7 Golongan Orang yang Selamat dari Panasnya Hari Kiamat, Siapa Mereka?

Pada hari kiamat, matahari akan sangat dekat dengan kepala manusia yang membuat mereka kepanasan dan bercucuran keringat. Meski demikian, Allah akan memberikan naungan kepada tujuh golongan ini.

oleh Putry Damayanty diperbarui 07 Jan 2025, 11:30 WIB
Diterbitkan 07 Jan 2025, 11:30 WIB
[Bintang] Fenomena Terompet Sangkakala & Ramalan-Ramalan Gagal Soal Kiamat
Ilustrasi kiamat | via: theengsi.blogspot.com... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Kiamat disebut juga sebagai 'Hari Pembalasan', di mana setiap amal perbuatan manusia akan diperhitungkan dan diberikan balasan yang setimpal sesuai dengan apa yang dilakukan selama hidup di dunia.

Terjadinya kiamat menjadi pertanda berakhirnya seluruh kehidupan manusia dan makhluk ciptaan Allah SWT di dunia ini. Satu hal yang harus diyakini adalah bahwa hari tersebut pasti akan tiba.

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ

Artinya: “Dan sungguh, (hari) Kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya; dan sungguh, Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur". (QS. Al-Hajj: 7)

Di hari kiamat yang penuh dengan ketakutan dan penderitaan, Allah memberikan naungan bagi sebagian orang yang dimuliakan-Nya.

Ada tujuh golongan orang yang akan selamat dari panasnya matahari yang terik dan kerasnya ujian pada hari kiamat. Siapakah mereka? Berikut uraiannya dikutip dari almanhaj.or.id.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

1. Seorang Imam yang Adil

tata cara sholat dhuha
tata cara sholat dhuha ©Ilustrasi dibuat Stable Diffusion... Selengkapnya

Yang dimaksud dengan Imam yaitu seorang yang mempunyai kekuasaan besar seperti raja, presiden atau yang mengurusi urusan kaum Muslimin. Sedangkan, yang dimaksud adil yaitu seorang imam yang tunduk dan patuh dalam mengikuti perintah Allâh Azza wa Jalla dengan meletakkan sesuatu pada tempatnya, tanpa melanggar atau melampaui batas dan tidak menyia-nyiakannya.

Keadilan seorang imam yaitu dengan menegakkan kalimat Tauhid di muka bumi dan menyingkirkan segala perbuatan syirik, dan melaksanakan hukum-hukum Allah Azza wa Jalla, sebab kezhaliman yang paling zhalim adalah perbuatan menyekutukan Allah padahal Allâh-lah yang menciptakannya.

2. Seorang Pemuda yang Tumbuh dalam Keadaan Beribadah kepada Allah

Dalam sebuah hadits dari Shahabat Salmân al-Fârisi Radhiyallahu anhu disebutkan:

أَفْنَى شَبَابَهُ وَنَشَاطَهُ فِي عِبَادَةِ اللهِ

Artinya: Dia menghabiskan waktu mudanya dan rajin dalam beribadah kepada Allah

Pada umumnya, seseorang saat masa mudanya lebih condong kepada kejahatan, kemaksiatan dan perbuatan-perbuatan yang melanggar syari’at. Namun ada orang di saat mudanya ia justru mengekang hawa nafsunya dan beribadah kepada Allâh Azza wa Jalla. Orang seperti inilah yang akan dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla .

3. Seorang yang Hatinya Bergantung pada Masjid

Dalam riwayat at-Tirmidzi disebutkan,

وَرَجُلٌ كَانَ قَلْبُهُ مُعَلَّقًا بِالْـمَسْجِدِ إِذَا خَرَجَ مِنْهُ حَتَّى يَعُوْدَ إِلَيْهِ …

Artinya: Seorang laki-laki yang hatinya terpaut dengan masjid, apabila ia keluar dari masjid hingga kembali kepadanya …

Hal ini menunjukkan tentang rasa cintanya kepada masjid untuk shalat dan dzikir kepada Allah. Hatinya bagaikan lampu pelita yang terpasang di atapnya, di mana tidaklah dia keluar darinya melainkan dia akan kembali.

Kata rajulun (seorang laki-laki) disini hanya terbatas pada laki-laki saja karena perempuan tidak diperintahkan untuk meramaikan masjid-masjid Allâh, dalam artian untuk melaksanakan sholat berjama’ah di masjid. Namun dianjurkan bagi para wanita Muslimah untuk melaksanakan sholat di rumah mereka. Sedangkan, bagi laki-laki diwajibkan untuk melaksanakan sholat berjamaah di masjid.

Wanita Muslimah sholat di rumah-rumah mereka lebih baik daripada di masjid, akan tetapi apabila mereka meminta izin kepada suami untuk sholat di masjid, maka suami hendaknya mengizinkannya dengan ketentuan tidak menimbulkan fitnah. Pakaiannya harus menutup seluruh tubuh dan tidak memakai parfum (wangi-wangian).

4. Orang yang Saling Mencintai di Jalan Alllah

pasangan muslim
ilustrasi pasangan muslim/copyright by mentatdgt (Shutterstock)... Selengkapnya

Merekalah yang berkumpul dan berpisah karena-Nya. Imam an-Nawawi rahimahullah memasukkan hadis ini dalam kitabnya, Riyâdhush Shâlihîn pada bab “Keutamaan Cinta karena Allâh”.

Mencinta seseorang hanya karena Allah Azza wa Jalla adalah cinta yang tidak dapat dinodai oleh unsur-unsur keduniaan, ketampanan, harta, kedudukan, fasilitas, suku, bangsa dan yang lainnya. Akan tetapi dia melihat dan mencintai seseorang karena ketaatannya dalam melaksanakan perintah Allâh Azza wa Jalla dan kekuatannya dalam meninggalkan larangan-Nya. Al-Hâfizh Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan,

“Disebut dengan dua orang yang saling mencintai di jalan Allâh, di mana ia berpisah dan berkumpul karena-Nya, yaitu apabila keduanya saling mencintai karena agama, bukan karena yang lainnya. Dan cinta agama ini tidak putus karena dunia, baik dia berkumpul secara hakiki atau tidak, sampai kematian memisahkan keduanya.”

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh al-Humaidi disebutkan bahwa yang dimaksud yaitu dia berkumpul di atas kebaikan. Kemudian sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

تَفَرَّقَا عَلَيْهِ

Artinya: Keduanya berpisah karena-Nya

Yaitu keduanya berkumpul dan berpisah hanya karena Allâh Azza wa Jalla , badannya terpisah karena safar atau kematian tetapi ruhnya tetap berkumpul di atas manhaj Allah Azza wa Jalla.

5. Seorang Lelaki yang Takut Melanggar Perintah Allah saat Digoda oleh Perempuan

Seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu laki-laki tersebut berkata, “Sungguh aku takut kepada Allâh.”Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ، فَقَالَ: إِنِّيْ أَخَافُ اللهَ

Dan seorang laki-laki yang diajak berzina oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan dan kecantikan, lalu laki-laki tersebut berkata: ‘Sungguh aku takut kepada Allâh.

Hal ini bukan hanya berlaku bagi laki-laki, namun juga bagi wanita.

6. Orang yang Merahasiakan Sedekahnya

Mendapatkan Naungan di Hari Akhir
Ilustrasi Bersedekah Credit: freepik.com... Selengkapnya

Seseorang yang bersedekah dengan sesuatu lalu ia menyembunyikannya hingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ شِمَالُهُ مَا تُنْفِقُ يَمِيْنُهُ

Artinya: Seseorang yang bershadaqah dengan satu sedekah lalu ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang diinfaqkan oleh tangan kanannya.

Sudah diketahui bersama bahwa infaq itu dianjurkan agar dilakukan dengan tangan kanan karena Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan menggunakan tangan kanan ketika mengambil sesuatu, makan, minum, maupun bershadaqah. Sebagaimana yang disebutkan dalam riwayat Imam Ahmad (VI/94). Juga dalam Shahîh al-Bukhâri di Kitab az-Zakâh terdapat bab dengan judul Bab as-Shadaqati bil yamin (Bab Sedekah dengan Tangan Kanan).

7. Seseorang yang Mengingat Allah dalam Keadaan Sepi lalu Air Matanya Mengalir

Rasulullah SAW bersabda:

وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ

Artinya: Dan seseorang yang mengingat Allâh dalam keadaan sepi lalu air matanya mengalir

Yaitu, seorang laki-laki yang mengingat Allâh atau berdzikir kepada-Nya, berdzikir dengan hati dan lisannya, dan dalam keadaan sepi lalu air matanya mengalir. Penyebutan rajulun (seorang laki-laki) bukan pembatasan karena ini juga berlaku bagi kaum wanita. Jika seorang Muslimah mengalir air matanya tatkala berdzikir kepada Allâh Azza wa Jalla di kala sepi, maka ia berhak atas naungan Allâh Azza wa Jalla di hari Kiamat.

Penyebutan syarat dalam keadaan sepi di sini karena di saat itu sangat jauh dari perbuatan riya’. Tentang mengalir air matanya karena takut kepada Allâh terdapat beberapa keutamaan, di antaranya tidak disentuh oleh api Neraka.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

عَيْنَانِ لَا تَمَسُّهُمَا النَّارُ : عَيْنٌ بَكَتْ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ ، وَعَيْنٌ بَاتَتْ تَحْرُسُ فِيْ سَبِيْلِ اللهِ.

Artinya: Ada dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka, yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allâh dan mata yang bergadang karena menjaga peperangan di jalan Allah.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya