Waktu Terbaik Sahur Malam atau Dini Hari? Ini Penjelasan Berdasar Al-Qur'an dan Hadis

Pada zaman dulu, sahur di Indonesia dilakukan sebelum tengah malam atau pukul 00.00 WIB. Pada era modern, sahur dilakukan pada dini hari, mendekati fajar. Lantas, kapan waktu terbaik sahur?

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mar 2023, 12:46 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2023, 22:30 WIB
Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur
Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur. (Background photo created by freepik - www.freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Hukum sahur adalah sunah. Sahur menjadi rutinitas yang begitu khas di bulan Ramadhan.

Bagaimanapun, meski sunah, sahur serasa wajib karena jika tak sahur puasa keesokan hari akan jadi lebih berat.

Secara lahiriah, pentingnya sahur sangat dirasakan oleh umat Islam di Indonesia. Terlebih, Indonesia adalah negara tropis di mana waktu-waktu tertentu cuaca begitu panas sehingga puasa lebih berat.

Beruntungnya, berada di garis khatulistiwa membuat waktu puasa di Indonesia relatif stabil. Terkini, puasa di Indonesia berdurasi sekitar 13 jam. 

Konon, pada zaman dulu, sahur di Indonesia dilakukan sebelum tengah malam atau pukul 00.00 WIB. Pada era modern, sahur dilakukan pada dini hari, mendekati fajar.

Lantas, kapan waktu terbaik sahur? Berikut ini adalah penjelasan berdasarkan Al-Qur'an dan hadis Rasulullah SAW.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:

Waktu Terbaik Sahur

Dalam pengertian bahasa, sahur diartikan sebagai hidangan yang dimakan pada waktu “sahr” atau dini hari, yaitu setelah pertengahan malam hingga menjelang fajar.

Mengutip laman MUI, Rasulullah SAW mengabarkan tentang keutamaan waktu melaksanakan sahur. Kapankah waktu yang dimaksudkan?

إِنَّ فِينَا رَجُلَيْنِ مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّممَ أَحَدُهُمَا يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ السُّحُورَ وَالْآخَرُ يُؤَخِّرُ الْإِفْطَارَ وَيُعَجِّلُ السُّحُورَ قَالَ فَقَالَتْ عَائِشَةُ أَيُّهُمَا الَّذِي يُعَجِّلُ الْإِفْطَارَ وَيُؤَخِّرُ السُّحُورَ قَالَ ف فَقُلْتُ هُوَ عَبْدُ اللَّهِ فَقَالَتْ كَذَا كَانَ يَصْنَعُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Sesungguhnya di antara kami ada dua orang laki-laki dari sahabat Nabi ﷺ, salah satunya menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur, sedangkan yang satunya mengakhirkan berbuka dan menyegerakan sahur.” Dia berkata, Aisyah berkata, “Siapa di antara keduanya yang menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur?” Dia berkata, saya berkata, “Dia adalah Abdullah.” Aisyah berkata, “Seperti itulah yang dilakukan Rasulullah ﷺ.” (HR Ahmad, No 24230)

Merujuk pada penjelasan Rasulullah SAW di atas terkait keutamaan untuk menyegerakan berbuka dan mengakhirkan sahur. Bahkan Aisyah RA menyebutkan bahwa kedua hal tersebut merupakan kebiasaan yang dilakukan Rasulullah.

Menurut Syekh Yusuf al-Qardhawi dalam Fiqh ash-Shiam bahwa tujuan dari melaksanakan sahur adalah agar orang yang berpuasa dapat melaksanakan ibadah dengan tahan dari lapar dan dahaga. Terlebih apabila waktu siang di daerah yang mereka tinggali jauh lebih lama.

Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Zaid bin Tsabit, dia berkata “Kami bersantap sahur bersama Rasulullah kemudian kami bangun utuk sholat.” Anas bertanya kepadanya, “Berapa jarak waktu di antara keduanya?” Dia menjawab, “Sekitar (bacaan) lima puluh ayat.”

 

Sahur dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah 187

Berkenaan dengan hal tersebut Allah SWT berfirman dalam surah al-Baqarah ayat 187 yang penggalannya sebagai berikut:

وَكُلُوْا وَاشْرَبُوْا حَتّٰى يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْاَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْاَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِۖ ثُمَّ اَتِمُّوا الصِّيَامَ اِلَى الَّيْلِۚ

…Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian, sempurnakanlah puasa sampai (datang) malam….”

Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa telah diriwayatkan oleh banyak ulama kalangan salaf terkait mereka memberikan toleransi makan sahur hingga mendekati fajar. Pendapat ini diriwayatkan di antaranya dari kalangan sahabat dan tabi’in.Selain itu, Rasulullah juga memerintahkan pula kepada umatnya untuk melaksanakan santap sahur. Sebab, di dalamnya memiliki keberkahan. Sebagaimana yang dikabarkan Rasulullah:

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِي السَّحُورِ بَرَكَةً

Nabi ﷺ bersabda, “Bersahurlah kalian, karena di dalam sahur ada barakah.” (HR Bukhari, No 1789)

Di antara berkah sahur adalah selain memberikan santapan kepada umat Islam yang bersifat materi, dia juga memberikan santapan ruhani. Sebagaimana yang dilakukan dengan cara berdzikir, istighfar, dan berdoa dalam waktu yang penuh keberkahan ini.

Maka tidak berlebihan pula apabila Rasulullah SAW sampai memerintahkan pelaksanaan sahur. Sebab keberkahan yang ada di dalamnya sangat disayangkan apabila dilewatkan oleh umat Islam. Terlebih apabila dilaksanakan pada saat bulan Ramadhan, tentu keberkahan yang ada akan berkali lipat dibandingkan dengan bulan selainnya.

Waktu sahur merupakan saat rahmat diturunkan. Harapannya adalah agar umat Islam termasuk kedalam golongan orang-orang yang senang untuk memohon ampun di waktu sahur. Wallahu’alam. (Isyatami Aulia, ed: Nashih)

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya