Liputan6.com, Jakarta - Perasaan adalah sebuah tanggapan hati yang sensitif. Seringkali seseorang tersinggung dengan perbuatan maupun perkataan yang terkadang dianggap sepele. Akhirnya dapat membuat perpecahan dan permusuhan.
Menjaga perasaan orang lain merupakan hal yang penting untuk mewujudkan interaksi sosial yang baik dan sehat. Sebagai seorang muslim, hubungan antar manusia dengan manusia lainnya perlu untuk dijaga.
Advertisement
Baca Juga
Seperti yang terdapat dalam hadis Rasulullah SAW:
إِذَا كُنْتُمْ ثَلَاثَةً فَلَا يَتَنَاجَى رَجُلَانِ دُونَ الْآخَرِ حَتَّى تَخْتَلِطُوا بِالنَّاسِ أَجْلَ أَنْ يُحْزِنَهُ
Artinya: “Jika kalian bertiga maka janganlah dua orang berbicara/ berbisik-bisik berduaan sementara yang ketiga tidak diajak, sampai kalian bercampur dengan manusia. Karena hal ini bisa membuat orang yang ketiga bersedih.” (HR. Bukhori no. 6290 dan Muslim no. 2184)
Islam mengajarkan tentang cara menjaga perasaan orang lain dengan menjaga sikap dan adab agar terhindar dari kesalahpahaman, ketidakpercayaan, dan dapat membangun lingkungan yang sehat dan kondusif.
Merangkum dari laman cahayaislam.id, berikut beberapa cara dalam menjaga perasaan orang lain menurut Islam.
Saksikan Video Pilihan ini:
1. Memberikan Atensi Sepenuhnya
Atensi seperti mendengarkan dengan seksama adalah bentuk kesungguhan seseorang dalam mendengarkan orang lain berbicara.
Ketika kita dihadapkan dalam mendengarkan orang lain, dengarkanlah dengan tidak memenggal ucapannya serta menghadapkan wajah ke orang tersebut, sebagaimana dikutip dari dakwatuna.com.
Adab dalam mendengarkan seseorang berbicara tertuang dalam ungkapan Al-Hasan Al-Bashri:
“Apabila engkau sedang duduk berbicara dengan orang lain, hendaknya engkau bersemangat mendengar melebihi semangat engkau berbicara. Belajarlah menjadi pendengar yang baik sebagaimana engkau belajar menjadi pembicara yang baik. Janganlah engkau memotong pembicaraan orang lain.” (Al-Muntaqa hal. 72)
Advertisement
2. Menghormati Pendapat Orang Lain
Cara menjaga perasaan orang lain adalah dengan menghormati pendapat orang tersebut meskipun kadang kala kita berbeda pendapat.
Sebagai seorang muslim, sangat dianjurkan untuk tidak merendahkan atau mengkritik orang lain dengan perkataan yang kurang enak didengar. Berikanlah kritik dan masukan yang membangun dengan perkataan yang tidak menghina dan menyalahkan.
Karena, sewajarnya manusia, tentunya akan merasa malas dan tersinggung ketika seseorang melontarkan perkataan yang cenderung negatif dengan cara kurang baik sehingga membuat seseorang enggan untuk memperbaiki diri.
3. Tidak Membicarakan Aib Orang Lain
Terkadang didapati ketika seseorang mendapati kekurangan dari orang lain, maka akan membicarakannya dengan yang lain. Hal ini tentunya termasuk ke dalam bergosip dan termasuk ke dalam dosa.
Terlebih, ketika orang yang dibicarakan mendengar perkataan yang negatif tentang dirinya. Tentunya, ia akan merasa sakit hati. Di dalam Islam, Rasulullah telah memberikan pedoman tentang berkata-kata. Seperti yang terkandung dalam hadis berikut:
وَمَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ اْلآخِرِ فَليَــقُلْ خَــــيْرًا أَوْ لِيَـصـــمُــتْ
Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berkata yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Terkait menjaga lisan, Rasulullah pernah bersabda yang berbunyi:
“Sesungguhnya seorang hamba mengucapkan kalimat tanpa dipikirkan terlebih dahulu, dan karenanya dia terjatuh ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat.” (HR. Muslim no. 2988)
Hal yang juga perlu dilakukan seorang muslim untuk dapat menjaga perasaan orang lain adalah dengan menjaga privasi serta rahasia orang tersebut. Ketika seseorang telah menceritakan tentang rahasianya pada kita, ini menunjukkan bahwa ia telah percaya bahwa kita dapat menjamin tidak ada yang mengetahui hal tersebut selain kita.
Terkait dengan menjaga rahasia dan privasi, juga telah tertuang dalam hadis Rasulullah SAW yang artinya:
“Jika seseorang menceritakan suatu peristiwa kemudian ia berpaling, maka cerita itu menjadi amanah.” (HR. Abu Daud, no. 4868; Tirmidzi, no. 1959; Ahmad, 14514)
Advertisement
4. Mengungkapkan Penghargaan dan Ucapan Terima Kasih
Saat kita mendapatkan sesuatu dari orang lain, janganlah lupa untuk mengucapkan terima kasih dan memberikan penghargaan terhadap apa yang ia berikan. Karena, pada dasarnya, seseorang akan dihargai ketika ia juga menghargai orang lain.
Merujuk pada laman almuhtada.org, satu hal yang juga menjadi adab dalam menjaga perasaan orang lain adalah dengan berbahagia saat ia berbahagia dan turut merasakan sedih saat orang lain bersedih.
Jika kita menampakkan kebahagiaan sedang saudara kita menderita, tentulah tidak etis dan akan menimbulkan perasaan kurang enak pada saudara kita. Dalam hadis Rasulullah SAW bersabda:
“Jangan menampakkan kebahagiaan di atas penderitaan saudaramu, karena Allah akan merahmatinya sedangkan engkau akan diuji.” (HR. Imam Tirmidzi)
Demikianlah cara-cara yang dapat dilakukan oleh seorang muslim dalam menjaga perasaan orang lain. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah Maryam ayat 96:
“Sungguh, orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, kelak (Allah) Yang Maha Pengasih akan menanamkan rasa kasih sayang (dalam hati mereka).”
Dari ayat tersebut, dapat diambil makna bahwa Allah SWT memerintahkan setiap hamba-Nya untuk berbuat baik kepada sesama manusia, termasuk dalam hal ini menjaga perasaan terhadap sesama. Hindarilah hal-hal yang mampu memicu perasaan negatif dan rasa sakit hati orang lain meskipun menurut kita adalah perbuatan kecil. Namun, perbuatan kecil tersebut juga akan mendapatkan balasan dari Allah SWT.