Liputan6.com, Jakarta - Kisah unik para jemaah haji selalu menarik, termasuk untuk pembaca kanal Islami Liputan6.com. Kali ini adalah jemaah haji berumur seabad, Muhammad Taher, asal Aceh.
Alkisah, jemaah haji tertua Aceh ini menjual asetnya demi berangkat haji tahun ini. Uang itu digunakannya untuk melunasi biaya haji dan biaya-biaya lainnya.
Advertisement
Baca Juga
Tampaknya, Kakek Taher tak mau merepotkan anaknya. Sebab, sudah diberi hadiah oleh anak-anaknya untuk berumrah dua kali.
Berikutnya, ada tiga golongan yang datang ke Padang Mahsyar. Ada yang naik kendaraan, ada yang jalan kaki, ada pula yang berjalan terbalik, kepala di bawah kaki di atas. Siapa mereka?
Terakhir adalah Filosofi pengentasan kemiskinan yang menjadi model dakwah Sunan Drajat, salah satu dari sembilan walisongo.
Selengkapnya, mari simak top 3 Islami.
Simak Video Pilihan Ini:
1. Untold Story: Kisah Haru Kakek Taher yang Berangkat Haji Tahun Ini
Beragam kisah menarik selalu terjadi tiap kali musim haji. Mereka adalah hamba-hamba Allah yang tengah menjemput impiannya menjadi muslim nan sempurna.
Tak bisa disangkal, haji merupakan ibadah yang amat didambakan seluruh muslim. Meski disebut wajib bagi yang mampu, namun banyak ditemui kisah-kisah yang menunjukkan tekad yang kuat demi berangkat haji.
Sebab itu, banyak yang rela berkorban dengan menjual aset, bahkan utang. Mereka tak sayang dengan harta bendanya. Mereka lebih memilih berhaji demi membuktikan ketakwaannya.
Bisa dibilang, kisah di balik haji sangat beragam. Ada yang mengharukan, lucu, maupun inspiratif. Hanya saja, jarang yang membahas atau mengisahkan (untold story).
Salah satu kisah yang menarik perhatian adalah kisah Kakek Taher. Nama lengkapnya Muhammad Taher Abdussalam.
Advertisement
2. Na'udzubillah, Golongan yang Digiring ke Padang Mahsyar dengan Kepala di Bawah Kaki di Atas
Semua umat manusia akan dibangkitkan dan dikumpulkan di Padang Mahsyar pada hari Kiamat. Mereka akan datang tanpa bisa menyembunyikan perbuatan selama di dunia.
Sebab, masing-masing orang akan mendatangi Padang Mahsyar dengan berbagai bentuk. Ada yang wajahnya bercahaya, ada juga yang suram dan legam.
Amal dan perbuatan di dunia akan terlihat dari bagaimana rupa seseorang di Padang Mahsyar.
Ustadz Nur Rohmad, dalam Kajian Kitab Jauharatut Tauhid yang disiarkan Kanal Youtube NU Online, mengungkapkan dalam salah satu hadis Rasulullah SAW bersabda, saat digiring ke Padang Mahsyar, mereka terbagi menjadi tiga golongan.
Golongan pertama adalah yang menaiki kendaraan. Kedua, golongan yang berjalan kaki. Sedangkan golongan ketiga adalah mereka yang berjalan dengan kepala di bawah kaki di atas.
Lantas, siapa saja mereka?
3. 7 Filosofi Pengentasan Kemiskinan dan Metode Dakwah ala Sunan Drajat
Sunan Drajat adalah salah satu dari sembilan walisongo. Sunan Drajat bernama kecil Raden Syarifuddin atau Raden Qasim putra Sunan Ampel yang terkenal cerdas.
Setelah menguasai pelajaran Islam, ia mengambil tempat di Desa Drajat wilayah Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan sebagai pusat kegiatan dakwahnya sekitar abad XV dan XVI Masehi. Ia memegang kendali kerajaan di wilayah perdikan Drajat sebagai otonom kerajaan Demak selama 36 tahun.
Sunan Drajat dikenal memiliki jiwa sosial yang tinggi, sangat memperhatikan nasib kaum fakir miskin. Ia terlebih dahulu mengusahakan kesejahteraan sosial baru memberikan pemahaman tentang ajaran Islam.
Sunan Drajat atau Raden Qasim merupakan saudara dari Sunan Bonang, yang juga merupakan keturunan ke-24 Rasulullah SAW.
Advertisement