Liputan6.com, Jakarta - LTQ Cahaya Hati Banjarnegara menggelar acara Sehari Bersama Quran yang diikuti ratusan jamaah Masjid Asy Syifa, Semampir, Banjarnegara, Minggu (17/3/2024).
Dalam acara yang berlangsung seperempat hari tersebut, secara keroyokan, peserta dapat khatam Al-Qur'an sebanyak 5 kali. Masing-masing peserta membaca satu juz Al-Qur'an.
Advertisement
Baca Juga
Ketua Takmir Masjid Asy Syifa Tursiman mengapresiasi kegiatan tersebut. Ia sangat senang karena masjid menjadi makmur dengan kegiatan tersebut, terlebih di bulan Ramadhan.
"Ke depan tantangan kita adalah bagaimana meningkatkan ketaqwaan kepada anak-anak kita, karena selama ini kegiatan keagamaan banyak didominasi ibu-ibu," ujar Tursiman.
Pembina LTQ Cahaya Hati Yusman yang menjadi narasumber kegiatan tersebut mengungkapkan kita perlu merefleksikan hubungan kita dengan Al-Qur'an, sebagai salah satu bekal menghadapi hari akhir.
"Membaca Al-Quran adalah ibadah, yang kita wajib untuk membaca dengan benar. Maka konsekuensinya kita harus belajar Quran, seumur hidup. Sukur-sukur dilanjutkan dengan menghafal Quran," jelas Yusman.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Membaca Al-Qur'an
Kepala LTQ Cahaya Hati Erni Anjarwati mengungkapkan pihaknya berusaha agar bisa membuka cabang di semua kecamatan di Banjarnegara.
"Kita ingin agar kemampuan membaca Quran bersanad semakin banyak. Konsepnya para guru besar sanad akan kita dekatkan ke murid, sehingga targetnya setiap kelas ada di setiap kecamatan. Saat ini kami baru memiliki 110 santri dalam 13 kelas. Jadi kelasnya memang sangat intensif," jelas Erni.
"Membaca Quran adalah ibadah, yang kita wajib untuk membaca dengan benar. Maka konsekuensinya kita harus belajar Quran, seumur hidup. Sukur-sukur dilanjutkan dengan menghafal Quran," jelas Yusman.
Kepala LTQ Cahaya Hati Erni Anjarwati mengungkapkan pihaknya berusaha agar bisa membuka cabang di semua kecamatan di Banjarnegara.
"Kita ingin agar kemampuan membaca Quran bersanad semakin banyak. Konsepnya para guru besar sanad akan kita dekatkan ke murid, sehingga targetnya setiap kelas ada di setiap kecamatan. Saat ini kami baru memiliki 110 santri dalam 13 kelas. Jadi kelasnya memang sangat intensif," jelas Erni.
Penulis: Heni Purwono
Advertisement