Kenapa Negara-negara Barat Lamban Merespons Situasi Palestina yang Kian Memburuk?

Misi Pengamat Permanen Palestina untuk PBB di Jenewa mengaku terkejut dengan “tiadanya tindakan dari komunitas internasional” terhadap meningkatnya kekerasan di Gaza sejak 7 Oktober

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 03 Nov 2023, 22:30 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2023, 22:30 WIB
Aksi Solidaritas untuk Warga Palestina
Mia Abedrabboh Screpnek, seorang wanita asal Palestina turut hadir dalam aksi solidaritas untuk warga Palestina di Jakarta, bercerita mengenai kondisi ayahnya tengah berada di Gaza. (Liputan6/Therresia Maria Magdalena Morais)

Liputan6.com, Jakarta - Misi Pengamat Permanen Palestina untuk PBB di Jenewa mengaku terkejut dengan “tiadanya tindakan dari komunitas internasional” terhadap meningkatnya kekerasan di Gaza sejak 7 Oktober.

"Kami terkejut oleh lambannya komunitas internasional dalam menghadapi perang didasari hasutan ini," kata Dima Asfour, sekretaris pertama misi tersebut dalam konferensi pers di Jenewa, dikutip Antara.

Asfour mengkritik sejumlah negara Barat yang mendukung Israel.

"Di Barat, secara umum, kami melihat pemerintah-pemerintah satu sama lain belomba menjadi siapa yang mau memberikan dukungan politik, militer, dan diplomatik paling banyak kepada Israel ketika Israel terus melakukan pembersihan etnis rakyat Palestina seperti yang sudah dilakukannya sejak 1948," kata dia.

"Hukum internasional tegas-tegas menyebut adanya aturan yang dilanggar berat oleh Israel," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Simak Video Pilihan Ini:


Korban Makin Bertambah

Pengungsi Palestina di Khan Yunis Jalur Gaza Selatan
Pengungsi di Khan Yunis mulai kekurangan air dan bahan makanan. (MOHAMMED ABED/AFP)

Dia menilai kredibilitas aturan tersebut tergantung kepada bagaimana negara-negara menerapkannya dalam kondisi apa pun, bukan karena demi nyaman atau bermanfaat secara politik.

"Ini sungguh situasi yang berbahaya. Aturan-aturan itu membutuhkan kepemimpinan yang serius dan bertanggung jawab,” desaknya. “Tidak ada pejabat pemerintah yang tak ingin dimintai pertanggung jawaban dalam pembunuhan masal warga sipil Palestina."

Tentara Israel memperluas serangan udara dan daratnya di Jalur Gaza sejak serangan udara tanpa henti menyusul serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober.

Hampir 10.600 orang tewas dalam konflik tersebut, termasuk setidaknya 9.061 warga Palestina dan 1.538 warga Israel.

Selain itu, pasokan bahan pokok bagi 2,3 juta penduduk di Gaza semakin menipis karena diblokade Israel.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya