Keanehan Terjadi Ketika Mbah Kholil Bangkalan Diminta Gurunya Bawa Gula Madura

Mengetahui Mbah Kholil asal Madura, maka KH Asyik meminta santrinya itu untuk pulang ke Madura dan membawakan gula tersebut. Dalam benaknya, orang Madura akan lebih mudah mendapatkan gula yang diinginkannya.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 24 Agu 2023, 00:30 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2023, 00:30 WIB
KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa via an-nur.ac.id)
KH Muhammad Kholil bin Abdul Lathif atau Syaikhona Kholil Bangkalan. (Foto: Liputan6.com/Istimewa via an-nur.ac.id)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama kharismatik asal Madura, Jawa Timur, Syaikhona Kholil Bangkalan menimba ilmu agama ke berbagai guru. Salah satunya ia pernah menjadi santri KH Asyik. Keanehan terjadi ketika Mbah Kholil nyantri ke pesantren yang diasuh KH Asyik. 

Dikisahkan, suatu ketika guru Mbah Kholil, KH Asyik akan mengadakan tasyakuran yang cukup besar di pesantrennya. Acara selamatan ini membutuhkan gula madura yang sangat banyak. Beliau ingin gula madura karena terkenal kualitasnya.

Mengetahui Mbah Kholil asal Madura, maka KH Asyik meminta santrinya itu untuk pulang ke Madura dan membawakan gula tersebut. Dalam benaknya, orang Madura akan lebih mudah mendapatkan gula yang diinginkannya.

‘Kholil, Kamis malam Jum’at saya ingin mengadakan tasyakuran, bisakah kamu pulang dan membawakan gula madura untuk dibawakan ke sini?” tanya KH Asyik kepada santrinya, Mbah Kholil, dikutip dari laman Syaichona.net, Rabu (23/8/2023).

“Iya, kiai’,” ucap Mbah Kholil menyanggupi dengan hormat dan patuh pada sang guru.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Ini:


Gula Madura Tak Habis-Habis

Pasarean Syaikhona Kholil Bangkalan
Prabowo Subianto berdoa di makam Syaikhona Kholil Bangkalan saat maju sebagaj Capres pada Pemilu 2019 lalu.

Sehari menjelang acara digelar, KH Asyik masih melihat Mbah Kholil berada di lingkungan pesantren. Ia merasa gelisah dan takut gula yang dimintanya tidak ada pada waktunya.

“Kholil kamu tidak pulang? Apa gula yang saya suruh sudah ada di sini?’’ tanya KH Asyik dengan wajah cemberut.

“Iya, kiai. Gulanya ada di kamar saya,’’ jawab Mbah Kholil dengan tenang dan sopan.

Setelah memastikan gula pesanannya ada, KH Asyik memangggil dan menyuruh para santrinya untuk membawa gula madura dari kamar Mbah Kholil ke gudang penyimpanan. Anehnya, gudang yang cukup besar itu sudah penuh, sementara di kamar Mbah Kholil masih tersisa banyak. Para santri pun sudah kelelahan untuk membawa gula madura itu.

KH Asyik merasa kebingungan melihat kejadian aneh tersebut. Dalam hatinya ia bertanya, “Dari mana Kholil bisa mendapatkan gula sebanyak itu? Padahal sejak aku suruh ia tidak kemana-mana.” 

KH Asyik akhirnya menyadari bahwa kejadian itu bukan hal biasa, melainkan suatu karomah kewalian yang Allah SWT berikan kepada Mbah Kholil. Semenjak kejadian itu, KH Asyik memberi perhatian lebih kepada Mbah Kholil. Santri pun banyak yang menyenangi Mbah Kholil. Wallahu’alam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya