Liputan6.com, Jakarta - Seorang jemaah Al Bahjah dari Jakarta yang enggan menyebutkan namanya mengaku sering waswas saat niat sholat. Ia selalu susah melintaskan niat sholat yang berbarengan dengan takbiratul ihram.
Kemudian jemaah tersebut bertanya kepada KH Yahya Zainul Ma’arif alias Buya Yahya. Bagaimana solusi bagi orang yang suka waswas dalam masalah niat sholat. Apakah boleh dalam perkara niat sholat mengikuti mazhab lain selain Syafi’i?
Buya Yahya menjawab, dalam mazhab Syafi’i terdapat hal-hal yang wajib dihadirkan saat niat sholat. Dalam sholat fardhu, niatnya cukup bermaksud melakukan sholat, sholat apa (Dzuhur, Ashar, dan lainnya), dan meyakini kefardhuannya.
Advertisement
Baca Juga
“Maka, usholli fardhol dzuhri sudah cukup. Aku ingin sholat Dzuhur yang fardhu, selesai,” katanya dikutip dari YouTube Buya Yahya, Rabu (25/9/2024).
Adapun untuk sholat sunnah selain mutlak cukup menyebut maksud niat sholat dan nama sholatnya. Misalnya sholat sunnah Dhuha, maka meniatkan dalam hati saat takbiratul ihram dengan kalimat “saya niat sholat Dhuha” sudah cukup.
Saksikan Video Pilihan Ini:
Waktu Niat Sholat dalam Mazhab Syafi’i
BUya Yahya menjelaskan, ada beberapa pendapat mengenai waktu menghadirkan niat sholat dalam Mazhab Syafi’i. Ada yang berpendapat niat harus dihadirkan dari awal hingga akhir sholat.
“(Tapi) dipinggirkan pendapat ini, menyiksa orang. Jadi dari awal harus ingat niatnya terus, bisa nggak khusyuk sholatnya,” kata Buya Yahya.
Pendapat lain mengatakan niat sholat harus dihadirkan dari awal takbiratul ihram sampai akhir. Pendapat yang sering digunakan adalah yang ketiga, melintaskan niat saat takbiratul ihram, boleh di awal, tengah-tengah, atau bahkan akhir.
“Di ‘Allah’-nya atau ‘bar’-nya, yang penting di sepanjang takbir itu melintaskan niat. inilah yang perlu dihadirkan dalam (Mazhab) Syafi’i biar orang tidak salah,” imbuhnya.
Advertisement
Jika Waswas Niat Sholat
Buya Yahya menegaskan bahwa niat yang benar dalam Mazhab Syafi’i adalah di dalam hati saat takbiratul ihram. Adapun mengucapkan niat sebelum takbir ditujukan untuk menata hati.
Namun, sebagian orang merasa susah niat sholat di dalam hati sambil mengucapkan lafadz takbir. Pada akhirnya banyak yang waswas takut niat sholatnya gagal. Lantas, bolehkah jika mengikuti mazhab lain yang membolehkan niat sebelum takbiratul ihram?
“Ya boleh saja spesial buat Anda. Ada di dalam mazhab misalnya Mazhab Maliki. Kalau Mazhab Maliki boleh niatnya sebelum takbiratul ihram. Jadi waktu takbir murni (tidak ada niat lagi). Jadi (niatnya) sebelum takbiratul ihram. Gak ada masalah jaraknya agak lama, asalkan belum berpaling dari niatnya,” jelasnya.
Dalam Mazhab Abu Hanifah dan Ahmad bin Hambal, jarak niat sholat ke takbiratul ihram tidak boleh jauh-jauh. Jadi setelah menghadirkan niat sebelum takbiratul ihram, segera melakukan gerakan takbiratul ihram sambil mengucap “Allahu Akbar”.
“Anda ikut Hanafi, Hambali, atau Mazhab Maliki oke, (khusus) bagi Anda daripada kena waswas. Jadi hadirkan niat sebelum takbiratul ihram (bagi yang waswas). Yang jelas harus niat,” tandasnya.
Wallahu a’lam.