Liputan6.com, Jakarta - Surat Al-Fatihah adalah salah satu rukun sholat yang wajib dibaca dalam setiap rakaat sholat. Oleh karena itu, bagi seorang Muslim yang tidak hafal Al-Fatihah, penting untuk mencari cara agar dapat membacanya saat melaksanakan sholat.
Memangnya ada orang yangtidak hafal surat tersebut? Ada saja yang tak hafal, baik karena baru saja memeluk Islam (mualaf) atau karena baru saja melakukan taubat, maka dia perlu melakukan upaya untuk belajar dan menghafal Surat Al-Fatihah agar dapat melaksanakan sholat dengan sempurna. Namun, dalam situasi dimana seseorang belum mampu menghafal Al-Fatihah, dia masih bisa menjalankan sholat dengan beberapa pertimbangan.
Jika seseorang berada dalam proses pembelajaran dan belum mampu membaca Surat Al-Fatihah, dia bisa memperdalam pengetahuannya tentang Islam dengan bimbingan dari seorang guru atau pendamping.
Advertisement
Dalam situasi ini, upaya belajar dan meningkatkan pemahaman agama menjadi prioritas utama.
Rukun sholat yang wajib ditunaikan setelah niat, takbiratul ihram, dan berdiri bagi yang mampu adalah membaca surat Al-Fatihah pada tiap rakaat. Dikarenakan Al-Fatihah rukun sholat, maka orang yang tidak membaca surat Al-Fatihah secara sengaja sholatnya tidak sah.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Apakah Tidak Sah Sholatnya Jika Tak Hafal Al Fatihah?
Mengutip islami.co, Syekh Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Muin menjelaskan sebagai berikut:
ورابعها قراءة فاتحة كل ركعة في قيامها لخبر الشيخين “لا صلاة لمن لم يقرأ بفاتحة الكتاب” أي في كل ركعة
Artinya, “Rukun sholat keempat ialah membaca Al-Fatihah pada tiap rakaat sholat saat berdiri berdasarkan hadis riwayat Al-Bukhari-Muslim (Syaikhaini), ‘Tidak sah sholat orang yang tidak membaca al-Fatihah’, maksudnya pada tiap rakaat.” (Lihat Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu’in, Jakarta, Darul Kutub Islamiyyah, 2009 halaman 38).
Berdasarkan hadits itu, para ulama menghukumi tidak sah sholat orang yang tidak membaca Al-Fatihah. Pertanyaannya, bagaimana dengan sholat orang yang tidak pandai membaca surat Al-Fatihah, misalnya orang yang baru masuk Islam, atau orang yang baru tobat sementara umurnya sudah tua dan sulit menghafal surat Al-Fatihah dengan sempurna?
Seluruh ulama sepakat bahwa tidak ada toleransi sholat bagi setiap umat Islam. Maksudnya, bagi orang yang memenuhi persyaratan sholat harus mengerjakan sholat dalam kondisi apapun, termasuk orang yang tidak hafal surat Al-Fatihah.
Advertisement
Berikut Solusinya
Bagi orang yang tidak hafal surat Al-Fatihah, Syekh Zainuddin Al-Malibari menjelaskan sebagai berikut:
ومن جهل جميع الفاتحة ولم يمكنه تعلمها قبل ضيق الوقت ولا قراءة في نحو مصحف، لزمه قراءة سبع آيات ولو متفرقة لا ينقص حروفها عن حروف الفاتحة، وهي بالبسملة بالتشديدات مائة وستة وخمسون حرفا بإثبات ألف مالك. ولو قدر على بعض الفاتحة كرره ليبلغ قدرها وإن لم يقدر على بدل فسبعة أنواع من ذكر كذلك فوقوف بقدرها
Artinya, “Orang yang tidak tahu (hafal) seluruh ayat dalam surat al-Fatihah dan tidak mungkin mempelajarinya sampai waktu sholat berakhir, dan tidak bisa pula membaca mushaf, wajib baginya untuk membaca tujuh ayat, meskipun berbeda-beda, dan jumlah hurufnya tidak kurang dari jumlah huruf surat Al-Fatihah. Jumlah huruf surat Al-Fatihah sekitar 156 beserta basmalah, tasydid, dan alif pada “مالك”.
Kalau tidak mampu dibolehkan mengulang-ulang sebagian ayat dalam surat Al-Fatihah sampai durasinya sama. Kalau tidak mampu juga, dibolehkan menggantinya dengan tujuh macam zikir. Bagi yang tidak mampu juga wajib diam sesuai durasi waktu baca surat al-Fatihah,” (Lihat Zainuddin Al-Malibari, Fathul Mu’in, Jakarta, Darul Kutub Islamiyyah, 2009, halaman 39).
Dari penjelasan di atas, orang yang tidak hafal surah Al-Fatihah dibolehkan membacanya dengan menggunakan mushaf Al-Quran. Kalau tidak pandai membaca Al-Quran dibolehkan membaca tujuh ayat yang jumlah hurufnya sama dengan Al-Fatihah, meskipun dari surat yang berbeda-beda.
Bila tidak ada surat atau ayat lain yang dihafal dibolehkan membaca sebagian surat Al-Fatihah dan mengulang-ulanginya sesuai lama membaca surat Al-Fatihah. Kalau tidak hafal sama sekali surat Al-Fatihah dan ayat lain, dibolehkan membaca tujuh macam zikir, misalnya:
سبحان الله والحمد لله ولا إله إلا الله والله أكبر ولا حول ولا قوة إلا بالله العلي العظيم وما شاء الله كان وما لم يشأ لم يكن
Subhanallâh wal hamdulillâh wa lâ ilâha illallâh wallâhu akbar wa lâ hawla wa lâ quwwata illâ billâhil ‘aliyyil ‘adzîm wa mâsyâ allâhu kâna wa mâ lam yasya’ lam yakun.
Kalau tidak hafal dan mampu membaca zikir di atas dibolehkan diam sesuai dengan durasi membaca surat Al-Fatihah. Meskipun demikian, setiap umat Islam diwajibkan untuk terus belajar agar ibadahnya sempurna, terutama belajar membaca Al-Quran. Paling tidak surat Al-Fatihah hafal di luar kepala, minimal bisa membaca surat Al-Fatihah meskipun tidak hafal. Wallahu a’lam.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda Cingebul