Tidak Perlu Syukuran Mewah, Gus Baha Ingatkan Bahayanya di Akhirat

Gus Baha ungkap bahayanya menggelar syukuran yang mewah.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Okt 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 23 Okt 2024, 20:30 WIB
Gus Baha (Tangkap Layar Youtube Kumparan Dakwah)
Gus Baha (Tangkap Layar Youtube Kumparan Dakwah)

Liputan6.com, Cilacap - Bagi sebagian orang menggelar tasyakuran atau syukuran mewah merupakan suatu kebanggaan yang bisa ia tunjukan kepada para sahabat dan tetangganya.

Menggelar tasyakuran atau syukuran yang cukup mewah sejatinya memang tidak dilarang agama. Namun yang harus diketahui, menggelar acara yang mewah ini merupakan salah satu kenikmatan dunia.

Soal syukuran yang mewah, KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) mengingatkan bahayanya ketika kita hidup di akhirat kelak.

Lantas apa bahayanya jika kita menggelar syukuran yang mewah?

 

Simak Video Pilihan Ini:

Habis Jatah Kenikmatan di Akhirat

Gus Baha (SS: YT ALBA TV)
Gus Baha (SS: YT ALBA TV)

Gus Baha mengungkap bahwa Allah SWT mengkritisi suatu kaum atau komunitas yang gemar bermewah-mewahan kerika hidup di dunia.

Allah itu mengkritik satu komunitas, kaum yang zaman di dunia menghabiskan semua kenikmatan,” terangnya dikutip dari tayangan YouTube Short @arrummidesain88, Selasa (22/10/2024).

Menanggapi kritik Allah ini, Gus Baha mengingatkan bahayanya jika kita menggelar syukuran yang mewah atau berlebih-lebihan.

Saat syukuran, baiknya sewajarnya saja, sebab menurut Gus Baha boleh jadi jatah kenikmatan di akirat kita ini telah dihabiskan di dunia. Boleh jadi, kenikmatan kita di akhirat akan dikurangi atau boleh jadi tidak memperoleh kenikmatan sebab telah habis dinikmati di dunia.

“Maka kita gak perlu syukuran besar-besaran, jangan-jangan jatah kita di akhirat kita habiskan di dunia,” sambungnya.

Hidup Sederhana Rasulullah

Bisa melihat Nabi Muhammad SAW dalam mimpi
Ilustrasi (Sumber: Pinterest.com/kalbarsatu id)

Berkaitan hal ini Gus baha mengisahkan kehidupan sederhana Rasulullah SAW. Rasulullah SAW pernah tidak makan roti, jikalau di Indonesia tidak makan nasi selama 3 hari.

“Semudah itu, semudah itu ulama, Rasulullah pernah makan, makan karena 3 hari tidak makan,” terangnya

“Di Indonesia tidak makan nasi, tidak makan daging sudah lama sekali 3 hari," sambungnya.

Selama 3 hari itu Rasulullah SAW hanya makan kurma dan air putih. Saat ada sahabat yang mengetahui Rasulullah SAW sudah 3 hari tidak makan roti, maka sahabat tersebut menyembelih seekor kambing.

Setelah kambing dimasak, harapannya Nabi akan lahap memakan daging kambing tersebut dan habis banyak. Namun kenyataannya Nabi SAW hanya menikmati daging tersebut sedikit sekali.

Saat ditanya oleh sahabat tersebut perihal hanya makan sedikit, Rasulullah SAW hanya makan sedikit, beliau pun menjawab perihal kenikmatan di dunia yang akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.

“Nabi itu hanya makan kurma dan air putih, pernah Nabi enggak makan roti sampai 3 hari, kalau di Indonesia mungkin enggak makan nasi," tuturnya.

"Di hari ketiga, ada sahabat yang baik hati, Nabi disembelihkan kambing dipotokkan kambing, Nabi disuruh makan. Itu baru makan setengah piring Nabi berhenti," sambungnya.

“Ketika ditanya, setengah piring itu kan sudah kuat untuk sholat untuk apa sudah ditanya Ya Rasulullah kenapa berhenti bukankah engkau tidak makan ini 3 hari nabi menjawab,  wa tus’alunna yaumidin anin na’im, (kamu akan ditanya perihal kenikmatan di dunia),” pungkasnya.

Penulis: Khazim Mahrur/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya