Anak Tak Pintar Ngaji, Siapa Salah? Syekh Ali Jaber Beri Penjelasan Menarik

Dalam konteks ini, Syekh Ali mengajak orang tua untuk merenungkan kembali peran mereka dalam mendidik anak. Ia meminta orang tua untuk tidak heran ketika mendengar berita anak-anak SD yang sudah mengenal pacaran, karena hal tersebut merupakan dampak dari kurangnya perhatian dan pendidikan yang tepat.

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Nov 2024, 18:30 WIB
Diterbitkan 02 Nov 2024, 18:30 WIB
Syekh Ali Jaber
Syekh Ali Jaber saat berdakwah. (Yayasan Syekh Ali Jaber via YouTube Syekh Ali Jaber)

Liputan6.com, Jakarta - Dalam sebuah ceramah yang mengungkapkan keprihatinan terhadap pendidikan anak, Syekh Ali Jaber menjelaskan mengapa banyak anak tidak pandai ngaji.

Banyak orang tua datang kepadanya, curhat mengenai kesulitan mendidik anak-anak mereka. Menurut Syekh Ali, ada hubungan langsung antara pola asuh orang tua dengan kualitas keimanan dan pendidikan anak-anak mereka.

Ceramah Syekh Ali Jaber ini dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @jdang1897, di mana ia berbagi pandangannya mengenai tantangan yang dihadapi oleh orang tua dalam mendidik anak. Ia mengungkapkan bahwa sering kali orang tua merasa stres ketika anak-anak mereka nakal dan sulit untuk diajak sholat atau ngaji.

Syekh Ali juga mengingatkan, "Kita sayang sekali tidak mendidik dan memperhatikan iman dan akidah mereka sejak kecil." Ia menyoroti pentingnya pengawasan orang tua dalam membentuk karakter anak.

Menurutnya, pendidikan agama yang baik harus dimulai sejak usia dini agar anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang saleh dan bertanggung jawab.

Dalam penjelasannya, Syekh Ali Jaber menunjukkan kekhawatirannya terhadap fenomena anak-anak yang sudah dikenalkan dengan gadget sedari kecil.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Banyak Remaja Kini Tak Pandai Mengaji

Cara Unik Yahya Edward Mengajar Mengaji
ilustrasi ngaji. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

"Di Indonesia, anak-anak dari usia dua atau tiga tahun sudah bisa bermain HP, bukan malah belajar ngaji," tuturnya. Ia menekankan bahwa ketergantungan anak terhadap teknologi dapat mengganggu proses pembelajaran agama mereka.

“Makanya, pantas saja jika di usia 18 tahun mereka mengalami kesulitan dalam sholat dan ngaji,” imbuhnya. Menurutnya, hal ini tidak terlepas dari bagaimana orang tua mendidik dan memperkenalkan nilai-nilai agama kepada anak-anak mereka sejak kecil.

Syekh Ali juga menjelaskan bahwa tanggung jawab mendidik anak tidak sepenuhnya berada di tangan anak itu sendiri. Ia menegaskan, "Yang salah bukan anak kita, tetapi kita yang salah sejak awal."

Menurutnya, orang tua sering kali lalai dalam memberikan bimbingan dan perhatian yang dibutuhkan anak-anak.

Dalam konteks ini, Syekh Ali mengajak orang tua untuk merenungkan kembali peran mereka dalam mendidik anak. “Kita yang durhaka duluan kepada anak kita,” tegasnya.

Ia meminta orang tua untuk tidak heran ketika mendengar berita anak-anak SD yang sudah mengenal pacaran, karena hal tersebut merupakan dampak dari kurangnya perhatian dan pendidikan yang tepat.

 

Penanaman Pendidikan Agama yang Ideal

Bukan Vampir, Kisah Ayif Penyintas Talasemia Cirebon Hidup dari Transfusi Darah dan Obat
Ayif Muhammad Aripin aktif mengajar ngaji ke anak-anak desanya meski menyandang status sebagai penyintas Talasemia. Foto (Liputan6.com / Panji Prayitno)

“Pendidikan agama harus ditanamkan sejak dini agar mereka tumbuh dengan nilai-nilai Islam yang kuat,” ujarnya. Syekh Ali menekankan bahwa anak yang tidak diberi pendidikan agama dengan baik akan cenderung kehilangan arah dalam hidupnya.

Syekh Ali juga mengingatkan bahwa lingkungan di sekitar anak sangat mempengaruhi perkembangan karakter mereka. Ketika anak dibiarkan bergaul dengan pengaruh negatif, maka kemungkinan mereka untuk berperilaku baik menjadi semakin kecil.

"Jadi, tugas kita sebagai orang tua adalah menciptakan lingkungan yang baik untuk anak-anak," tambahnya.

Dalam ceramahnya, Syekh Ali mengajak orang tua untuk lebih proaktif dalam mengawasi aktivitas anak. Ia mendorong agar orang tua berperan aktif dalam mendampingi anak-anak belajar ngaji dan sholat. "Jadilah contoh yang baik untuk mereka agar mereka bisa meniru perilaku positif orang tua," imbuhnya.

Syekh Ali Jaber juga menekankan pentingnya komitmen orang tua dalam mendidik anak. Ia meminta orang tua untuk bersikap tegas namun penuh kasih sayang dalam memberikan pendidikan agama kepada anak-anak.

"Jangan hanya mengandalkan sekolah atau guru, tetapi kita juga harus terlibat langsung dalam proses pendidikan anak," pesannya.

Dalam penutup ceramahnya, Syekh Ali mengingatkan bahwa mendidik anak adalah investasi jangka panjang. "Apa yang kita tanam hari ini, akan menjadi buah di masa depan," katanya.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memperhatikan setiap langkah dalam mendidik anak agar kelak mereka tumbuh menjadi generasi yang saleh dan berakhlak mulia.

Dengan cara ini, diharapkan anak-anak dapat menjadi kebanggaan bagi orang tua dan masyarakat, serta memiliki iman yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan kehidupan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya