Asal-Usul Nama Nabi Ibrahim AS Disebut dalam Doa Tahiyat, Begini Kisahnya

Kisah nabi ibrahim yang menginginkan kemuliaan umat nabi muhammad sehingga menjadi alasan namanya disebut dalam doa tahiyat.

oleh Putry Damayanty diperbarui 03 Jun 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 03 Jun 2024, 10:30 WIB
Ilustrasi Sholat Tarawih (Istimewa)
Ilustrasi Sholat Tarawih (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Sholat adalah tiang agama. Maka sudah menjadi kewajiban bagi setiap muslim untuk melaksanakan sholat. Perintah sholat tercantum dalam salah satu firman-Nya;

"Laksanakanlah sholat sejak matahari tergelincir sampai gelapnya malam dan (laksanakan pula sholat) Subuh. Sungguh, sholat subuh itu disaksikan (oleh malaikat)". (QS. Al-Isra: 78)

Dalam menjalankan sholat penting untuk memahami tata cara, urutan serta bacaan yang benar. Seperti ketika sholat, akan menemui duduk tahiyat. Dalam posisi tersebut kita akan membaca doa tahiyat.

Namun, mungkin kita pernah terpikir lalu bertanya mengapa dalam bacaan tahiyat itu disebutkan Nabi Ibrahim AS dan mengapa bukan nama Nabi lainnya? 

Ternyata ada kisah yang tersimpan di baliknya dan bermula ketika Allah pertama kali menciptakan Nabi Adam AS. Ingin tahu seperti apa selanjutnya? Berikut kisah lengkapnya merangkum dari laman makintau.com.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Kemuliaan Umat Nabi Muhammad SAW

Rindu Pada Nabi Muhammad SAW? Ini Peninggalan Tubuh Rasulullah
Kaligrafi Nabi Muhammad SAW | Via: flickr.com

Setelah Allah menciptakan manusia pertama yaitu Adam AS, kalimat pertama yang dilihat oleh Nabi Adam adalah kalimat syahadat yang berbunyi,

لا إله إلا الله محمد رسول الله

Laa ilaaha illallah, muhammadar rasulullah 

Lalu, Nabi Adam bertanya kepada Allah tentang siapakah sosok Muhammad itu? lalu Allah menjawab pertanyaan Nabi Adam. Allah menjawab bahwa dia (Muhammad) adalah rasul terakhir atau penutup para rasul dan nabi, dan dia (Muhammad) adalah yang paling mulia diantara semua rasul. Umat Rasulullah juga diberi kemuliaan atas umat-umat yang lain.

Dikisahkan bahwa Nabi Adam berkata: “Sesungguhnya, Allah memberi 4 macam kemuliaan kepada umat Muhammad SAW yang tidak diberikan kepadaku, yaitu:

  1. Penerimaan taubatku di Makkah, sedangkan umat Muhammad boleh bertaubat dimanapun.
  2. Aku berpakaian ketika melakukan dosa, kemudian Allah menjadikanku telanjang bulat. Sedangkan umat Muhammad tetap diberi pakaian meski mereka durhaka kepada Allah dalam keadaan telanjang.
  3. Ketika aku berbuat dosa, Allah memisahkan aku dengan istriku (Hawa). Sedangkan ketika umat Muhammad berbuat dosa, mereka tidak dipisahkan dengan istrinya.
  4. Aku berbuat kesalahan di surga, lalu Allah mengusirku dari surga. Sedangkan umat Muhammad melakukan dosa diluar surga, tetapi Allah tetap memasukkannya kedalam surga jika ia bertaubat.

Janji Allah kepada Nabi Ibrahim

Ilustrasi kitab Allah Swt.
Ilustrasi kitab Allah Swt. (Image by chandlervid85 on Freepik)

Setelah itu, Nabi Adam memohon kepada Allah supaya ia diberi anugerah oleh Allah, yaitu ia cukup ingin menjadi umat Muhammad SAW. Namun, Allah menolak permintaan Adam.

Begitu juga dengan nabi-nabi yang lainnya seperti Nabi Musa. Sehingga Allah sendiri menegur Nabi Musa agar ia ridha dengan segala sesuatu yang Allah telah karuniakan kepadanya. Banyak nabi yang memohon kepada Allah agar bisa menjadi umat Muhammad, namun tidak ada satupun yang Allah kabulkan.

Begitu pula Nabi Ibrahim, saat beliau memohon agar dapat menjadi umat Muhammad, Allah menolak permintaannya. Namun, Allah menjanjikan kepada Ibrahim bahwa Nabi Muhammad akan lahir dari garis keturunannya.

Selain itu, nama Ibrahim juga akan selalu disebut-sebut oleh Rasulullah dan umatnya setiap saat. Oleh karena itu, dalam setiap sholat kita selalu menyebutkan nama Ibrahim dalam setiap tahiyat. Seperti yang telah Allah janjikan kepada Ibrahim bahwa namanya akan selalu disebut-sebut oleh umat Rasulullah SAW.

Inilah yang disebut sebagai sholawat Ibrahimiyah, sholawat yang sering kita baca dalam sholat. Ibnu Taimiyyah berkata, “Sholawat yang paling sempurna untuk Rasulullah adalah Sholawat Ibrahimiyah…”.

ا اللّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى آلِ اِبْرَاهِيْمَ . وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ آلِ اِبْرَاهِيْمَ . إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَّجِيْدٌ 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya