Liputan6.com, Jakarta - Ternyata di balik kehidupan Soimah yang glamor sebagai seorang artis kondang yang akrab dengan paggilan ‘Mae’ ini ternyata memiliki keluarga yang sangat religius.
Baca Juga
Garangan Jangan Salah, Bisa Disemprot Soimah Seperti Jebor, Sebutan Bu Nyai dan Ning oleh Gus Iqdam Maksudnya Ini
Gus Faiz Sebut Gus Iqdam Waliyullah Lewat Isyarat Mimpi, Bagaimana Perspektif Islam tentang Bunga Tidur?
Tatkala Binatang Dikumpulkan di Padang Mahsyar Usai Kiamat, Maka Ini yang Akan Terjadi
Advertisement
Hal ini ia ceritakan di sela-sela pengajian Gus Iqdam di pendopo ‘Tulungo’ miliknya. Soimah menceritakan kalau dirinya memiliki saudara yang taat dalam beragama.
Bahkan berdasarkan penuturannya ini ada yang menjadi seorang kiai dan memiliki pondok pesantren.
Tentu saja hal ini membuat bangga artis yang pernah mengawali kariernya sebagai pesinden. Meskipun dirinya seorang artis, akan tetapi masih memiliki keluarga yang lekat dengan pendidikan agama.
Simak Video Pilihan Ini:
Kakaknya Seorang Kiai
Di hadapan Gus Iqdam dan puluhan ribu jemaah yang hadir, Soimah menceritakan perihal saudara-saudaranya ini.
Ia mengisahkan seraya bersyukur kepada Sang Pencipta karena dirinya dianugerahi keponakan-keponakan yang khatam Al-Quran dan kakak yang merupakan seorang kiai.
“Tapi alhamdulillah jelek-jelek saya begini sebagai penyayi, keponakan-keponakan saya banyak yang khatam Al-Qur’an, kakak saya juga kiai,” katanya dikutip dari tayangan YouTube JPproductions, Kamis (30/12/23).
Advertisement
Pengasuh Pondok Pesantren
Bahkan ada juga yang menjadi pemilik sekaligus pengasuh salah satu pondok pesantren di Kabupaten Pati, Jawa Tengah.
“Ada yang punya pondok?” tanya Gus Iqdam.
“Iya di Pati,” jawabnya.
Kehadiran Gus Iqdam dan banyaknya jemaah yang hadir di acara haul leluhurnya ini tentu saja membuat Soimah gembira sekaligus terharu dan harus beberapa kali menahan tangis.
“Pokoknya begini Gus dengan para jemaah saya ucapkan terima kasih atas kedatangannya. Sejatinya dari tadi saya menahan tangis tapi saya tutupi dengan terus tertawa,” tutupnya.
Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul