Liputan6.com, Jakarta - Sering terjadi di masyarakat kebiasaan menginapkan jenazah dengan berbagai alasan. Salah satunya adalah menunggu kedatangan anak atau saudara yang berada jauh dari lokasi.
Tradisi ini dilakukan agar keluarga yang berada di tempat jauh dapat memberikan penghormatan terakhir dan ikut serta dalam prosesi pemakaman.
Baca Juga
Meskipun hal ini dimaksudkan untuk menghormati keluarga, namun, menurut ajaran Islam, mempercepat pemakaman jenazah lebih dianjurkan untuk menghormati jenazah dan meringankan beban keluarga yang ditinggalkan.
Advertisement
KH Yahya Zainul Ma'arif, yang lebih dikenal sebagai Buya Yahya, dalam sebuah kajian menekankan pentingnya mempercepat proses pemakaman jenazah sesuai dengan anjuran Nabi Muhammad SAW.
Menurut Buya Yahya, tradisi menunda pemakaman jenazah yang masih sering dilakukan di beberapa daerah tidaklah benar dan tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Mempercepat Pemakaman Merupakan Perintah Nabi
"Mayat jangan diinapkan di rumah lama-lama. Tradisi apapun tetap enggak benar, tradisi siapapun. Wah, ini karena mbah-mbah saya begitu," ujar Buya Yahya, seperti yang diunggah di kanal YouTube @kawiakulisusu.
Ia menjelaskan bahwa mempercepat pemakaman jenazah adalah perintah Nabi yang harus diikuti oleh umat Muslim.
Buya Yahya menegaskan bahwa menunda pemakaman dengan alasan apapun bukanlah hal yang dianjurkan dalam Islam. "Wong Nabi mengatakan lebih cepat lebih bagus kok, nginep ini karena tradisi kampung," tambahnya.
Menurut Buya Yahya, ada beberapa alasan mengapa pemakaman jenazah harus segera dilakukan. Salah satunya adalah demi kebaikan para perawat jenazah.
"Mohon maaf, ini yang bakal merawat jenazahnya dia juga pengin istirahat. Yang gali kubur dan sebagainya, semuanya," katanya.
Â
Advertisement
Jika Mayat Baik, akan Lebih Cepat Nikmati Alam Barzakh
Selain itu, Buya Yahya menjelaskan bahwa jika jenazah tersebut adalah jenazah yang baik, maka lebih cepat dimakamkan berarti lebih cepat menikmati kenikmatan alam barzakh.
"Kalau mayat ini adalah mayat yang baik, biar segera menikmati kenikmatan alam barzakh," jelasnya.
Namun, jika jenazah tersebut bukanlah orang yang baik, menunda pemakaman hanya akan menambah penderitaan bagi yang meninggal dan keluarganya.
"Kalau mayat ini tidak baik, jangan lama-lama di rumah," tegas Buya Yahya.
Buya Yahya juga mengkritik praktik yang menunda pemakaman hingga sehari atau dua hari, bahkan lebih. "Kita menemukan sebagian orang ditunda sampai berlama-lama sehari, dua hari. Bukan begitu!" serunya dengan tegas.
Ia menekankan bahwa mengikuti sunnah Nabi dalam hal ini bukan hanya soal ketaatan, tetapi juga soal kepedulian terhadap kondisi keluarga yang ditinggalkan dan masyarakat sekitar.
"Percepat pemakaman juga bentuk perhatian kita pada keluarga yang berduka agar mereka bisa segera beralih dari duka dan memulai proses healing," tambahnya.
Buya Yahya mengajak umat Islam untuk lebih memahami dan mengamalkan ajaran Nabi secara utuh, termasuk dalam hal pemakaman jenazah. "Mari kita ikuti sunnah Nabi dengan baik, demi kebaikan bersama," ujarnya.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul