Amalan supaya Bebas dari Hisab Hari Kiamat dari Imam Syafi'i

Di akhirat nanti manusia akan mempertanggungjawabkan setiap amal perbuatannya selama di dunia. Merupakan suatu harapan tentunya bisa terbebas dari hisab hari kiamat. Ingin tau caranya? Begini kata imam syafi'i.

oleh Putry Damayanty diperbarui 10 Jul 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 10 Jul 2024, 10:30 WIB
Aktivitas Muslim Kashmir di Bulan Suci Ramadan
Muslim Kashmir sedang berdoa selama bulan ramadan di sebuah tempat suci di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, 7 Mei 2019. Saat ini umat Islam di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan menahan lapar, haus, dan hawa nafsu mulai fajar hingga senja. (AP/Mukhtar Khan)

Liputan6.com, Jakarta - Ulama termasyhur, Imam Syafi’i merupakan salah satu ulama madzab dunia. Beliau terkenal dengan karyanya terkait aturan-aturan masalah yuridis dalam bidang hukum Islam.

Diketahui ia juga merupakan satu-satunya Imam yang terkait dengan Rasulullah SAW karena berasal dari suku Quraisy dari Bani Muthalib yang merupakan saudara dari suku Bani Hasyim suku Nabi SAW.

Imam Syafi'i pernah memberikan amalan agar terbebas dari hisab di hari kiamat kepada para muridnya. Sebagaimana yang kita tau bahwa setelah kiamat semua amal perbuatan manusia akan diperhitungkan.  

Keilmuan yang dimiliki oleh Imam Syafi'i tentunya sudah tidak diragukan lagi. Lantas apakah amalan yang dilakukan oleh Imam Syafi'i agar dapat terbebas dari hisab hari kiamat?

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan ini:


Sholawat Imam Syafi’i agar Terhindar dari Hisab di Hari Kiamat

Keutamaan Sholawat Jibril Lainnya
(Sumber: Pinterest.com/kalbarsatu id)

Mengutip dari laman bincangsyariah.com, Imam Al-Ghazali mengutip keutamaan lafal sholawat Nabi yang ditulis Imam As-Syafi’i pada karya ushul fiqihnya, Kitab Ar-Risalah. Al-Ghazali mengisahkan perjumpaan Abul Hasan dengan Rasulullah saw dalam mimpinya.

وروي عن أبي الحسن قال رأيت النبي صلى الله عليه و سلم في المنام فقلت يا رسول الله بم جوزي الشافعي عنك حيث يقول في كتابه الرسالة وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الغَافِلُوْنَ فقال صلى الله عليه و سلم جوزي عني أنه لا يوقف للحساب

Artinya: “Diriwayatkan dari Abul Hasan, ia bercerita, ia mimpi bertemu Rasulullah saw, ‘Wahai Rasulullah, apa hadiah besar untuk As-Syafi’i yang bershalawat dalam Kitab Ar-Risalah-nya, ‘Wa shallāllahu ‘alā Muhammadin kullamā dzakarahudz dzākirūna, wa ghafala ‘an dzikrihil ghāfilūna?’ ‘Hadiah besarku untuk As-Syafi’i bahwa ia tidak akan dihentikan untuk hisab nanti,’’ (Imam Al-Ghazali, Ihya Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439-1440 H], juz I, halaman 391).

Sholawat Nabi yang ditulis oleh Imam As-Syafi’i dalam Kitab Ar-Risalah adalah sebagai berikut: 

وَصَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ كُلَّمَا ذَكَرَهُ الذَّاكِرُوْنَ وغَفَلَ عَنْ ذِكْرِهِ الغَافِلُوْنَ

Artinya: “Semoga Allah melimpahkan rahmat-Nya untuk Nabi Muhammad saw sebilangan orang yang mengingat-Nya dan sebilangan orang yang lalai mengingat-Nya.”


Cara Melafalkan Sholawat kepada Nabi SAW

Ibadah
Seorang Muslim membaca Al-Quran saat berpuasa pada hari pertama Ramadhan di Masjid Niujie di Beijing, China, Selasa, 12 Maret 2024. (AP Photo/Tatan Syuflana)

Kemudian terkait tata cara melafalkannya, sebenarnya ada banyak cara untuk membaca sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Ada sebagian orang menggunakan lafal shslawat dan salam dengan fi’il madhi. 

Sebagian orang lainnya menggunakan fi’il amr. Sejauh masih menggunakan lafal sholawat dan salam, maka itu diperbolehkan untuk para nabi dan rasul.

Dengan kata lain, kita boleh membaca sholawat dan salam untuk para nabi. Kita tidak diperbolehkan untuk membaca selain shoawat dan salam.

ولا يجوز الدعاء للنبي صلى الله عليه وسلم بغير الوارد كرحمه الله بل المناسب واللائق في حق الأنبياء الدعاء بالصلاة والسلام

Artinya: “Tidak boleh mendoakan Nabi Muhammad SAW dengan lafal yang tidak warid seperti lafal ‘Rahimahullāhu’. Tetapi lafal yang sesuai dan layak untuk para nabi dan rasul adalah lafal shalawat dan salam,” (Lihat Syekh M Nawawi Banten, Kasyifatus Saja, [Indonesia, Darul Ihya Kutubil Arabiyyah], halaman 4).

Dengan kata lain tidak ada ketentuan baku perihal sholawat dan salam untuk nabi karena pada prinsipnya keduanya adalah doa yang dimohon kepada Allah untuk Nabi Muhammad saw atau para nabi dan rasul yang lain.

Demikian amalan Imam Syafi’i agar bebas dari hisab hari kiamat! Semoga bermanfaat. Wallahu a’lam.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya