6.202 Jemaah Haji Khusus Tinggalkan Madinah

Jemaah haji khusus atau non-reguler Indonesia mulai didorong dari Madinah ke Makkah untuk melaksanakan ibadah umrah sejak Selasa, 13 Juni 2023 kemarin.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 15 Jun 2023, 06:34 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2023, 06:34 WIB
Jemaah haji khusus mulai meninggalkan hotel bintang 5 di kawasan Masjid Nabawi, Madinah. Mereka akan didorong ke Makkah untuk melaksanakan ibadah umrah dan haji. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)
Jemaah haji khusus mulai meninggalkan hotel bintang 5 di kawasan Masjid Nabawi, Madinah. Mereka akan didorong ke Makkah untuk melaksanakan ibadah umrah dan haji. (FOTO: MCH PPIH ARAB SAUDI 2023)

Liputan6.com, Jakarta Jemaah haji khusus atau non-reguler Indonesia mulai didorong dari Madinah ke Makkah untuk melaksanakan ibadah umrah sejak Selasa, 13 Juni 2023 kemarin.

Hingga hari ini, tercatat sudah ada 6.202 jemaah haji khusus yang bertolak dari 16 hotel bintang lima di dekat Masjid Nabawi.

"Masih ada 620-an yang tinggal menghabiskan masa arbain dan ziarah," ujar Kepala Seksi Pengawasan Haji Khusus Daerah Kerja Madinah PPIH Arab Saudi, Rudy N Ambari, Rabu (14/6/2023).

Para jemaah haji khusus tersebut singgah di Madinah selama empat hingga sembilan hari bergantung pada kesepakatan paket ibadah haji dengan pihak Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK). Ribuan jemaah haji khusus yang diberangkatkan tahun ini memakai jasa 59 PIHK.

Di Makkah, jemaah-jemaah haji khusus ini akan tinggal sekitar 12 hingga 14 hari sampai pelaksanaan puncak haji. Seperti halnya di Madinah, mereka menempati akomodasi hotel bintang lima yang jaraknya tidak lebih dari 500 meter dari kompleks Masjidil Haram.

Rata-rata paket ibadah haji khusus ini ditawarkan dengan harga antara Rp250 juta hingga Rp300 juta per jemaah. Sementara waktu tunggu jemaah haji khusus saat ini mencapai sekitar 7 tahun.

Pelayananan PIHK dalam penyelenggaraan ibadah haji ini diawasi oleh Kementerian Agama (Kemenag) melalui PPIH. Pengawasan itu untuk memastikan PIHK memberikan fasilitas dan pelayanan sesuai yang dijanjikan kepada jemaah.

Jemaah haji khusus dari Pelembang, Maswarni Erika Wahab mengatakan pelayanan yang diterimanya selama di Tanah Suci sejauh ini sudah sesuai standar. Jemaah yang diberangkatkan oleh PIHK Arminareka Perdana itu bersyukur semua agenda kegiatan ibadah maupun ziarah terlaksana.

Meski begitu, Erika menilai masih ada yang perlu ditingkatkan dari pelayanan PIHK tersebut. Terutama ketika kegiatan ziarah.

"Saran untuk Aminareka apabila di satu bus kalau ada janji ada pemandu atau ada mutalib, tolong dilaksanakan. Ini manajemennya saya bilang kurang baik. Terlalu banyak, jadi jemaahnya kurang terkoordinasi," tutur Erika saat ditemui di Hotel Maden jelang keberangkatan ke Makkah.

Tahun ini, sebanyak 18.320 jemaah haji khusus akan datang secara bergelombang ke Tanah Suci sampai dengan tanggal 20 Juni mendatang.

Sebagian besar rombongan mendarat di Bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Dari situ ada yang singgah di Madinah lebih dahulu, ada yang yang langsung ke Makkah.


Seluruh Kloter Jemaah Haji Indonesia di Madinah Sudah Masuk Raudhah

Berziarah ke Makam Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi Madinah
Tepat di sebelah makam dan mimbar Rasulullah terdapat raudhah yang biasanya digunakan jemaah untuk berdoa dan bermunajat kepada Allah SWT.

Seluruh kelompok terbang (Kloter) jemaah haji Indonesia gelombang pertama akhirnya mendapat kesempatan masuk raudhah dan berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW melalui tasrih. Jemaah haji dari SOC-45 menjadi kloter terakhir yang terfasilitasi masuk Raudhah di Masjid Nabawi pada Selasa, 13 Juni 2023 kemarin.

Ini artinya, pemerintah telah memfasilitasi 263 kloter jemaah haji yang mendarat di Madinah masuk Raudhah menggunakan tasrih.

"Alhamdulillah hari ini, seluruh kloter di Madinah gelombang 263 kloter sudah mendapatkan tasreh dan hari ini kloter terkahir masuk ke Raudhah. Atas nama pemerntah terima kasih pemerintah Arab Saudi memfasilitasi ziarah ke Raudhah dan makam Rasul. Karena salah satu harapan jemaah bisa masuk ke raudhah dan ziarah ke makam Nabi," kata Ketua Daerah Kerja Madinah PPIH Arab Saudi, Zaenal Muttaqin.

Perubahan peraturan terkait izin masuk ke Raudhah sempat membuat jemaah khawatir. Tidak sedikit dari jemaah yang cemas tak bisa masuk ke tempat istimewa tersebut karena belum memiliki tasrih dan tidak bisa mengakses aplikasi Nusuk.

Penggunaan aplikasi Nusuk untuk masuk ke Raudhah merupakan peraturan baru pemerintah Arab Saudi sejak pandemi Covid-19 sebagai upaya mengurangi kerumunan. Bagi sebagian besar jemaah Indonesia, penggunaan aplikasi tersebut merepotkan. Apalagi tidak sedikit jemaah adalah lanjut usia (lansia).

Tapi melalui koordinasi antara Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dengan kementerian Haji Arab Saudi, jemaah haji Indonesia akhirnya bisa masuk ke Raudhah menggunakan tasrih. Jadwal kedatangan mereka diatur per kloter dengan melibakan pembimbing ibadah dan petugas kloter.

"Terima kasih panitia, terutama bimbad yang sudah menginput seluruh nama jemaah ke dalam tasreh siang dan malam sehingga alhamdulillah seluruh kloter gelombang pertama bisa masuk ke Raudhah. Sektor khusus yang mebimbing dan mendorong jemaah," tutur Zaenal.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya