Liputan6.com, Jakarta - Sholat fardhu merupakan ibadah pokok umat Islam. Dalam sehari muslim melaksanakan sembahyang lima waktu. Jika dihitung rakaatnya, maka dalam sehari ada 17 rakaat sholat yang wajib dilaksanakan setiap muslim.
Dalam praktiknya, sering terjadi keraguan dalam bilangan rakaat sholat. Misalnya, ketika melaksanakan sholat Dzuhur muslim ragu-ragu apakah sudah rakaat keempat atau baru rakaat ketiga.
Advertisement
Advertisement
Baca Juga
Jika terjadi kondisi demikian, maka yakini rakaat yang ketiga, kemudian sebelum salam disunnahkan sujud sahwi. Hal ini sebagaimana dalam hadis nabi berikut.
إذا شك أحدكم فلم يدر أصلى ثلاثا أم أربعا فليلق الشك وليبن على اليقين وليسجد سجدتين قبل السلام ، فإن كانت صلاته تامة كانت الركعة ، والسجدتان نافلة له ، وإن كانت ناقصة كانت الركعة تماما للصلاة ، والسجدتان يرغمان أنف الشيطان
Artinya: “Ketika kalian ragu, tidak ingat apakah telah melakukan shalat tiga rakaat atau empat rakaat maka buanglah rasa ragu itu dan lanjutkanlah pada hal yang diyakini (hitungan tiga rakaat) dan hendaklah melakukan sujud dua kali sebelum salam.
Jika sholat tersebut sempurna maka tambahan satu rakaat dihitung (pahala) baginya dan dua sujud merupakan kesunnahan baginya, jika ternyata shalatnya memang kurang satu, maka tambahan satu rakaat menyempurnakan shalatnya dan dua sujud itu untuk melawan kehendak syaitan.” (HR. Abu Daud)
Sujud sahwi dilakukan sebelum salam. Jika baru sadar setelah salam dan tidak sujud sahwi, apakah sholatnya tetap sah? Untuk menjawab ini mari simak penjelasan Pengasuh LPD Al Bahjah, KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya berikut.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Hukum Sujud Sahwi Penjelasan Buya Yahya
Buya Yahya mengatakan, hukum sujud sahwi menurut mazhab Syafi’i adalah sunnah. Meskipun tidak melaksanakan sujud sahwi, sholatnya tetap sah.
“Sujud sahwi itu sunnah, tidak wajib. Nanti dipikir wajib bingung lagi. Makanya saya bilang, sujud sahwi kalau mau, kalau gak pake sujud sahwi juga tetap sah,” kata Buya Yahya dikutip dari YouTube Al Bahjah TV, Rabu (31/7/2024).
Apabila seseorang baru sadar bahwa sholat yang telah dilaksanakan itu rakaatnya kurang. Ini seperti yang dialami oleh salah satu jemaah Al Bahjah yang bercerita kepada Buya Yahya.
Jemaah itu niat sholat Dzuhur, tapi baru dua rakaat langsung salam, kemudian dia sadar rakaatnya kurang dua. Kata Buya Yahya, “Terusin lagi sholatnya, tambah lagi dua rakaat, setelah tasyahud akhir sebelum salam melakukan sujud sahwi."
Buya Yahya kembali menegaskan, meskipun tidak sujud sahwi, sholatnya tetap sah karena sujud sahwi bukan sesuatu yang wajib dilakukan.
Advertisement
Penjelasan Syekh Abdullah Bafadhl dan Syekh Said M Ba’asyin jika Lupa Sujud Sahwi
Mengutip NU Online, ketika lupa atas sesuatu yang bersifat sunnah, ia dianjurkan untuk bersujud dua kali atau sujud sahwi sebelum salam. Jumlah sujud sahwi tidak ditentukan oleh sebanyak apa kita lupa dalam sholat. Cukup dua kali sebelum salam.
Akan tetapi, jika terlanjur salam tanpa sempat sujud sahwi, maka dianjurkan untuk masuk kembali ke dalam sholat dan segera mengerjakan sujud sahwi lalu salam. Ini dilakukan jika kita baru sadar tidak lama setelah salam dan belum sempat banyak aktivitas atau bicara, sebagaimana keterangan Syekh Abdullah Bafadhl berikut ini.
و سجود السهو وإن كثر سجدتان كسجود الصلاة. ومحل سجود السهو بين التشهد والسلام، ويفوت بالسلام عامدا، وكذا ناسيا إن طال الفصل، فإن قصر الفصل عاد إلى السجو د وصار عائدا إلى الصلاة.
Artinya: “Sujud sahwi meski banyak (pelanggaran) tetap dua sujud seperti sujud shalat. Tempat sujud sahwi adalah waktu antara tasyahud akhir dan salam. Kesunahan sujud sahwi luput sebab salam secara sengaja, demikian juga luput bila lupa tetapi jeda setelah salam terlalu lama.
Tetapi ketika jeda setelah salam cukup singkat, maka ia melakukan sujud sahwi. Artinya, ia kembali masuk ke dalam sholat.” (Lihat Syekh Abdullah Bafadhl, Al-Muqaddimah Al-Hadhramiyyah, [Beirut: Darul Fikr, 2012 H/1433-1434 M], juz I, halaman 244-246).
Yang perlu diingat bahwa hukum sujud sahwi adalah sunnah, bukan wajib. Karenanya, kita tak perlu risau akan kesahihan sholat tanpa sujud sahwi, sebagaimana diterangkan Syekh Said M Ba’asyin.
ولم يجب لأنه لم ينب عن واجب بخلاف جبرانات الحج. وإنما يسن بأحد ثلاثة أسباب بل خمسة: ترك بعض، ونقل قولي غير مبطل، وزيادة فعل يبطل عمده فقط، والشك في ترك بعض، وإيقاع فعل مع التردد في زيادته
Artinya: “Sujud sahwi tidak wajib karena ia tidak menggantikan sesuatu yang wajib, lain soal untuk menambal kekurangan pada haji. Sujud sahwi disunahkan karena tiga sebab, bahkan lima sebab, yaitu meninggalkan sunnah ab‘adh, memindahkan rukun qauli yang tidak sampai membatalkan, menambahkan rukun fi’li yang jika dilakukan sengaja dapat membatalkan, ragu dalam meninggalkan sunah ab‘adh, melakukan fi’li disertai kebimbangan dalam menambahkannya.” (Lihat Syekh Said M Ba’asyin, Busyral Karim, [Beirut: Darul Fikr, 2012 H/1433-1434 M], juz I, halaman 234).
Untuk mendapatkan keutamaan sunnah, kita tidak boleh mengabaikan sujud sahwi bila ragu atau meninggalkan sunnah ab‘adh. Akan tetapi, jika sujud sahwi juga terlewat, hal ini tidak berpengaruh pada sholat kita, yang perlu diingat baik-baik adalah apa saja yang menyebabkan kita untuk mengerjakan sujud sahwi yang sunnah itu.
Hal-Hal yang Sebabkan Dianjurkan Sujud Sahwi
Selain lupa dalam bilangan rakaat, kondisi apalagi yang dianjurkan sujud sahwi? Syekh Sulaiman Al Bujairami dalam kitabnya Hasyiyah Al Bujairami menerangkan:
وأسبابه خمسة ، أحدها ترك بعض .ثانيها : سهو ما يبطل عمده فقط . ثالثها : نقل قولي غير مبطل . رابعها : الشك في ترك بعض معين هل فعله أم لا ؟ خامسها : إيقاع الفعل مع التردد في زيادته
Artinya: “Sebab kesunnahan melakukan sujud sahwi ada lima. Yaitu meninggalkan sunnah ab’ad, lupa melakukan sesuatu yang akan batal jika dilakukan dengan sengaja, memindah rukun qauli (ucapan) yang tidak sampai membatalkan, ragu dalam meninggalkan sunnah ab’ad, apakah telah melakukan atau belum dan yang terakhir melakukan suatu perbuatan dengan adanya kemungkinan hal tersebut tergolong tambahan.” (Syekh Sulaiman al-Bujairami, Hasyiyah al-Bujairami, juz 4, hal. 495)
Pendapat Syekh Sulaiman Al Bujairami, sebab kesunnahan sujud sahwi itu ada lima, yaitu:
- Meninggalkan salah satu sunnah ab'ad sholat (sunnah ab'ad mencakup tasyahud awal, duduk ketika tasyahud awal, sholawat kepada nabi ketika tasyahud awal, sholawat kepada keluarga nabi ketika tasyahud akhir, membaca do'a qunut, berdiri ketika qunut, sholawat kepada nabi dan keluarga nabi ketika qunut).
- Melakukan sesuatu yang bisa membatalkan sholat jika dilakukan dengan sengaja (misalnya tidak sengaja tertelan sisa makanan).
- Memindahkan rukun qauli (misalnya baca Al-Fatihah ketika tasyahud) yang tidak sampai membatalkan sholat.
- Ragu meninggalkan sunnah ab'ad (misalnya, baca qunut atau tidak).
- Melakukan suatu perbuatan dengan adanya kemungkinan hal tersebut tergolong tambahan (menambah rakaat karena ragu bilangan rakaatnya).
Advertisement
Tata Cara dan Bacaan Sujud Sahwi
Jika terjadi kondisi yang menyebabkan sunnah sujud sahwi, maka dianjurkan untuk melaksanakan sujud sahwi yaitu menambah dua sujud satu 'julus' (duduk antara dua sujud) sebelum salam.
Berikut bacaan sujud sahwi.
سُبْحَانَ مَنْ لَأَيَنَامُ وَلَا يَسْهُو
Subhaana man laa yanaamu wa laa yashuu.
Artinya: "Maha Suci Allah yang tidak pernah tidur dan tidak pernah lupa."
Setelah sujud sahwi, kemudian mengakhiri sholat dengan salam.
Wallahu a’lam.