Liputan6.com, Jakarta - Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari dikenal sebagai ulama kharismatik asal Jombang, Jawa Timur. Ia adalah tokoh di balik berdirinya organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Nahdlatul Ulama (NU).
Mbah Hasyim termasuk ulama yang menyumbangkan pemikirannya untuk bangsa, terutama melalui NU. Mbah Hasyim mengeluarkan fatwa Resolusi Jihad yang isinya mendorong para santri dan kiai Nusantara melawan penjajah.
Semasa hidupnya, Mbah Hasyim begitu dihormati oleh umat Islam, tak hanya kalangan Nahdliyin (warga NU). Kecerdasan dan kebijaksanaannya Mbah Hasyim juga diakui oleh warga ormas Islam lain seperti Muhammadiyah.
Advertisement
Baca Juga
Ulama NU ini memiliki banyak santri yang tersebar di berbagai daerah. Salah satunya adalah KH Tahmid.
Kiai Tahmid adalah santri senior sekaligus kepercayaannya Mbah Hasyim bidang penerimaan tamu.
Namun, pernah satu ketika, dengan karomah Mbah Hasyim, Kiai Tahmid pernah ketahuan berbohong. Seperti apa kisahnya? Simak selengkapnya, yuk.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Kisah Karomah Mbah Hasyim Tahu Kebohongan Santrinya
Kiai Tahmid yang saat itu santri kepercayaan Kiai Hasyim menerima tamu, pernah ditimbali Kiai Hasyim untuk melayani tamu yang datang. Pamannya, Kang Bahruddin yang juga santri senior di Tebuireng, diminta oleh beliau untuk memanggilnya.
Lalu Kang Tahmid bergegas ke Ndalem Kiai Hasyim dekat masjid pondok. Kang Bahruddin mengingatkan agar Kang Tahmid salat dulu. Namun, Kiai Tahmid malah menundanya, nanti saja katanya.
Saat di Ndalem Kiai Hasyim bertanya pada Kang Tahmid, apakah sudah shalat apa belum. Kang Tahmid berbohong mengatakan sudah. Kiai Hasyim lalu sontak meminta Kang Tahmid shalat dulu dengan nada separuh membentak dari tempat duduk beliau.
“Tahmiiid…. sana salat dulu!”. Kang Tahmid kaget bukan kepalang ternyata gurunya tahu kalau ia belum salat. Ia gemetar, tak kuasa untuk berubah dari posisi bersimpuhnya. Ia ingin bergerak tapi tak kuasa. Alot dan rasanya panas dingin. Keringat ‘brayoh’ mengucur begitu derasnya.
Advertisement
Minta Santrinya Salat
Kemudian, Kiai Hasyim menghampiri Tahmid sambil menepuk-nepuk pundaknya. “Sana sholat dulu. Lain kali jangan gugup dan ‘bohong’. Biar tamu ini aku ladeni sendiri.” Kang Tahmïd pun merasa badannya kembali enteng.
Segera ia menuju ke bilik kamarnya. Tentu saja bukan kebetulan Kiai Hasyim menebak-nebak. Karena beliau memang dikenal bisa mengidentifikasi kebohongan, entah dari fisik maupun metafisik.
Kisah karomah ini datang dari penuturan almarhum Kiai Tahmid, guru Nahwu zaman Kiai Hasyim. Kiai Tahmid ini santri senior asal Brebes, Jawa Tengah.
Cerita ini dari Kiai Abdul Haq Brebes yang mendengar langsung dari KH Tahmid Jagalempeni saat mengaji, dinukil ulang dari laman Tebuireng Online.
Wallahu a’lam.