat adalah Hajun binti Amin, yang dalam kitab al-Kamil karya Ibnul Atsir disebutkan Hajun binti Ahir. Dari Hajun, Nabi Ibrahim mendapatkan lima orang keturunan: Kaisan, Sauraj, Umaim, Luthan dan Nafis.

Empat orang itulah yang menjadi istri Nabi Ibrahim AS dengan seluruh keturunannya yang berjumlah tiga belas. Sebagai pengetahuan dan wawasan, tentu kita perlu mengetahui hal ini.

 

Qanturah Ibu Bangsa Melayu?

Mengenang Sejarah Alquran dari Masa ke Masa
Koleksi mushaf Alquran yang tertulis di batu marmer dipamerkan di Museum Bayt Al-Quran, Jakarta, Minggu (19/5/2019). Bayt Al-Quran menyimpan lebih dari 60 mushaf Alquran kuno yang berasal dari berbagai daerah di Nusantara. (merdeka.com/Iqbal Nugroho)

Para sejarawan dan para ulama menyepakati bahwa istri ketiga nabi Ibrahim adalah Qanturah, hal ini dapat dilihat didalam beberapa buku dan kitab, seperti yang telah ditulis oleh Abuya Hamka didalam : Tafsir Al-Azhar-nya (2015), hal. 263, kemudian oleh Maulana Muhammad Ali dalam Tafsirnya : Al-Qur’an Terjemahan dan Tafsir (2015), hal. 233, kemudian oleh Ahmad Suhelmi, dalam bukunya : Salib di Bulan Sabil (2007), hal. 229 dan beberapa riwayat lainnya.

Kesimpulannya bahwa keberadaan Qanturah sebagai istri Nabi Ibrahim di sini memang tertulis dalam sejarah bahwa beliau memiliki istri selain Dewi Hajar dan Sarah.  

Banyak riwayat menyebutkan bahwa dari istri ke-3 Nabi Ibrahim AS yang bernama Qanturah inilah yang disebut-sebut sebagai nenak moyang dari bangsa melayu Indonesia. Namun tidak sedikit para ulama lain membantah anggapan ini, mereka mengatakan bahwa Qanturah adalah nenek moyang dari bangsa Turki.

Hal ini diungkapkan oleh pengarang kitab Anwar Al-Masyariq, nukilan kitab ini diambil oleh seorang ulama tafsir yang bernama Imam Ismail Haqqi Burusuwi, ia menulis catatan tersebut didalam kitab beliau bernama Tafsir Ruh Al-Bayan (hal. 238, darul al-fikri).

Sedangkan yang mengatakan bahwa Qanturah adalah nenek moyang dari bangsa melayu Indonesia adalah berasal dari pendapat ahli sejawaran melayu dunia dalam sebuah kongres yang pernah diadakan pada tahun 1995, hasil kongres itu menyimpulkan bahwa Qanturah adalah nenek moyang dari bangsa melayu, hal ini dapat dilihat pada hasil kongres tersebut yang telah dijadikan dalam sebuah artikel, pada halaman 68 tahun 1995.

Anggapan yang berpendapat bahwa Qanturah adalah nenek moyang dari bangsa Bani Jawi (yaitu sebutan untuk suku Jawa melayu, sunda, sumatra, dan bugis) adalah diperkuat dengan sebuah penelitian yang pernah diadakan oleh beberapa Profesor dari Universitas UKM Malaysia.

Hasil riset tersebut menyebutkan bahwa data tes DNA antara bangsa melayu atau umumnya Bani Jawi dengan DNA yang dimiliki oleh bangsa Euro-semetik yang selama ini diakui sebagai keturunan Nabi ibrahim keduanya memiliki kesamaan padad 27 % varian mediternanian, yaitu sebuah bangsa yang terletak pada pinggiran laut tengah, lokasi ini berada diantara Eropa dan Afrika.

Menurut sebuah manuskrip kuno, bangsa Melayu berasal dari keturunan Nabi Ibrahim AS dengan isteri ketiga beliau bernama Qantura/Siti Kenturah. Setelah wafatnya Sarah, Nabi Ishak AS telah merayu Nabi Ibrahim AS untuk menikah dengan ibu angkat beliau dari kerajaan Champa Kuno (bukan Champa Baru di era Angkor).

Akhirnya Nabi Ibrahim AS setuju dan menikah dengan Siti Qantura (Kenturah) dan telah dikurniakan oleh Allah 6 orang anak yaitu Zimran, Jokshan, Medan, Midian, Ishbak dan Shuah. Anak-anak mereka inilah menjadi nenek moyang dari bangsa Melayu/ Nusantara/Bani Jawi. Melayu diambil dari perkataan 'Mala' (nama bangsa asli Kenturah (Qanturah). Nama ini sama dengan nama yang tertulis dalam manuskrip yang diteliti oleh Ralph Olssen.

 

Jawi dan Bugis

Risalah dalam aksara Jawa yang ditemukan dalam Alquran kuno peninggal pasca-Perang Jawa atau Perang Diponegoro. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Risalah dalam aksara Jawa yang ditemukan dalam Alquran kuno peninggal pasca-Perang Jawa atau Perang Diponegoro. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Bukan itu saja, keturunan Qanturah (Kenturah) inilah yang banyak tinggal di Tanah Melayu, Sumatera, Jawa, Borneo, Sulawesi dan Mindanao. Semua tempat ini merupakan tempat yang mempunyai tulisan kuno yang diadaptasi dari tulisan Semitik kuno. Tulisan Rencong adalah tulisan resmi Melayu.

Jawa dan Bugis juga mempunyai tulisan yang hampir serupa. Agama resmi Melayu adalah agama Jawi. Agama Jawi adalah agama Monotheisme Nabi Ibrahim AS. Penggalian purbakala di sebuah daerah di Jordania menemukan kota purba yang bernama Jawi/Jawa. Qanturah (Kenturah) bukanlah ber-etnis Melayu. Walaupun beliau melahirkan bangsa Melayu, Qanturah (Kenturah) adalah dari bangsa Mala. Melayu adalah bangsa Mala yang mempunyai darah keturunan Nabi Ibrahim AS.

Semua bangsa seperti Jakun, Iban, Kadazan, Melanau, Bajau, dan seumpamanya adalah merupakan bangsa asal Mala. DNA bagi bangsa ini adalah 01m-19a. Ini menerangkan Kenturah mungkin berasal dari satu kerajaan purba yang dulu pernah ada di Timur ketika zaman Nabi Ibrahim AS.

Dapat kita ambil kesimpulan bahwa sesungguhnya Qanturah atau Kenturah adalah istri ke-3 Nabi Ibrahim dari Bangsa Melayu, yaitu kita dari Indonesia dan Malaysia, hal ini karena Bani Jawi telah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia dan Malaysia. Kedua, para sejarawan dan ulama mengakui bahwa Qanturah adalah nenek moyang bangsa Melayu. Ketiga, Qanturah ada yang menyebutkan berasal dari bangsa Sumatra, tidak diketahui dari wilayah mana, namun pendapat ini dapat dilihat dari beberapa riwayat sejarawan dan ulama secara lisan.

Adapun mengenai istri ke-4 Nabi Ibrahim AS tidak banyak riwayat dalam buku atau kitab disebutkan. Oleh karena itu disini hanya dibahas pada istri ke-3 beliau saja.

Inilah fakta mengenai Istri ke-3 Nabi Ibrahim AS. Dan semua yang diungkapkan diatas adalah berasal dari kutipan referensi buku dan kitab yang akurat.

Demikian Asimun Ibnu Mas'ud menyampaikan kisah Nabi Ibrahim AS dari berbagai sumber semoga bermanfaat.

Tim Rembulan

Saksikan Video Pilihan Ini:

Warga kembali menemukan artefak kuno berupa batu mirip nisan di sekitar situs batu bata kuno Kalikudi, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Nakam S Wibowo/Muhamad Ridlo)
Warga kembali menemukan artefak kuno berupa batu mirip nisan di sekitar situs batu bata kuno Kalikudi, Cilacap. (Foto: Liputan6.com/Nakam S Wibowo/Muhamad Ridlo)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya