Tak Berterima Kasih kepada Manusia Itu Sangat Bahaya, Gus Baha Ungkap Ancaman Rasulullah

Gus Baha menjelaskan ancaman Rasulullah kepada orang yang tidak mau berterima kasih kepada orang lain.

oleh Liputan6.com diperbarui 14 Des 2024, 10:30 WIB
Diterbitkan 14 Des 2024, 10:30 WIB
Gus Baha (SS: YT Progesif TV)
Gus Baha (SS: YT Progesif TV)

Liputan6.com, Cilacap - Islam sangat menekankan pentingnya berterima kasih kepada sesama manusia, di samping juga sudah barag tentu berterima kasih kepada Allah SWT.

Ulasan perihal ini disampaikan KH. Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha) dalam sebuah kesempatan ceramahnya perihal bahayanya tak berterima kasih kepada sesama manusia.

Sebelumnya, Gus Baha membahas perihal seseorang menyebut Allah SWT tidak selamanya dapat dibenarkan, sebab niatnya yang tidak benar.

“Orang menyebut Allah itu saja kadang niatnya tidak benar,” tuturnya dikutip dari tayangan YouTube Short @SudarnoPranoto, Jumat (13/12/2024).

Gus Baha mencontohkan saat manusia mendapatkan rezeki dan mengatakan dari Allah itu belum tentu dapat dibenarkan, jikalau niatnya tidak bersedia mengakui jasa orang lain.

“Misalnya kamu mendapatkan rezeki dari siapa? Dari Allah, sebab tidak mau mengakui jasa orang lain,” sambungnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Ancaman dari Rasulullah SAW

Gus Baha (SS: YT. Dakwah Islam.id)
Gus Baha (SS: YT. Dakwah Islam.id)

Gus Baha mengungkap ancaman Rasulullah SAW kepada manusia yang tak bersedia berterima kasih kepada sesama manusia.

Menurut Rasulullah SAW orang yang tidak mau berterima kasih kepada manusia itu hakikatnya tida berterima kasih kepada Allah SWT.

“Karena itu sampai-sampai Rasulullah SAW mengancam, man lam yasykurinnaas lam yasykurillah (Barang siapa yang tidak bersyukur (berterima kasih) kepada manusia, itu hakekatnya tidak berterima kasih kepada Allah SWT,” paparnya.

“Bilang puntar hafal Al-Qur’an karena kehendaknya Allah SWT, sudah lama kan kalau kehendaknya Allah," sambung Gus Baha mencontohkan.

"Bilang begitu sebab tidak mau menghargai jasa gurunya, tidak mau menghargai jasa orang tuanya yang membiayainya, itu bahaya,” tandasnya.

Lebih lanjut Gus Baha menjelaskan Nabi Yusuf AS yang berterima kasih kepada leluhurnya sehingga beliau bisa mencapai derajat yang mulia itu. 

“Sehingga para Nabi itu kalau berkata, wattaba’tu millata abaii, saya bisa begini sebab mengikuti Mbah-mbah saya," tandasnya.

“Nabi Yusuf itu luh yang bilang, sudah Nabi itu,” pungkasnya.

Ucapan Terima Kasih Sesuai Anjuran Rasulullah

Ilustrasi terima kasih
Ilustrasi terima kasih. (Photo by Jon Tyson on Unsplash)

Mengutip jateng.nu.or.id, sesungguhnya orang-orang yang berucap terima kasih ketika menerima pemberian dari orang lain, maka mereka akan digolongkan kepada ahli syukur (orang-orang yang bersyukur kepada Allah).

Sebaliknya, orang-orang yang tidak bersyukur (terima kasih) kepada manusia, sejatinya mereka itu sedang kufur nikmat, atau dengan kata lain mereka telah mengingkari nikmat yang datang dari-Nya melalui tangan manusia.

Ada kalimat yang diajarkan oleh Rasulullah saw yang musti diucapkan oleh seseorang ketika mendapatkan kebaikan dari orang lain, yaitu 'jazakallahu khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan)' sebagai perwujudan ungkapan terima kasih.

Hadits nabi:

عَنْ أُسَامَةَ بْنِ زَيْدٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم "مَنْ صُنِعَ إِلَيْهِ مَعْرُوفٌ فَقَالَ لِفَاعِلِهِ جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا فَقَدْ أَبْلَغَ فِى الثَّنَاءِ"

Artinya: Dari Usamah bin Zaid berkata, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda: Barangsiapa yang mendapatkan kebaikan, lalu ia mengatakan kepada pelakunya, "Jazakallahu khairan (semoga Allah membalasmu dengan kebaikan)", maka sungguh ia telah benar-benar meninggikan pujian. (HR Tirmidzi)

Penulis: Khazim Mahrur / Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya