Asal-Usul Penamaan Rabiul Awal, Bulan Kelahiran dan Wafatnya Nabi Muhammad

Asal-usul penamaan bulan rabiul awal.

oleh Putry Damayanty diperbarui 18 Sep 2023, 16:30 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2023, 16:30 WIB
Pawai Maulid Nabi di Jakarta
Murid sekolah memainkan rebana keliling saat pawai mengelilingi Kawasan Pejambon dan Gambir di Jakarta, Sabtu (8/10/2022). Pawai tersebut diikuti ratusan peserta dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN), Madrasah Aliyah dan perwakilan Majelis Taklim Istiqlal dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Saat ini kita telah memasuki bulan Rabiul Awal. Mengacu pada kaleder Masehi, 1 Rabiul Awal 1445 Hijriah jatuh pada Sabtu 17 September 2023.

Rabiul Awal merupakan bulan ketiga setelah Safar dan sebelum Rabiul Akhir. Rabiul Awal dikenal pula dengan bulan Maulid yang disebut sebagai bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Kedatangan bulan Rabiul awal disambut hangat oleh seluruh umat muslim dunia termasuk Indonesia. Berbagai acara yang diselenggarakan masyarakat di berbagai daerah untuk memeriahkan perayaan maulid nabi ini.

Kendati demikian, mungkin masih banyak di antara kita yang belum mengetahui latar belakang dari penamaan bulan Rabiul Awal. Begitupun dengan peristiwa  besar selain kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW.

Untuk itu agar semakin memperkaya pemahaman kita mengenai makna hingga asal-usul penamaan bulan Rabiul Awal, berikut penjelasan lengkapnya mengutip dari laman mui.or.id.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Alasan Penamaan Rabiul Awal

Mengutip dari laman mui.or.id, kata rabi’ dalam bahasa Arab cukup rumit. Kata ini, digunakan untuk penamaan musim dan bulan. Adapun rabi’ dalam konteks musim, dapat berarti musim semi atau musim gugur.

Sebagian masyarakat Arab menyebut musim semi sebagai rabi’, sebagian lain menyebut rabi’ adalah musim gugur. Sementara rabi’ dalam konteks bulan, adalah dua bulan berturut-turut setelah bulan Safar, yaitu Rabiul Awal dan Akhir. Dinamai seperti itu sebab dua bulan tersebut terjadi antara musim semi sampai musim gugur.

Untuk membedakan rabi’ yang bermakna musim dan rabi’ yang bermakna bulan, orang Arab biasa mengawali Rabiul Awal dan Rabiul Akhir dengan kata syahr (bulan), sehingga menjadi syahru rabi’ al-awwal wa syahr rabi’ al-akhir. (Jawwad Ali, al-Mufasshal fi Tarikhil Arab qablal Islam, juz 16, hlm. 76)

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa”.

Dalam tafsiran Ibnu Katsir mengenai surah At-Taubah ayat 36 di atas, menjelaskan tentang pembagian bulan menjadi dua belas, merujuk pendapat karya Syekh Alamuddin as-Sakhawi terkait alasan penamaan bulan-bulan Hijriyah.

Kejadian Besar

Berbicara tentang peristiwa besar yang terjadi pada bulan Rabiul Awal, tentu yang paling luar biasa adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW. Jika diperhatikan, kelahiran Nabi Muhammad SAW di bulan ini cukup menarik, bulan rabi’ dianggap bulan di mana tumbuh bunga-bunga dan turunnya hujan di padang pasir.

Oleh karena itu, kelahiran Nabi Muhammad SAW ibarat menjadi sebuah isyarat bahwa akan ada sosok penyubur, penyembuh dahaga di tengah gersangnya peradaban masyarakat jahiliyyah kala itu. Selain hari kelahiran Nabi Muhammad SAW, Rabiul Awal juga menjadi kelahiran titik balik penyebaran ajaran Islam.

Pada bulan inilah Nabi Muhammad SAW beserta rombongan sampai di Madinah setelah di bulan sebelumnya berhijrah dari kota Makkah. Kemudian Masjid Quba yang menjadi masjid pertama umat Muslim juga dibangun pada bulan ini, hingga kejadian besar terakhir di bulan ini adalah wafatnya Rasulullah SAW. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya