Liputan6.com, Jakarta - Ratib Al-Haddad merupakan kitab kumpulan doa-doa atau puji-pujian kepada Allah SWT. Di dalamnya juga memuat bacaan zikir dan wirid.
Ratib Al Haddad merupakan karya Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad, sosok ulama besar yang terus dikenang sepanjang masa. Kitab-kitabnya menjadi rujukan umat Islam dalam menyejukkan hati, khususnya dengan membaca Ratib Al-Haddad.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Mengutip Laduni.id, Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Alwi bin Muhammad bin Ahmad bin Abdullah bin Muhammad bin Alwi bin Ahmad bin Abu Bakar bin Ahmad bin Muhammad bin Abdullah bin Ahmad Al-Faqih bin Abdurrahman bin Alwi bin Muhammad, bin Ali bin Alwi bin Muhammad bin Alwi bin Ubaidillah bin Ahmad bin Isa bin Muhammad bin Ali bin Jaafar Al-Shadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali Zainul Abidin bin Husein bin Ali bin Abi Thalib dan juga putra Fathimah binti Rasulillah Muhammad.
Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad dilahirkan pada hari Senin 5 Safar 1044 H di Subair (sebuah perkampungan di pinggir bandar Tarim – Hadramaut). Di masa kecilnya beliau dijangkiti penyakit campak, sehingga beliau menjadi buta mata.
Akan tetapi, Allah SWT justru menggantikan untuknya cahaya pada hatinya untuk melihat, serta kebersihan jiwanya.
Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad juga dikenal sebagai wali. Keistimewaannya sangat banyak. Paling banyak dikenal adalah kemampuannya menyembuhkan berbagai penyakit.
Tak hanya itu, Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad juga memiliki karomah yang cukup spektakuler. Beliau memindah rumah penculik dengan semua isinya, termasuk si penculik dan keluarganya. Berikut kisahnya.
Simak Video Pilihan Ini:
Geger Gadis Cantik Hilang
Dikisahkan oleh Maulana Habib Luthfi Bin Yahya, bahwa dahulu di Tarim Hadhramaut ada seseorang asal Maghrabi yang sangat kaya, dia sedang jatuh cinta pada seorang wanita.
Kala itu ukir-ukiran terbaik emas dan perak adalah ukirannya Maghrabi. Akhirnya orang tersebut pergi ke Maghrabi hanya untuk memesan ukiran tersebut. Dipesanlah ukiran (gelang) teristimewa yang nantinya dipakai untuk melamar sang wanita pujaan.
Begitu pesanan sudah jadi, diajaklah si wanita itu ke rumah orang asal Maghrabi itu. Gelang itu lalu dipakaikan ke tangan si wanita pujaan oleh ibunya.
Anehnya wanita itu langsung hilang entah ke mana. Penduduk Tarim pun menjadi geger. Dicari kesana-kemari bertanya kepada orang-orang pintar pun tidak ada yang sanggup menjawab dan mencarinya. Hingga bertemulah beliau dengan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad.
"Sudah, sekarang kamu pergilah kembali ke tukang yang membuat gelang itu." Jawab Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad.
Lalu pergilang orang tersebut ke Maghrabi sesuai perintah Habib Abdullah. Dan Habib Abdullah berpesan, "Tanyakan nanti, kembalikan atau tidak. Jika jawabannya tidak mau mengembalikan, tinggalkan saja dan pulanglah kembali ke Tarim."
Sesampai di sana, ia melihat calon istrinya sedang berada di dalam ruangan seperti kurungan, tidak bisa keluar.
Pesan Habib Abdullah lalu disampaikan, dan ternyata jawaban tukang ukir tadi adalah 'tidak mau'. Kemudian orang tersebut pun langsung pulang kembali ke Tarim.
Advertisement
Pindah Rumah si Tukang Ukir Beserta Isinya
Sesampai di Tarim ia langsung menghadap Habib Abdullah Al-Haddad dan menyampaikan kejadian jawaban si tukang ukir.
Menanggapi itu, Habib Abdullah bertanya kepada si pria. "Depan rumahmu tanahnya luas apa tidak?," tanya Habib Abdullah kemudian. Si pria mengiyakan.
Kemudian Habib Abdullah berkata, "Ya sudah, tunggu saja besok ada apa, tapi jangan kaget nantinya,".
Besoknya di waktu Shubuh, begitu orang tersebut membuka pintu ia sangat kaget. Pasalnya tiba-tiba ada rumah di depan rumahnya, dan rumah itu persis seperti (modelnya) rumah orang Maghrabi.
Begitu penghuninya keluar, setelah dilihat ternyata orang itu adalah tukang ukir asal Maghrabi. Sekarang yang kaget pun bertambah. Si tukang ukir itu pun bertanya-tanya, "Saya ini sedang di mana, kok tiba-tiba di tempat yang asing?"
Habib Abdullah Al-Haddad yang sudah datang kemudian menjawab, "Ini di Tarim Hadharamaut. Rumahmu saya cabut pindah ke sini. Kembalikan wanita itu. Kamu hanya bisa memindah satu wanita, sedangkan saya memindah rumahmu sekaligus keluargamu saya pindahkan juga ke sini. Sekarang kamu mau apa?" Akhirnya tukang ukir itu pun bertaubat, meminta maaf kepada Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad seraya mengembalikan si wanita.
Amalan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad Mendekati Wafat
Al Imam Al Haddad Ra ketika di masa sakit nya yang mendekati kewafatan beliau banyak mengucapkan Hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
كلمتان خفيفتان على اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان الى الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم
"Dua kalimat dzikir ini ringan untuk di ucapkan di lidah, dan tapi berat (besar pahalanya) pada timbangan amal kebaikan, dan sangat dicintai oleh Allah SWT, yakni kalimat Subhanaallah Wa Bihamdihi Subhanaallahil Adzim ".
Demikian mengenai Karomah dan Keistimewaan Habib Abdullah bin Alwi Al-Haddad. Semoga kita bisa meneladani budi pekerti beliau dalam menjalankan agama dengan-cara sempurna.
Dan jangan lupa untuk selalu membaca dan mengamalkan salah satu wirid dan dzikir karya beliau Ratib Al-Haddad yang memiliki banyak sekali manfaat&keistimewaan di dalamnya. Wallahu a’lam.
Tim Rembulan
Advertisement