Bukan Tuhan, Ini 6 Penyebutan Nabi Isa AS dalam Al-Qur'an

Al-Qur'an menggambarkan beberapa aspek terkait Nabi Isa yaitu dari sisi nama, proses kelahiran, kehidupan, dan kematiannya

oleh Liputan6.com diperbarui 31 Des 2022, 14:30 WIB
Diterbitkan 31 Des 2022, 14:30 WIB
Sensasi Naik Unta Menjelajahi Padang Pasir China
Para wisatawan menaiki unta di padang pasir di Dunhuang di provinsi Gansu di China barat laut (10/8/2019). Dunhuang adalah sebuah kota tingkat kabupaten di barat laut provinsi Gansu, Tiongkok Barat. (AFP Photo/Str)

Liputan6.com, Jakarta - Tahun baru diperingati tiap tahun, termasuk tahun baru 2023 ini. Momen pergantian tahun baru terjadi pada 1 Januari.

Dalam tradisi Nasrani, peringatan atau perayaan tahun baru terkait dengan kelahiran Nabi Isa dalam tradisi Nasrani. Bagi umat Nasrani, Isa adalah penyelamat 'Mesias' dan sosok anak tuhan atau Tuhan itu sendiri.

Islam melihatnya berbeda. Dalam perspektif Islam, Isa AS adalah makhluk ciptaan Allah SWT. Dia adalah Rasul, utusan Allah yang mulia.

Dalam Islam semua Nabi diposisikan sebagai uswah, pemimpin, dan panutan. Akan tetapi, ketika berbicara Nabi Isa, pemaparan al-Qur'an tentang sosok agung ini begitu tajam dan mendetail.

Secara keseluruhan, Al-Qur'an mempersepsikan Nabi Isa AS sebagai sosok yang salih yang tidak keluar dari cara pandang kenabian yaitu ketauhidan yang murni.

Dalam Pengajian Tarjih edisi ke-117 pada Rabu (10/02), Ustadi Hamsah selaku pemateri mengungkapkan bahwa al-Qur'an menggambarkan beberapa aspek terkait Nabi Isa yaitu dari sisi nama, proses kelahiran, kehidupan, dan kematiannya.

Ustadi juga membahas ihwal sebutan-sebutan dalam al-Quran yang melekat pada diri Nabi Isa. Berikut Ini adalah penyebutan Nabi Isa AS dalam Al-Qur'an.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini


1. Isa Sebagai Ayat

“Pertama, Isa disebut sebagai ‘Ayat’ (3:50) maksudnya adalah dia sebagai tanda kekuasaan Allah. Kelahiran Isa itu tanda kekuasaan Allah. Penciptaan Isa itu tanda kekuasaan Allah. Posisi Isa atau penciptaan Isa itu sama dengan Adam yang sama-sama Allah ciptakan dari tanah,” terang Ustadi, dikutip dari Muhammadiyah.or.id, Jumat (30/12/2022).

Ustadi menerangkan bahwa penciptaan, kelahiran, kemukjizatan yang melekat pada diri Nabi Isa merupakan tanda kekuasaan Allah. Sebagai Zat Yang Maha Kuasa, Allah mampu memberikan keistimewaan-keistimewaan pada Nabi Isa.

2. Isa Sebagai Matsal atau Perumpamaan

“Kedua, disebut ‘Matsal’ (3: 59; 43: 57, 59) atau Isa disebut sebagai perumpamaan. Ini tanda kekuasaan Allah mampu menciptakan makhluk tanpa latar belakang apapun itu juga bisa. Menciptakan dari tanah Allah bisa seperti Adam dan Isa,” tuturnya.

3. Isa Sebagai Syahid

Selain ‘Ayat’ dan ‘Matsal’, ketiga Nabi Isa juga disebut dengan ‘Syahid’ (5: 117). Artinya, sebagai Nabi dan Rasul, Nabi Isa memiliki posisi sebagai saksi atas umatnya. Saksi atas kebenaran dan ketauhidan yang harus disebarkan kepada ummat. Nabi Isa harus dapat menjadi saksi atas ummatnya sebagaimana Rosulullah SAW.

 


4. Isa Sebagai Rahmah

“Keempat, ‘Rahmah ‘(19: 21). Maksudnya adalah dimanapun ia berada itu membawa kebaikan, kebenaran, dan ketentraman pada orang-orang disekitarnya. Termasuk Rosulullah SAW karena posiinya adalah rohmatan lil ‘aalamiin,” tegas Ustadi.

Ustadi menerangkan bahwa apa yang diajarkan oleh Isa bin Maryam yang sesuai dengan ketauhidan itu dilanjutkan dan disempurnakan oleh Rasulullah SAW. Sehingga Isa pun di dalam al-Quran disebut sebagai rahmah.

5. Isa Sebagai Sosok Utama

“Kelima, ‘Wajih/Pinunjul’ (3: 45) terkemuka, karena posisinya sebagai ayat yang diturunkan Allah yang latar belakang kemukjizatannya memang luar biasa,” imbuh Ustadi.

Ustadi menggarisbawahi bahwa bukan berarti pinunjul itu melebihi nabi-nabi lain, tapi karena kemukjizatannya itu berbeda dari nabi-nabi yang lain. Kelebihan yang diberikan Alla itu digunakan untuk menentang orang-orang yang menantang keras kerasulan Muhammad SAW.

6. Muqarrabin

“Keenam, ‘Min al-Muqarrabin’ (3: 45) yaitu orang-orang yang dekat dengan Allah sehingga keinginan Isa selalu diijabah oleh Allah. Ketujuh, ‘Min al-Shalihin’ (3: 46) maksudnya Isa termasuk orang-orang yang kontekstual, pandai dalam zamannya,” kata Ustadi.

Sebutan Nabi Isa yang kedelapan di dalam al-Quran adalah ‘Mubarak’, yang berarti membawa keberkahan Allah kepada orang-orang di zamannya. Mampu menyembuhkan orang buta, kusta bahkan dapat menghidupkan orang mati dengan izin Allah. Sehingga al-Qur’an menyebutkan isa sebagai Mubarak.

“Itulah keistimewaan Nabi Isa karena dari segi nama saja ia punya banyak penyebutan-penyebutan yang tidak didapati pada nabi-nabi yang lain,” pungkas Ustadi.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya