Makna dan Asal-Usul Penamaan Rabiul Awal, Bulan Kelahiran Nabi Muhammad

Hampir seluruh perhatian pada Rabiul Awal tersedot dengan peristiwa agung yaitu kelahiran Nabi Muhammad SAW. Berikut ini adalah penjelasan mengenai makna hingga asal-usul penamaan bulan Rabiul Awal

oleh Liputan6.com diperbarui 16 Sep 2023, 14:30 WIB
Diterbitkan 16 Sep 2023, 14:30 WIB
Ilustrasi Maulid Nabi (sumber: Freepik)
Ilustrasi Maulid Nabi (sumber: Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini kita telah memasuki bulan Rabiul Awal. 1 Rabiul Awal dalam kalender Masehi jatuh pada 16 September 2023.

Namun, lantaran kalender Hijriyah menggunakan penanggalan bulan atau Qamariyah, maka Jumat malam (15/9/2023) sudah memasuki 1 Rabiul Awal.

Rabiul Awal adalah bulan ketiga dalam urutan kalender hijriah. Umat Islam di beberapa negara, termasuk Indonesia antusias menyambut kehadirannya.

Sebab, pada bulan ini Rasulullah Muhammad SAW lahir. Peristiwa ini disebut sebagai maulid Nabi, atau hari kelahiran Nabi.

Hampir seluruh perhatian pada Rabiul Awal tersedot dengan peristiwa agung yaitu kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Kendati demikian, tampaknya masih sedikit yang mengetahui ihwal latar belakang penamaan Rabiul Awal dan kejadian besar selain kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan ini.

Berikut ini adalah penjelasan mengenai makna hingga asal-usul penamaan bulan Rabiul Awal, mengutip laman mui.or.id.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Mengapa Disebut Rabi’?

Mirip Debus, Begini Tradisi Maulid Nabi di Lebanon
Kemeriahan perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW yang digelar kaum Sufi di Sidon, Lebanon (30/11). Maulid Nabi Muhammad SAW ini selalu diperingati pada tanggal 12 Rabiul Awal kalender Hijriah. (AFP Photo/Mahmoud Zayyat)

Kata rabi’ dalam bahasa Arab cukup rumit. Kata ini, digunakan untuk penamaan musim dan bulan. Adapun rabi’ dalam konteks musim, dapat berarti musim semi atau musim gugur.

Sebagian masyarakat Arab menyebut musim semi sebagai rabi’, sebagian lain menyebut rabi’ adalah musim gugur.

Sementara rabi’ dalam konteks bulan, adalah dua bulan berturut-turut setelah bulan Safar. Yaitu Rabiul Awal dan Akhir.

Dinamai seperti itu sebab dua bulan tersebut terjadi antara musim semi sampai musim gugur.

Nah, untuk membedakan rabi’ yang bermakna musim dan rabi’ yang bermakna bulan, orang Arab biasa mengawali Rabiul Awal dan Rabiul Akhir dengan kata syahr (bulan), sehingga menjadi syahru rabi’ al-awwal wa syahr rabi’ al-akhir. (Jawwad Ali, al-Mufasshal fi Tarikhil Arab qablal Islam, juz 16, hlm. 76).

Tim Rembulan

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya