I’tikaf Baik, tapi Menurut Gus Baha Jangan Semua Orang Melakukannya, Kenapa?

Menurut Gus Baha, jika semua orang saleh hanya berdiam di masjid, maka yang akan terjadi adalah banyaknya korban dalam kehidupan karena tidak ada yang siap menolong dalam keadaan darurat.

oleh Liputan6.com Diperbarui 24 Mar 2025, 02:30 WIB
Diterbitkan 24 Mar 2025, 02:30 WIB
Gus Baha (SS: YT Short @Sudarnopranoto)
Gus Baha (SS: YT Short @Sudarnopranoto)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - I’tikaf merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan, terutama di bulan Ramadhan. Banyak orang berusaha i'tikaf dengan menghabiskan waktu di masjid untuk beribadah, sholat, dan berzikir demi mendekatkan diri kepada Allah.

Namun, apakah semua orang seharusnya melaksanakan i’tikaf tanpa terkecuali? Dalam kehidupan sosial, ada berbagai tanggung jawab yang juga harus dijalankan oleh manusia.

Ulama alim alamah ahli tafsir asal Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, memberikan pandangan unik dan sangt menarik untuk isimak mengenai hal ini. Menurutnya, meskipun i’tikaf itu baik, tetapi tidak semua orang harus melakukannya.

Gus Baha menjelaskan bahwa jika semua orang hanya berdiam di masjid untuk beribadah, maka akan ada banyak hal dalam kehidupan sosial yang terabaikan. Dalam sistem sosial, manusia memiliki peran yang berbeda-beda.

Pernyataan santri Mbah Moen ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @MauidhohHasanahChannel, di video singkat tersebut Gus Baha memberikan logika sederhana mengenai pentingnya keseimbangan antara ibadah di masjid dan peran sosial di masyarakat.

Menurut Gus Baha, jika semua orang saleh hanya berdiam di masjid, maka yang akan terjadi adalah banyaknya korban dalam kehidupan karena tidak ada yang siap menolong dalam keadaan darurat.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Tidak Semuanya Harus di Masjid

20160627-Mencari Berkah di Akhir Ramadan-Jakarta
Seorang umat muslim membaca Al Quran di masjid Istiqlal Jakarta melakukan itikaf .(Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)... Selengkapnya

Umpama wong saleh kabeh neng masjid, iku sing mati akeh banget,” ujar Gus Baha.

Artinya, jika semua orang hanya fokus ibadah di masjid, maka dalam kehidupan sosial akan terjadi banyak kelalaian, bahkan bnayak terjadi kematian.

Gus Baha mencontohkan situasi di mana terjadi kecelakaan di jalan. Dalam kondisi seperti ini, penolong pertama biasanya bukan orang yang sedang i’tikaf di masjid, tetapi mereka yang berada di jalan.

“Kecelakaan itu penolong pertama itu orang yang di masjid apa sing tukang nongkrong neng dalan?” tanyanya. Ini menunjukkan bahwa ada banyak kebaikan yang hanya bisa dilakukan oleh mereka yang berada di luar masjid.

Gus Baha menegaskan bahwa pahala orang yang menolong sesama di jalan bisa lebih besar dibandingkan mereka yang hanya fokus beribadah di masjid tanpa memperhatikan kehidupan sosial.

Menurutnya, dalam Islam, keseimbangan antara ibadah pribadi dan kepedulian terhadap sesama adalah hal yang sangat ditekankan. Tidak semua ibadah harus dilakukan di masjid, sebab ada banyak bentuk amal yang justru lebih bermanfaat bagi masyarakat.

Wong kecelakaan ada kebaikan yang pasti enggak bisa dilakukan orang yang sedang di masjid,” lanjutnya. Ini menunjukkan bahwa beribadah di luar masjid, dalam bentuk membantu sesama, juga termasuk amal saleh.

Nabi Tak Melarang Orang di Jalan

Tidak ada polisi lalu lintas di jalan-jalan Dhaka
... Selengkapnya

Gus Baha juga menyebut bahwa jika orang-orang baik berada di jalanan, maka lingkungan akan menjadi lebih baik. Mereka bisa berperan aktif dalam menjaga keamanan, memberikan nasihat, serta menolong orang yang membutuhkan.

Dalam hadis, Rasulullah pernah ditanya oleh sahabat mengenai kebiasaan mereka yang sering berada di jalan. Nabi tidak melarang, asalkan mereka tetap menjalankan amar ma’ruf nahi munkar.

“Ya sudah enggak apa-apa, asal ya kamu memberi haknya jalan. Apa itu? Amar ma’ruf nahi munkar,” kata Nabi, sebagaimana dikutip oleh Gus Baha. Ini menegaskan bahwa peran di luar masjid juga memiliki nilai ibadah yang tinggi.

Jika semua orang hanya fokus beribadah di masjid tanpa memikirkan tanggung jawab sosialnya, maka masyarakat akan kehilangan banyak tenaga yang seharusnya bisa membantu sesama.

Gus Baha ingin menegaskan bahwa Islam adalah agama yang mengajarkan keseimbangan. Beribadah di masjid itu baik, tetapi menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain juga merupakan bagian dari ajaran Islam.

Karena itu, seseorang harus bisa menempatkan dirinya sesuai dengan kebutuhannya dalam masyarakat. Jika memang perannya lebih bermanfaat di luar masjid, maka itu juga termasuk ibadah.

Gus Baha mengajak umat Islam untuk lebih memahami esensi ibadah yang tidak hanya terbatas pada masjid, tetapi juga dalam interaksi sosial sehari-hari.

Dengan demikian, Islam tidak hanya menjadi agama yang menekankan hubungan dengan Allah, tetapi juga hubungan yang harmonis dengan sesama manusia.

Orang yang paham agama seharusnya tidak hanya sibuk beribadah untuk dirinya sendiri, tetapi juga mampu menjadi solusi bagi permasalahan sosial di sekitarnya.

Pada akhirnya, ibadah yang terbaik adalah yang bisa memberikan manfaat luas, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya