Liputan6.com, Banyumas - Hingga kini Masjid Al-Aqsa ini masih saja menjadi rebutan Palestina dan Israel. Perebutan tempat ini memicu perang yang tidak pernah selesai.
Baca Juga
Advertisement
Masjid ini menjadi tempat suci umat Islam yang namanya terekam dalam Al-Qur’an dalam peristiwa Isra’ dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW.
سُبْحٰنَ الَّذِيْٓ اَسْرٰى بِعَبْدِهٖ لَيْلًا مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ الْاَقْصَا الَّذِيْ بٰرَكْنَا حَوْلَهٗ لِنُرِيَهٗ مِنْ اٰيٰتِنَاۗ اِنَّهٗ هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْرُ
“Maha Suci (Allah), yang telah memperjalankan hamba-Nya (Muhammad) pada malam hari dari Masjidilharam ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar, Maha Melihat.” (Al-Isra : 1)
Selain diyakini sebagai tempat Mi’raj Nabi Muhammad SAW, tempat ini juga pernah menjadi kiblat kaum Muslimin selama 16 bulan. Ada yang menyebut selama 17 bulan.
Kemudian setelah itu kaum muslimin sholat tidak menghadap ke masjid itu lagi akan tetapi menghadap ke arah Ka’bah di Makkah.
Simak Video Pilihan Ini:
Siapa yang Mendirikan?
Banyak ragam pendapat tentang siapa yang mendirikan masjid ini. Ada pendapat yang mengatakan bahwa Masjid Al-Aqsa ini dibangun oleh khalifah kedua yakni Umar bin Khattab setelah beliau sampai di Yerussalem (Palestina).
Beberapa ulama meyakini bahwa masjid ini dibangun pertama kali oleh malaikat atas izin Allah SWT. Ini merupakan pendapat Ibnu Katsir, At-Thabari dan Al Qurtubi.
Sebagian ulama lain memiliki pendapat yang berbeda dari pendapat-pendapat di atas. Mereka meyaini bahwa yang pertama kali membangun Masjid ini iaah Nabi Adam AS dan diterukan oleh Nabi Ibrahim AS.
Pasca Nabi Ibrahim pembangunan Masjid Al-Aqsa ini diteruskan oleh Nabi Sulaiman AS yang membangun masjid ini menjadi bangunan yang besar, kuat dan indah.
Advertisement
Beberapa Kali Renovasi
Mengutip laman bpkh.go.id Masjid Al-Aqsa yang asli telah rata dengan tanah akibat gempa bumi yang mengguncang Jazirah Arab pada pertengahan abad ke-6.
Pembangunan kembali Masjidil Al-Aqsa dilakukan oleh Khalifah Al-Walid (705-715) dari dinasti Umayyah. Dan direstorasi oleh dinasti Abbasiyah pada pengujung abad yang sama.
Dinasti Abbasiyah lantas melakukan perubahan pada arsitektur Masjid Al-Aqsa. Misalnya, beberapa bagian pahatan kayu berbentuk bunga yang dulu digunakan sebagai dekorasi masjid, dihilangkan. Arsitektur Masjidil Aqsa selanjutnya bercirikan gaya bangunan atau arsitektur abad pertengahan.
Dalam pembangunan itu, peristiwa Isra Mi’raj yang merupakan perjalanan spiritual nabi selama semalam dari Masjid Haram-Masjid Al-Aqsa lalu ke langit (Sidratul Muntaha) sangat mempengaruhi arsitektur masjid.
Tempat Suci 3 Agama
Kini Masjid Aqsa sangat indah dan dua kali lebih luas dari ukuran semula. Bukan hanya untuk umat Islam, daerah sekitar Masjid Al-Aqsa juga sangat penting bagi umat Yahudi dan Kristen.
Daerah ini beberapa kali mengalami pasang surut peradaban dan sedikitnya tiga agama (Yahudi, Kristen dan Islam) pernah menguasai kota itu dan mewarnainya dengan budaya masing-masing. Sejarah peradaban Palestina (Jerusalem) sejak awal penuh dengan peperangan.
Kota itu direbut oleh Umar dari kekuasaan Kristen. Meskipun Islam telah menguasai Jerusalem, umat Nasrani aman tinggal di sana karena kehidupannya dijamin oleh pimpinan Islam yang berkuasa waktu itu.
Umat Nasrani juga diberikan kebebasan untuk memelihara tempat ibadahnya. Mereka juga diperbolehkan untuk menjalankan ritual dan tradisi keagamaannya. Sejak dikuasai oleh Islam, Jerusalem mengalami puncak peradabannya.
Pada abad ke-7, kota itu menjadi kota ketiga terpenting bagi umat Islam setelah Mekkah dan Madinah. Kota itu juga telah menjadi sebuah tujuan bagi para peziarah.
Advertisement
Terdapat Tempat Nabi Ketika Mi’raj
Temple Mounth atau Kuil Agung telah diidentifikasikan oleh Muslimin sebagai tempat Nabi Muhammad SAW naik ke langit dalam perjalanan Mi’raj untuk menghadap Allah SWT.
Kubah Batu yaitu Qubbat as-Sakhra yang berada di kawasan ini dikatakan melindungi batu tempat Muhammad naik secara fisik.
Dalam rentang abad pertama pemerintahan Islam di Jerusalem, yang berkuasa adalah dinasti Umayyah. Abdul Malik Ibnu Al Marwan, khalifah pertama dinasti itu, membangun Dome of The Rock yang diresmikan pada 691 M sebagai salah satu dari dua simbol Jerusalem dalam pandangan Muslimin.
Simbol lain adalah Masjid Aqsa yang terletak pada tepi bagian selatan Kuil Agung. Di selatan Kuil Agung, dibangun oleh Bani Umayyah pusat-pusat pemerintahan yang saling berhubungan dan pemukiman penduduk yang diperluas mencakup sekeliling Dome.
Dalam waktu singkat, pemukiman yang terstruktur itu berkembang pesat. Dinasti Umayyah lantas digantikan dinasti Abasiyah yang telah memindahkan ibu kotanya dari sekitar Demaskus mendekati Baghdad. Kedudukan penting Jerusalem senagai pusat politik dan ekonomi pelan-pelan dihilangkan.
Akibatnya, populasi penduduk makin menyusut begitu juga dengan luas Jerusalem. Peran penting Jerusalam selanjutnya hanya sebatas sebagai salah satu kota religius bagi para peziarah.
Tidak lebih dari itu. Dinasti yang berkuasa juga membolehkan orang Yahudi yang dulu terusir untuk kembali ke tanah leluhurnya di sekitar Jerusalem. Peluang itu tidak disia-siakan oeh Yahudi. Dalam waktu sekejap komunitas Yahudi jumlahnya berlipat, sementara komunitas lain pelan-pelan meninggalkan Jerusalem.
Tak heran jika selanjutnya mereka memegang peranan penting dibanding komunitas lain di sana. Sebagai kota religius, Jerusalem merupakan kota suci bagi tiga agama samawi: Yahudi, Kristen, dan Islam.
Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul