Hari Kucing Sedunia dan Fakta-Fakta Kucing dalam Khazanah Islam

Tanggal 8 Agustus diperingai sebagai Hari Kucing Sedunia. Dalam khazanah Islam, kucing juga merupakan hewan istimewa dan mendapat tempat tersendiri

oleh Liputan6.com diperbarui 09 Agu 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 09 Agu 2023, 00:30 WIB
Arti Mimpi Dicakar Kucing yang Mendatangkan Petaka
Ilustrasi Mimpi Kucing Credit: pexels.com/Wojech

Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 8 Agustus diperingai sebagai Hari Kucing Sedunia. Ada berbagai alasan yang melatarbelakangi kenapa ada hari kucing.

Boleh jadi, kucing adalah hewan yang paling banyak disayangi oleh manusia di seluruh dunia. Tampangnya yang imut dan jinak membuatnya mudah berinteraksi dengan manusia dan segera menjadi hewan kesayangan.

Namun begitu, tak semua kucing beruntung mendapat tuan atau pemelihara yang benar-benar memperhatikan. Bahkan, banyak yang berakhir di jalanan.

Kucing di jalanan mengais dan memakan apa saja. Tak jarang, mereka kelaparan dan mati mengenaskan karena penyakit, atau penyebab lain, misalnya tertabrak kendaraan.

Dalam Islam, kucing juga merupakan hewan yang populer. Rasulullah SAW pun menyayangi kucing dan bahkan menyebut secara khusus kucing dalam hadisnya.

Berikut ini adalah fakta-fakta kucing dalam khazanah Islam.

Simak Video Pilihan Ini:

Hewan yang Disayang Rasulullah SAW

Kucing - Vania
Ilustrasi Kucing/https://unsplash.com/Mikhail Vasilyev

Dalam Islam, kucing termasuk hewan yang istimewa. Dalam berbagai riwayat, Rasulullah SAW bahkan memiliki kucing, meski harus diuji kebenarannya dengan penelusuran literatur.

Kucing juga termasuk hewan yang jauh dari najis. Ini membuat hewan satu ini dihargai dalam tradisi Islam. Sebagai hewan kesayangan Rasulullah, kucing bahkan masuk dalam hadis-hadis.

Kucing hadir dalam berbagai perjalanan peradaban Islam. Hingga kini kucing menjadi hewan yang dikasihi umat Islam. Bagi umat Islam, kucing adalah hewan yang istimewa karena juga menjadi hewan kesayangan nabi.

Dalam tradisi Islam, kucing dikagumi karena kebersihannya. Mereka dianggap bersih secara ritual, dan dengan demikian diizinkan masuk ke rumah dan bahkan masjid, termasuk Masjid al-Haram.

Bersihnya kucing juga tertuang dalam hadis. Hadis ini menjelaskan tentang kesucian kucing sebagai hewan peliharaan. Berikut hadis-hadis tentang kucing:

Kucing merupakan hewan yang bersih dan terbebas dari najis. Ini tertuang pada hadis yang berbunyi:

“Kucing itu tidaklah najis. Sesungguhnya kucing merupakan hewan yang sering kita jumpai dan berada di sekeliling kita.” (HR. Tirmidzi).

Kucing Hewan Bersih

Ilustrasi kucing minum susu sapi malah bisa bikin mencret. (Foto: Freepik)
Ilustrasi kucing minum susu sapi malah bisa bikin mencret. (Foto: Freepik)

Air bekas minum kucing juga tetap suci dan bisa tetap digunakan untuk berwudu. Ini sesuai pada hadis:

“Ketika Nabi Muhammad akan berwudhu dihampiri oleh seekor kucing dan kucing tersebut minum di bejana tempat beliau wudhu. Nabi berhenti hingga kucing tersebut selesai minum lalu berwudhu”. (HR Muslim).

Kecuali jika kucing tersebut terlihat ada darah, air kencingnya, kotoran (BAB) dan sebagainya, maka jadi najis. Imam Nawawi pun menjelaskan:

“Jika kucing ini pergi kemudian datang dan meminum air, maka kita yakin bahwa air tersebut adalah suci dan kita meragukan najisnya mulut kucing, maka sisa air yang dijilat oleh kucing tersebut tidak najis. (Kecuali) bila kucing yang mulutnya masih ada darahnya tadi tidak pergi dan menjilat air maka dihukumi najis secara pasti.” (Al-Majmu’ 1/171).

Kucing juga termasuk hewan bersih, ini tertuang dalam hadis:

“Kucing termasuk perhiasan rumah tangga, ia tidak dikotori sesuatu”. (HR Muslim).

Tidak Boleh Menyakiti Kucing

ilustrasi kucing gemuk
Ilustrasi/Copyright unsplash/Michael Sum

Mengutip laman keislaman NU Online, Kecintaan Abu Hurairah pada kucing ini menjadi dalil diperbolehkannya merawat dan menyayangi binatang piaraan, khususnya kucing. Bahkan Imam Ibnu Hajar al-Haitami berkata:

وَيُسْتَحَبُّ إكْرَامُهُ وَيَجِبُ عَلَى مَالِكِهِ إطْعَامُهُ إنْ لَمْ يَسْتَغْنِ بِخَشَاشِ الْأَرْضِ

Artinya: Dianjurkan memuliakan  (merawat dengan sungguh) kucing. Dan wajib bagi pemiliknya memberikan makan kepadanya jikalau kucing itu tidak bisa mencari makan sendiri (Ibnu Hajar al-Haitami, Al-Fatawa al-Fiqhiyyah al-Kubra, [Al-Maktabah al-Islamiyah], juz 4, hlm. 240)

Rasulullah pernah berkisah tentang seseorang yang memelihara kucing tapi tidak memberinya makan sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Umar:

 عُذِّبَتِ امْرَأَةٌ فِي هِرَّةٍ حَبَسَتْهَا حَتَّى مَاتَتْ جُوعًا، فَدَخَلَتْ فِيهَا النَّارَ، قَالَ: فَقَالَ: وَاللَّهُ أَعْلَمُ: لاَ أَنْتِ أَطْعَمْتِهَا وَلاَ سَقَيْتِهَا حِينَ حَبَسْتِيهَا، وَلاَ أَنْتِ أَرْسَلْتِهَا، فَأَكَلَتْ مِنْ خَشَاشِ الأَرْضِ

Artinya: Ada seorang wanita disiksa karena masalah kucing yang ia kurung sampai mati kelaparan, sehingga menjadikan wanita tersebut masuk neraka. Kepada wanita itu, dikatakan ‘Kamu tidak memberinya makan, kamu juga tidak memberinya minum saat kau kurung dia, tidak pula kamu lepaskan sehingga dia bisa makan serangga. (Muttafaq alaih).

Dari sini jelas bahwa memelihara binatang apapun, termasuk kucing yang harus diperhatikan adalah perawatannya, perlakuan kepadanya seperti menyayangi dan menyediakan keperluannya. Sebab tidak jarang yang memelihara kucing hanya untuk kesenangan sesaat belaka yang ujung-ujungnya bosan menelantarkan hingga akhirnya kucing itu sakit dan sengsara.

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya