Kisah tatkala Rabiah Al-Adawiyah Ingin Membakar Surga dan Memadamkan Neraka, Ternyata Ini Penyebabnya

Kisah tatkala Rabiah Al-Adawiyah ingin membakar surga dan memadamkan api neraka.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Okt 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 02 Okt 2024, 20:30 WIB
Ilustrasi Rabiah Al Adawiyah (SS: YT Ghazaliyin)
Ilustrasi Rabiah Al Adawiyah (SS: YT Ghazaliyin)

Liputan6.com, Cilacap - Rabiah Al-Adawiyah merupakan seorang wali perempuan yang sangat masyhur di kalangan umat muslim. Pun demikian halnya dengan ajaran tasawufnya tentang mahabbah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Terdapat kisah yang aneh seputar wali perempuan ini yakni bahwa dirinya pernah akan membakar surga. Tak hanya itu dirinya juga berniat ingin memadamkan api neraka.

Tentu saja yang akan dilakukan ini bukan tanpa sebab. Ada sebab-sebab yang mendasarinya sehingga ia melakukan itu semua.

Kisah aneh dan unik seputar Rabiah Al-Adawiyah ini dinukil daro @R-Movie, Selasa (01/10/2024).

Simak Video Pilihan Ini:

Membakar Surga dan Memadamkan Api Neraka

Ilustrasi Rabiah Al Adawiyah (SS: YT Ghazaliyin)
Ilustrasi Rabiah Al Adawiyah (SS: YT Ghazaliyin)

Suatu ketika Rabiah Al-Adawiyah, sang syahidatul isyqil Ilahi berjalan di hamparan Kota Baghdad sambil menenteng air dan memegangi sebuah obor di tangan kirinya.

Seseorang pun bertanya kepadanya: wahai Rabiah, hendak engkau kemananakan air dan obor tersebut. Rabiah Al-Adawiyah pun menjawab, “aku hendak membakar surga dengan obor dan memadamkan neraka dengan air ini. Agar mereka tidak lagi mengharapkan surga dan takut kepada neraka dalam ibadahnya.”

Hal ini menjadi sebuah renungan berharga bagi kita sebenarnya untuk apa kita ini beribadah. Ada sebuah perkataan Rabiah yang sangat terkenal "Ya Allah, jika aku menyembahmu karena takut neraka, maka bakarlah aku di neraka.

"Dan jika aku menyembahmu karena mengharap surgalah, maka campakkanlahaku darinya. Tetapi ya Allah, jika aku menyembahmu demi Engkau semata,  janganlah Engkau enggan memperlihatkan keindahan wajah-Mu yang abadi padaku."

Ayat-Ayat Al-Qur'an

Ilustrasi surga dan neraka. (Gambar oleh Jeroným Pelikovský dari Pixabay)
Ilustrasi surga dan neraka. (Gambar oleh Jeroným Pelikovský dari Pixabay)

Menukil tulisan Muhammad Saekul Mujahidin dengan judul Surga Dan Neraka: Kekekalan Umat Manusia Di Akhirat Dalam Perspektif Al-Qur`an, surga dalam bahasa arab adalah al-Jannah.

Dalam Kamus BesarBahasa Indonesia Surga adalah alam akhirat yang membahagiakan rohsetiap manusia yang hendak tinggal di dalamnya (dalam keabadian). Sedangkan Ibnul Qayyim al-Jauziyyah mengemukakan bahwa Surgaadalah suatu negeri yang mencakup seluruh jenis kenikmatan, kelesatan,kebahagiaan, kesenangan dan hal-hal yang menyejukkan mata.

Dalam al-Qur’an, kata al-Jannah dan ragam perubahan bentuknyaterulang sebanyak 144 kali. Dalam al-Qur’an kata al-Jannah dipakaiuntuk menunjuk tempat kediaman orang-orang mukmin di alam akhirat.

Surga ini digambarkan oleh al-Niffari sebagai bentuk penyingkapantertinggi antara manusia dengan Allah. Al-Ghazali dengan mengutipfirman Allah meyakini bahwa Surga itu sesuatu yang penuh dengankeindahan dan kenikmatan, dan bagi orang yang takut kepada Allahakan mendapatkan dua surga.

Kemudian secara etimologi kata neraka berasal dari kata dalambahasa arab, al-nar yang memiliki beragam makna, meliputi, panas,api. Sedangkan terminologi, al-nar yang dimaksud dalam pengertianini adalah tempat yang digambarkan sangat mengerikan yang disediakan untuk orang-orang yang banyak berbuat dosa dan kejahatan.

Dalam al-Qur’an kata al-Nar ditemukan sebanyak 126 kali.Sebagaimana yang dapat dipahami secara ringkas dari tulisan Dr.Musthafa Murad, bahwa nabi Muhammad melihat selam perjalananIsra’ wa al-Mi’raj siksa bagi para pendurhaka, itu berarti neraka menyediakan balasan penderitaan dan azab kepada jasmani dan rohanimanusia.

Dalam hal ini sesuai dengan keterangan al-Qur’an yang artinya: peliharalah dirimu dari neraka yang bahan bakarnya manusiadan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.12Neraka adalah bentuk balasan bagi manusia yang durhaka terhadapTuhannya yang tidak mau beriman.

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya