Liputan6.com, Jakarta - Dalam Islam, konsep surga selalu menjadi pembahasan menarik. Namun, bagaimana cara masuk surga dengan mudah dan nyaman? KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha, pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an LP3IA Rembang, Jawa Tengah, memberikan jawaban yang sederhana namun penuh makna.
Gus Baha menceritakan kisah Nabi Muhammad SAW yang suatu ketika ditanya oleh salah seorang sahabat, "Wahai Rasulullah, siapa orang yang masuk surga dengan mudah dan nyaman?" Pertanyaan ini menjadi pembuka diskusi menarik tentang konsep kehidupan yang penuh kepasrahan.
Advertisement
Gus Baha menjelaskan bahwa Rasulullah menjawab pertanyaan tersebut dengan memberikan kriteria orang yang hidupnya penuh ketenangan.
Advertisement
"Sing uripe ora tau berkhayal, ora tau ambisi, ora tau ngene-ngene aneh-aneh, pokoke uripe pasrah," ujar Gus Baha, menirukan penjelasan Rasulullah Muhammad SAW. Hidup tanpa ambisi berlebihan dan selalu pasrah kepada Allah menjadi kunci utama.
Menurut Gus Baha, Rasulullah mengajarkan agar manusia tidak terlalu memikirkan hal-hal aneh yang justru memberatkan diri. Termasuk dalam hal ini adalah membayangkan surga sebagai sesuatu yang sulit untuk diraih.
"Apapun itu, tidak usah berpikir aneh-aneh, apalagi berpikir masuk surga itu susah," lanjutnya, dirangkum dari tayangan video pendek di kanal YouTube @agusmujib_,.
Pernyataan ini menunjukkan pentingnya memiliki hubungan yang nyaman dengan Allah tanpa membebani diri dengan pemikiran yang meresahkan.
Baca Juga
Â
Simak Video Pilihan Ini:
Berdoa Sesederhana Ini
Gus Baha juga menekankan pentingnya berdoa kepada Allah dengan kalimat yang sederhana namun penuh harap. "Doa saja minta ke Allah, 'Ya Allah, masukkan saya ke surga dengan mudah'," ujar Gus Baha.
Menurutnya, doa seperti ini mencerminkan keyakinan bahwa Allah adalah Maha Pemurah. Hubungan antara manusia dan Allah seharusnya diwarnai dengan rasa nyaman, bukan ketakutan yang berlebihan.
"Pokoke, Ya Allah, kulo pokoke surga sing gampang. Mengko gampang dewe, tapi yo prosese mati sik," tambah Gus Baha, menyampaikan pesan dengan gaya khasnya yang santai. Pernyataan ini disambut tawa oleh para jamaah yang mendengarkan.
Dalam pandangan Gus Baha, hidup yang tenang, tanpa ambisi berlebihan, adalah cara terbaik untuk mempersiapkan diri menuju surga. Ketenangan ini juga mencerminkan sikap tawakal dan kepasrahan kepada Allah.
Gus Baha mengingatkan agar manusia tidak terlalu rumit dalam memahami konsep kehidupan dan akhirat. Pasrah kepada Allah bukan berarti menyerah, melainkan mempercayakan semua keputusan kepada-Nya.
"Kalau hidup kita sederhana, tidak banyak ambisi, dan selalu pasrah kepada Allah, maka jalan menuju surga akan terasa lebih mudah," jelasnya. Prinsip ini sejalan dengan ajaran Nabi Muhammad yang mengutamakan ketenangan hati.
Advertisement
Berhubungan dengan Allah SWT Senyaman Mungkin
Selain itu, Gus Baha mengajak jemaahnya untuk menjaga hubungan dengan Allah agar tetap nyaman. Ia mengatakan bahwa hubungan ini harus dibangun melalui doa, ibadah, dan sikap pasrah yang konsisten.
"Kulo suwun, hubungan kalih Allah niku sing nyaman," ujar Gus Baha. Ia menekankan bahwa hubungan yang nyaman dengan Allah akan membawa ketenangan dalam menjalani kehidupan.
Gus Baha juga berpesan agar manusia tidak terlalu khawatir tentang masa depan, termasuk soal akhirat. Keyakinan kepada rahmat Allah adalah landasan utama dalam menjalani hidup.
"Kalau kita sudah menyerahkan segalanya kepada Allah, hidup akan terasa lebih ringan," kata Gus Baha. Hal ini menjadi pengingat bahwa manusia tidak perlu merasa terbebani dengan pikiran yang berlebihan.
Melalui ceramahnya, Gus Baha memberikan pandangan baru tentang cara pandang terhadap surga. Surga bukanlah sesuatu yang sulit diraih jika manusia mampu menjaga hati dan selalu pasrah kepada Allah.
Gaya ceramah Gus Baha yang santai namun penuh makna selalu menarik perhatian jamaah. Ia mampu menyampaikan pesan-pesan berat dengan cara yang mudah dipahami.
Kisah yang disampaikan Gus Baha ini tidak hanya mengajarkan tentang surga, tetapi juga tentang bagaimana menjalani hidup dengan ketenangan. Hubungan dengan Allah yang nyaman adalah kunci menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
Melalui penjelasan ini, Gus Baha mengingatkan bahwa hidup sederhana dan pasrah kepada Allah adalah jalan terbaik untuk meraih surga dengan mudah dan nyaman.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul