Liputan6.com, Bogor - Kiamat adalah suatu peristiwa berakhirnya kehidupan manusia dan semua makhluk hidup di atas dunia. Pada hari kiamat alam semesta termasuk bumi dan seisinya akan hancur. Allah SWT kemudian membangkitkan manusia yang sudah meninggal dari alam kubur.
Umat Islam wajib meyakini bahwa kiamat akan terjadi meski tidak tahu kapan waktunya. Mempercayai adanya hari akhir merupakan salah satu Rukun Iman dalam agama Islam.
Hari kiamat pasti datang, sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Hajj ayat 7.
Advertisement
وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ
Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.”
Baca Juga
Kendati tidak diketahui kapan terjadinya kiamat, namun tanda-tandanya telah disebutkan dalam Al-Qur’an dan sejumlah hadis. Tanda-tanda kiamat juga dijelaskan oleh pengasuh LPD Al Bahjah KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya.
Mengutip tayangan YouTube Al Bahjah TV, Ahad (11/12/2022), Buya Yahya menjelaskan bahwa tanda hari kiamat terbagi menjadi tanda sugra (kecil) dan tanda kiamat kubra (besar).
“Kita bicara versi mazhab kita ahlus sunnah wal jama'ah asy'ariyyah. Ada kiamat sugra, (tanda-tanda kiamat) sugra termasuk gede-gedean bangunan, banyaknya perempuan, tersebarnya kejahatan, diutusnya Nabi Muhammad. Itu adalah menunjukkan kiamat dekat, alamat sugra,” jelasnya.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Tanda Kiamat Kubra
Buya Yahya menyebutkan tanda-tanda kiamat kubra, di antaranya kemunculan Ya’juj dan Ma’juj, turunnya Nabi Isa AS, terbitnya matahari dari sebelah barat, hingga keluar api dari kawah Aden.
“Bagi kita datangnya Mahdi sebagai tanda kiamat kubra. Kalau sudah Imam Mahdi datang dekatlah hari kiamat sesungguhnya. Kita yakin, ahlussunnah wal jamaah meyakini (datangnya Imam Mahdi). Tapi kalau ada orang yang mengingkari tidak kita katakan kafir. Tapi kalau (tidak meyakini) dajjal, ya’juj wa ma'juj kafir mereka,” katanya.
“Tolong dibedain ini ya. Ada furuil akidati sama usuil akidati. Memang sebagai kita ahlussunnah wal jamaah merentet dalilnya Imam Mahdi seolah olah derajat mutawatir, akan tetapi kesepakatan tentang riwayat tentang mahdi tidak sampai sepakat seperti tentang dajjal, ya’juj ma’juj, dan lainnya,” jelas Buya Yahya.
Advertisement