El Nino Picu Kemarau Panjang di Indonesia, Ini Doa-Doa Minta Hujan Rasulullah SAW

Seluruh pemerintah daerah diminta bersiap menghadapi kemarau panjang yang bakal menyebabkan kekeringan. Hal ini dikarenakan siklus El Nino bakal melanda Indonesia mulai Mei 2023

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Apr 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2023, 00:30 WIB
FOTO: Petani Desa Sukaringin Alami Gagal Panen
Kondisi sawah yang mengalami gagal panen di Desa Sukaringin, Sukawangi, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Jumat (10/9/2021). Menurut petani, musim kemarau membuat sawah kekeringan dan gagal panen yang sudah berlangsung selama delapan bulan. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Seluruh pemerintah daerah diminta bersiap menghadapi kemarau panjang yang diprediksi bakal menyebabkan kekeringan. Hal ini dikarenakan siklus El Nino bakal melanda Indonesia mulai Mei 2023.

El Nino yang merupakan fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normal di Samudera Pasifik diprediksi akan melanda Indonesia pada Agustus 2023. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun meminta semua pihak bersiap menghadapi kemarau panjang ini.

Menko Luhut mengatakan, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah harus bersiap melakukan upaya mitigasi menghadapi El Nino. Berdasarkan pengalaman di 2015, El Nino berpotensi menyebabkan dampak kekeringan yang luas, termasuk juga kebakaran hutan dan lahan yang.

Dengan kekeringan ini akan membuat produksi pangan terdampak sehingga sangat berpotensi meningkatkan angka inflasi. Hal inilah yang diminta oleh Menko Luhut untuk diantisipasi.

BMKG memprediksi mayoritas wilayah di Indonesia akan menghadapi musim kemarau atau kekeringan panjang mulai Maret 2023. Puncaknya, sebanyak 32 dari total 34 provinsi akan dilanda musim kering pada Agustus 2023 mendatang.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Jarot Widyoko menyampaikan, indikasi kekeringan itu dapat dilihat dari cuaca, di mana tingkat intensitas hujan yang berada di bawah 100 mm per bulan.

"Sudah kami ringkas, di bulan Maret ada 4 provinsi dimana intensitas hujannya di bawah 100 mm. Ini sudah masuk kekeringan," kata Jarot dalam konferensi pers di JCC Senayan, Jakarta, pada Rabu, 15 Februari 2022 kemarin, dikutip kanal News Liputan6.com.

Jarot mengatakan, jumlah itu akan terus bertambah jadi 8 provinsi pada April, 19 provinsi di Mei, 21 provinsi di Juni, dan 29 provinsi pada Juli. "Agustus itu musim yang paling kering nanti," ungkapnya.

Menurut data yang didapat Liputan6.com dari Ditjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR, akan ada sebanyak 32 provinsi yang dilanda kekeringan pada Agustus 2023 mendatang. Tercatat hanya Riau dan Papua Barat saja yang punya intensitas hujan di atas 100 mm per bulan.

Umat Islam dianjurkan untuk berdoa dalam kondisi apapun. Salah satunya bertujuan untuk berlindung kepada Allah dan agar Allah menurunkan rahmat, misalnya hujan, demi mengurangi dampak kemarau panjang.

Berikut ini adalah doa-doa minta hujan Rasulullah SAW.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Doa Minta Hujan Rasulullah SAW

Mengutip kumpulan doa minta hujan yang ditulis oleh Muhammad Afiq Zahara, alumni PP. Darussa’adah, Bulus, Kritig, Petanahan, Kebumen, di laman keislaman NU Online, Imam Abu Bakr al-Thurthusyi al-Andalusi (450-520 H) menyusun kitab kumpulan doa Nabi Muhammad, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, jauh sebelum al-Adzkâr ditulis oleh Imam al-Nawawi (631-676 H).

Dalam salah satu babnya, Bâb al-Du’â ‘Ind al-Istisqâ’, ia mengumpulkan ragam doa Nabi Muhammad ketika meminta hujan. Berikut beberapa doa yang dipanjatkan oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam:

1. Doa Minta Hujan yang Bermanfaat

Doa yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud. Berisi permintaan hujan yang menyuburkan, tidak membahayakan, dan bermanfaat.

اللهمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا, نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلًا غَيْرَ أٰجِلٍ

“Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda.” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2002, h. 174)

2. Doa yang dipanjatkan karena permintaan seorang Badui

Orang badui tersebut sowan kepada Rasulullah mengeluh bahwa binatang ternaknya banyak yang mati dan anak-anak tidak pernah kenyang karena kelangkaan susu untuk diminum. Kemudian Rasulullah berdiri di atas mimbar, bertahmid dan memuji Allah. Beliau mengangkat kedua tangannya dan berdoa:

اللهمّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا سَرِيْعًا مَرِيْعًا غَدَقًا طَبَقًا، عَاجِلًا غَيْرَ رَائِفٍ، نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ تَمْلَأُ بِهِ الضَّرْعُ، وَيَنْبُتُ بِهِ الزَّرْعُ وَتُحْيِي بِهِ الْأَرْضُ بَعْدَ مَوْتِهَا وَكَذَلِكَ تُخْرِجُوْنَ

“Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang merata, segera, menyuburkan, lebat, merata, segera tanpa kelambatan, bermanfaat tanpa bahaya. Hujan yang dapat memenuhkan ambing (kantong kelenjar) susu binatang ternak, yang menumbuhkan tanaman, yang menghidupkan tanah setelah mati (karena kekeringan).” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, 2002, h. 174)

 

3. Doa Agar Allah Menurunkan Hujan untuk Hamba-Nya

Doa yang diriwayatkan oleh Imam Malik bin Anas. Berisi permintaan diturunkannya hujan untuk hamba-hamba Allah, dan binatang-binatang ciptaan-Nya, serta dihidupkannya lagi negeri yang sebelumnya mati karena kekeringan.

اللهمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْيِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ

“Ya Allah, turunkanlah hujan kepada hamba-hamba-Mu dan binatang-binatang (ciptaan)-Mu, sebarkanlah rahmat-Mu dan hidupkanlah negeri-Mu yang sebelumnya mati.” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, 2002, h. 176).

5. Doa karena Tanah Sudah Gersang dan Tandus

Doa yang diriwayatkan Imam Abu Dawud. Doa ini dipanjatkan setelah keluhan banyak orang akan ketandusan tanah-tanah mereka karena keterlambatan musim penghujan. Kemudian Rasulullah meminta mimbar. Mereka langsung menyediakannya dan meletakannya di mushala (masjid).

Rasulullah berjanji akan menemui mereka lagi nanti. Sayyidah ‘Aisyah berkata: “Nabi menemui mereka setelah matahari terbit. Beliau duduk di atas mimbar, mengucapkan takbir, tasbih, dan tahmid, dan berkata (kepada mereka):

إنكم شكوتم جدب دياركم واستئخار المطر عن إبان زمانه عنكم وقد أمركم الله سبحانه أن تدعوه ووعدكم أن يستجيب لكم

“Sesungguhnya kalian mengeluhkan gersangnya tanah-tanah kalian dan terlambatnya hujan dari masa biasanya. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kalian untuk berdoa kepada-Nya, dan menjanjikan akan mengabulkan (doa) kalian.” Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam membaca doa:

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهمَّ أَنْتَ اللهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ الْغَنِيُّ, وَنَحْنُ الْفُقَرَاءُ أَنْزِلْ عَلْيْنَا الْغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ لَنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَي حِيْنٍ

“Segala puji milik Allah, Tuhan seluruh semesta, yang Mahapengasih lagi Mahapenyayang, Tuhan yang menguasai hari pembalasan. Ya Allah, Engkau adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Engkau yang Mahakaya, sedangkan kami makhluk yang membutuhkan, turunkanlah hujan kepada kami dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan kepada kami sebagai kekuatan dan pencapaian hingga akhir masa.”

Setelah itu, Rasulullah mengangkat tangannya hingga terlihat dua ketiak putihnya, lalu membalikkan tubuhnya ke arah orang-orang. Beliau lantas melaksanakan shalat dua rakaat, dan di setiap rakaat membaca, “Mâ syâ’allâh” dan “Subhânallâh”.

Lalu suara guntur terdengar dan hujan pun turun dengan lebat sampai memenuhi masjid. Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam tersenyum lebar hingga terlihat gigi gerahamnya ketika melihat orang-orang bergegas pulang ke rumah mereka masing-masing. Kemudian beliau berkata:

أشهد أن الله علي كل شيء قدير وأني عبد الله ورسوله

“Aku bersaksi bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya.” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa Âdâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu, 2002, h. 176) Wallahu a’lam bish-shawwab.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya