Begini Konsep Mencari Nafkah Menurut Ustadz Adi Hidayat, Insya Allah Dicukupkan

Kalau suami bekerja mencari yang halal dan baik, berapapun hasil dari pekerjaan itu, Allah akan cukupkan untuk seluruh yang ada di rumah.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Jun 2024, 12:30 WIB
Diterbitkan 30 Jun 2024, 12:30 WIB
UAH
Ustadz adi Hidayat (SS TikTok)

Liputan6.com, Jakarta - Penceramah muda, Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam sebuah ceramah bareng majelisnya menguraikan konsep mencari nafkah yang ideal menurut ajaran Islam.

Di awal video yang tayang di Youtube kanal @ratnasari_d3wi Ustadz Adi Hidayat atau UAH menekankan pentingnya mencari nafkah dengan cara yang halal dan baik, serta peran masing-masing anggota keluarga dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga.

"Nafkah itu begini, kalau suami bekerja mencari yang halal dan baik, berapapun hasil dari pekerjaan itu, Allah akan cukupkan untuk seluruh yang ada di rumah," ujar Ustadz Adi Hidayat.

Menurut Ustadz Adi, keberkahan dari hasil kerja yang halal dan baik adalah kunci dalam memenuhi kebutuhan keluarga.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Begini Peran Istri

Ilustrasi uang rupiah, THR
Ilustrasi mencari nafkah. Gambar oleh Eko Anug dari Pixabay)

"Nantinya hasilnya diberikan kepada istri untuk diolah jadi kebutuhan rumah tangga," jelasnya.

Ia juga mengingatkan bahwa jika istri memaksa untuk bekerja mencari nafkah, maka sebanyak apapun penghasilan tersebut, tidak akan pernah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Sebaliknya, kalau istri memaksa untuk bekerja sebagai pencari nafkah, maka sebanyak apapun yang dibawa ke rumah, itu tidak akan pernah cukup," tegas Ustadz Adi.

Selain itu, Ustadz Adi Hidayat menyoroti peran istri dalam membantu perekonomian keluarga. Menurutnya, istri boleh menyalurkan bakat atau profesinya, namun tidak boleh menjadikan pekerjaan tersebut sebagai bagian dari pencarian nafkah utama.

"Kalau ibu ingin menyalurkan profesi misalnya ada bakat tertentu mengajar, silakan, tapi jangan jadikan pengajaran itu bagian dari pencarian nafkah," ujarnya.

Istri Boleh Berkontribusi tapi Jangan sebagai Nafkah Utama

Ilustrasi keuangan
ilustrasi perempuan mencari rezeki. (Foto: Unsplash)

Dalam pandangan Ustadz Adi, pekerjaan istri lebih baik difokuskan pada hal-hal yang tidak membebani tanggung jawab suami sebagai pencari nafkah utama.

"Istri bisa berkontribusi dalam berbagai bentuk, namun tetaplah suami yang bertanggung jawab penuh atas nafkah keluarga," katanya.

Ustadz Adi Hidayat juga menekankan pentingnya sinergi antara suami dan istri dalam menjalankan tugas rumah tangga.

"Kebersamaan dan kerjasama antara suami dan istri adalah kunci keberhasilan dalam memenuhi kebutuhan keluarga," jelasnya.

Lebih lanjut, ia mengingatkan bahwa keberkahan dalam rezeki tidak hanya datang dari jumlahnya, tetapi juga dari cara mendapatkannya.

"Yang penting bukan hanya seberapa banyak yang didapat, tapi seberapa berkah rezeki tersebut," tegasnya.

Ustadz Adi juga menekankan pentingnya bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah. "Rasa syukur akan membuat rezeki yang sedikit terasa cukup dan yang banyak menjadi berkah," ujarnya.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya