Sosok Pemuda yang Dikagumi Allah dan Mendapat Naungan-Nya di Hari Kiamat

Allah SWT sangat mencintai dan mengagumi para pemuda yang memiliki shabwah. Lantas, apa itu shabwah?

oleh Putry Damayanty diperbarui 16 Okt 2024, 03:30 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2024, 03:30 WIB
Ilustrasi mengaji, baca Al-Qur'an
Ilustrasi mengaji, baca Al-Qur'an. (Photo created by rawpixel.com on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Islam memiliki perhatian yang besar terhadap para pemuda. Peran pemuda sangat penting bagi kemajuan bangsa dan agama.

Sebagaimana Rasulullah SAW telah bersabda:

“Terdapat 7 golongan manusia yang nantinya akan langsung dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arsy-Nya). Di mana terjadi pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) terkecuali naungan-Nya tersebut seorang pemuda yang tumbuh dan ibadah kepada Allah.” (HR. Bukhari Muslim)

Perkembangan Islam hingga sampai sekarang ini tidak lepas dari jasa para pemuda. Sebab salah satu faktor kesuksesan Rasulullah SAW dalam berdakwah adalah karena beliau dukungan dari para sahabat yang didominasi oleh kaum muda.

Begitu pun Allah SWT juga sangat mengagumi para pemuda, terutama pemuda yang tidak memiliki shabwah. Lantas, apakah yang dimaksud dengan shabwah? Berikut ulasannya mengutip dari laman cahayaislam.id.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Pengertian Shabwah dalam Islam

Santri.
Ilustrasi para santri sedang mengaji.

Kata ash-shabwah atau ash-shiba ini sebenarnya termasuk dalam istilah cinta. Bagi sebagian orang juga telah menyebutnya sebagai ungkapan lain dari kerinduan.

Namun, kata ash-shabwah saat ini mengalami beberapa kali perubahan seperti yashbu, shabwah, tashaba, shaba, serta shubuww. Seluruh istilah tersebut tentunya mengacu pada arti “kecenderungan pada kebodohan”.

Shabwah merupakan istilah yang akan menggambarkan kecenderungan terhadap hal-hal yang tidak benar, hawa nafsu, serta kebodohan. Apabila kamu memiliki sifat ini, tentu dikhawatirkan akan menuju ke jalan yang sesat.

Allah SWT sebenarnya telah mengagumi pemuda yang tidak memiliki shabwah. Hal ini karena, biasanya pemuda tersebut akan membiasakan dirinya melakukan kebaikan serta menjauhi keburukan.

Sementara itu, kagumnya Allah SWT terhadap pemuda tersebut telah digambarkan seperti seorang musafir yang kehausan serta menemukan mata air. Allah juga sangat senang dan gembira terhadapnya.

Para pemuka agama telah mengatakan bahwa orang yang sudah tua serta ahli ibadah itu baik, namun pemuda yang tekun ibadah jauh lebih baik. Hal ini berarti, jiwa dan raganya saat ini masih dalam kondisi bugar dan digunakan dengan benar.

Cara Mudah Mengendalikan Shabwah

Aktivitas Muslim Kashmir di Bulan Suci Ramadan
Muslim Kashmir sedang berdoa selama bulan ramadan di sebuah tempat suci di Srinagar, Kashmir yang dikuasai India, 7 Mei 2019. Saat ini umat Islam di seluruh dunia sedang menjalankan ibadah di bulan Ramadan dengan menahan lapar, haus, dan hawa nafsu mulai fajar hingga senja. (AP/Mukhtar Khan)

Dalam Kitab Minhajul Abidin karya Imam Ghazali, telah disebutkan bahwa sudah ada tiga cara untuk mengendalikan shabwah atau hawa nafsu. Berikut ini penjelasannya:

1. Mengekang Syahwat dan Keinginan

Cara pertama yaitu dengan rutin berpuasa. Abu Sulaiman Ad-Darani juga pernah mengatakan bahwa kunci dunia merupakan kenyang dan kunci akhirat adalah lapar.

Allah SWT sendiri telah memberikan hikmah kepada orang-orang yang berpuasa. Selain itu, juga menjadikan kebodohan atau maksiat pada orang yang kenyang. Dalam hal tersebut, makan kenyang dan nafsu merupakan dua komponen yang sampai saat ini saling terhubung.

2. Memohon Pertolongan Allah

Seorang Muslim telah dianjurkan untuk senantiasa memohon pertolongan kepada Allah agar dijinakkan hawa nafsunya. Sehingga, kita juga bisa menghindari maksiat serta perbuatan dosa.

3. Memperbanyak Ibadah

Tindakan ini sebenarnya bisa dilakukan dengan mengurangi jam tidur dan memperbanyak dzikir, munajat kepada Allah, sholat malam, serta ibadah lainnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya