Liputan6.com, Jakarta - Menghadapi orang yang keras kepala atau bahkan penuh ancaman bisa menjadi tantangan tersendiri dalam kehidupan.
Situasi ini tidak hanya memerlukan pendekatan yang bijak, tetapi juga ketenangan batin dan kekuatan doa.
Ustadz Adi Hidayat (UAH) dalam ceramah yang dikutip dari kanal YouTube @HafizahAzkadina pada Rabu (21/08), memberikan panduan doa khusus yang bisa membantu meluluhkan hati orang yang bersikap keras atau tegas dalam pendiriannya.
Advertisement
Ustadz Adi Hidayat menjelaskan bahwa doa yang bisa diamalkan dalam situasi seperti ini adalah doa yang terdapat dalam Al-Qur'an Surat Thaha ayat 25-28.
“Robbisrohli sodri, wayassirli amri, wahlul 'uqdatammil lisani yafqohu qouli,” ujar UAH, mengutip doa tersebut.
Doa ini memohon agar Allah melapangkan dada, mempermudah urusan, dan melancarkan lisan, sehingga komunikasi dapat berjalan dengan baik dan penuh pengertian.
Menurut UAH, doa ini sangat efektif jika dibaca dengan penuh keyakinan dan kekuatan iman, terutama pada waktu-waktu yang mustajab seperti saat melaksanakan sholat tahajud di tengah malam.
“Baca dengan penuh kekuatan keimanan dalam tahajud tengah malam,” saran UAH.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Kapan Baca Doa Ini?
Waktu tahajud dikenal sebagai saat yang sangat baik untuk berdoa karena pada saat itu, hubungan seorang hamba dengan Tuhannya berada pada puncak keintiman.
Doa ini juga bisa dibaca ketika seseorang hendak bertemu dengan orang yang dianggap keras kepala atau memiliki sikap yang berbeda dari biasanya, seperti pimpinan di tempat kerja.
“Besok mau bertemu pimpinan, kelihatannya agak beda sikapnya dan sebagainya, baca boleh kita minta itu ya,” ujar UAH, menambahkan bahwa doa ini tidak hanya berlaku untuk situasi formal tetapi juga bisa diterapkan dalam hubungan keluarga.
Ustadz Adi Hidayat memberikan contoh penerapan doa ini ketika berhadapan dengan orang tua yang mungkin bersikap keras terhadap anaknya.
“Mau bertemu Ayah atau Ibu yang ke satu hal, bacakan itu minta supaya dilunakkan hatinya,” ungkapnya.
Doa ini diyakini dapat membantu melembutkan hati orang tua dan menciptakan komunikasi yang lebih baik antara anak dan orang tua.
Lebih lanjut, UAH menekankan bahwa doa ini tidak hanya membantu dalam meluluhkan hati orang lain, tetapi juga memberikan ketenangan batin bagi yang mengamalkannya.
Advertisement
Baca Doa Ini Lebih Tenang
Dengan membaca doa ini, seseorang akan merasa lebih tenang dan siap menghadapi berbagai situasi sulit dengan kepala dingin.
“Doa ini juga bisa memberikan ketenangan bagi diri kita sendiri,” tambah UAH.
Kekuatan doa memang sering kali menjadi solusi terbaik ketika berhadapan dengan situasi yang sulit dan menantang.
Menurut UAH, dengan berdoa, kita menyerahkan segala urusan kepada Allah, yang Maha Menguasai hati setiap manusia.
Doa ini menjadi pengingat bahwa di balik setiap kesulitan, selalu ada bantuan dari Allah jika kita berserah diri kepada-Nya.
UAH juga menjelaskan bahwa doa ini bukanlah bentuk manipulasi terhadap orang lain, melainkan sebagai usaha untuk menciptakan komunikasi yang lebih baik dan hubungan yang harmonis.
“Ini bukan tentang memanipulasi, tapi tentang menciptakan kedamaian dan pengertian,” tegas UAH. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya niat yang baik dalam setiap doa yang kita panjatkan.
Dalam penutupan ceramahnya, UAH mengajak semua umat Islam untuk selalu mengamalkan doa ini dalam situasi yang memerlukan pendekatan lembut dan penuh pengertian.
“Doa ini bisa diamalkan kapan saja, terutama dalam situasi yang membutuhkan ketenangan dan kebijaksanaan,” pesan UAH. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran doa dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika kita menghadapi situasi yang sulit.
Dengan mengamalkan doa dari Surat Thaha ini, UAH yakin bahwa setiap masalah dapat dihadapi dengan lebih tenang dan bijaksana.
Hubungan yang awalnya tegang dapat berubah menjadi lebih harmonis, dan hati yang keras bisa diluluhkan dengan izin Allah. Doa ini menjadi solusi yang tidak hanya membantu menyelesaikan masalah, tetapi juga memperkuat iman kita kepada Allah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul