3 Golongan yang Dijamin Masuk Surga oleh Rasulullah, Apakah Kita Termasuk?

Dalam Islam, menjadi sosok yang kelak dapat mendapatkan istana di surga merupakan tujuan spiritual yang tinggi

oleh Liputan6.com diperbarui 27 Feb 2024, 14:30 WIB
Diterbitkan 27 Feb 2024, 14:30 WIB
Ilustrasi Surga (SS: YT Tafakkur Fiddin)
Ilustrasi Surga (SS: YT Tafakkur Fiddin)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, menjadi sosok yang kelak dapat mendapatkan istana di surga merupakan tujuan spiritual yang tinggi. Otomatis, proses ini melibatkan komitmen yang kuat terhadap ajaran agama, praktik ibadah, dan perilaku etis.

Setidaknya ada hal-hal yang bisa dilakukan secara umum agar kita bisa tergolong dalam kategori tersebut. Dengan menjalankan rukun Islam dengan sepenuh hati adalah kunci utama. Melaksanakan lima rukun Islam, yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa, dan haji, dengan sungguh-sungguh adalah fondasi untuk mendapatkan keberkahan dan pahala dari Allah.

Menjalankan ibadah ini dengan ikhlas dan tulus memperkuat ikatan spiritual dengan Tuhan. Selain itu juga menjalankan praktik ibadah sehari-hari, seperti sholat lima waktu, membaca Al-Qur'an, dan dzikir, menjadi inti dari perjalanan rohaniah.

Menjaga akhlak yang baik dan berperilaku etis adalah bagian tak terpisahkan dari perjalanan masuk surga. Menghindari perbuatan dosa dan memperbaiki hubungan sosial dengan sesama merupakan aspek penting dalam Islam.

 

Masuk surga tidak gratis. Butuh perjuangan panjang dan istiqamah untuk mencapainya. Surga adalah tentang syafaat dan rahmat Allah SWT.

Namun ternyata ada tiga golongan atau tiga kelompok yang dijanjikan masuk surga oleh Rasulullah SAW. Siapa saja mereka?

 

Simak Video Pilihan Ini:

3 Golongan Dijanjikan Masuk Surga

Ilustrasi Surga (SS: YT The Real Moslem)
Ilustrasi Surga (SS: YT The Real Moslem)

Mengutip Mediaislam.id, Rasulullah SAW memberikan kabar bagi tiga kategori orang yang akan mendapatkan istana di surga.

Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda :

أَنَا زَعِيمٌ بِبَيْت فِي رَبَضِ الْجَنّّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْمِرَاءَ وَإِنْ كََانَ مُحقًّا وَبِبَيْتٍ فِي وَسَط الْجَنَّةِ لِمَنْ تَرَكَ الْكَذِ بَ وَإِنْ كَانَ مَازِ حًا وَبِبَيتِ فِي أَغلَى الْجَنَّةِ لِمَنْ حَسَّنَ خُلُقَهُ

“Aku menjamin sebuah istana di bagian tepi surga bagi orang yang meninggalkan debat meskipun ia sebagai pihak yang benar. Aku menjamin pula sebuah istana di bagian tengah surga bagi orang yang meninggalkan dusta meskipun sekedar bercanda. Dan aku menjamin sebuah istana di bagian atas surga bagi seseorang yang memperindah akhlaknya.” (HR. Abu Dawud dari Abu Umamah, Hasan oleh al-Albani rahimahullah)

Umar Bin Khattab berkata :

لا يجد عبد حقيقة الإيمان حتى يدع المراء وهو محق ويدع الكذب في المزاح وهو يرى أنه لو شاء لغلب

“Seseorang tidak akan merasakan hakikat iman sampai ia mampu meninggalkan perdebatan yang berkepanjangan meskipun ia dalam kebenaran, dan meninggalkan berbohong meskipun hanya bercanda padahal ia tahu seandainya ia mau ia pasti menang dalam percebatan itu” (Kanzul Ummal juz 3 hal 1165)

Imam Ishaq bin Isa berkata:

المِراء والجِدال في العلم يَذهبُ بنور العلم من قلب الرجل

“Imam Malik bin Anas mengatakan : “Debat kusir dan pertengkaran dalam masalah ilmu akan menghapuskan cahaya ilmu dari hati seseorang”

Jangan Asal Bercanda

ilustrasi surga
ilustrasi surga, sumber : freepik.com

Imam Ibnu Wahab berkata :“Aku mendengar Imam Malik bin Anas mengatakan :

المراء في العلم يُقسِّي القلوب ، ويورِّث الضغن

“Perdebatan dalam ilmu akan mengeraskan hati dan menyebabkan kedengkian” (Jaami’ al Uluum wak Hikam 11/16)

Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنِّي لأَمْزَحُ , وَلا أَقُولُ إِلا حَقًّا

“Aku juga bercanda namun aku tetap berkata yang benar.” (HR. Thobroni dalam Al Kabir 12: 391.

Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits tersebut shahih dalam Shahih Al Jaami’ no. 2494).”

Berdusta yang tujuannya hanya ingin membuat orang tertawa termasuk kena ancaman ‘wail’. Dari Bahz bin Hakim, ia berkata bahwa ayahnya, Hakim telah menceritakan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

وَيْلٌ لِلَّذِى يُحَدِّثُ فَيَكْذِبُ لِيُضْحِكَ بِهِ الْقَوْمَ وَيْلٌ لَهُ وَيْلٌ لَهُ

“Celakalah bagi yang berbicara lantas berdusta hanya karena ingin membuat suatu kaum tertawa. Celakalah dia, celakalah dia.” (HR. Abu Daud no. 4990 dan Tirmidzi no. 3315. Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)

Kebaikan Akhlak Mendapatkan Tempat di Surga

Surga
Ilustrasi surga. (Liputan6.com/Pexels/Brett Sayles)

Diriwayatkan dari Abu Darda’ Radhiyallahu ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda:

مَا مِنْ شَيْءٍ أَثْقَلُ فِي الْمِيزَانِ مِنْ حُسْنِ الْخُلُقِ

“Tidak ada sesuatu yang dapat memperberat timbangan (kebaikan) seorang mukmin pada hari qiyamat selain kebaikan akhlaknya.” (HR. Tirmidzi dan Abu Dawud)

Bahkan beliau Shallallahu ‘Alaihi Wasallam menjanjikan bagi orang yang berakhlak mulia mendapatkan tempat yang lebih dekat dengannya di hari kiamat di dalam surga.

إِنَّ مِنْ أَحَبِّكُمْ إِلَيَّ وَأَقْرَبُكُمْ مِنِّيْ مَجْلِسًا يَوْمَ القِيَامَةِ أَحَسِانُكُمِ أَخْلَاقًا

“Sesungguhnya orang yang paling aku cintai dan paling dekat kedudukannya denganku pada hari qiyamat adalah yang paling baik akhlaknya.” (HR. Ahmad, al-Tirmidzi, dan Ibnu HIbban. Dishahihkan Syaikh Al-Albani dalam ShAhih al-Jami’, no. 15350)

Semoga kita menjadi pribadi Muslim yang senantiasa menjaga akhlaknya di kehidupan saat ini. Wallahu a’lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya