Kenapa Rasulullah Gembira ketika Romawi Kalahkan Persia? Gus Baha Ungkap Fakta Ini

Gus Baha menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya konsep berketuhanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ia menguraikan berbagai alasan mengapa nilai ini menjadi pijakan utama manusia untuk menjalani kehidupan yang bermakna.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Jan 2025, 09:30 WIB
Diterbitkan 19 Jan 2025, 09:30 WIB
Gus Baha (Tangkap layar YouTube Kumparan Dakwah)
Gus Baha (Tangkap layar YouTube Kumparan Dakwah)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Berketuhanan adalah nilai mendasar yang harus dimiliki setiap manusia. Hal ini dijelaskan oleh Gus Baha, seorang ulama yang dikenal luas karena pemikirannya yang luas dan mendalam.

Gus Baha, yang merupakan pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Qur'an Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) Rembang, Jawa Tengah, menyampaikan pandangannya mengenai pentingnya konsep berketuhanan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dia menguraikan berbagai alasan mengapa nilai ini menjadi pijakan utama manusia untuk menjalani kehidupan yang bermakna.

Dalam penjelasannya, Gus Baha merujuk pada pandangan cendekiawan muslim Quraish Shihab, yang dikutipnya. Gus Baha mengulas bagaimana sejarah membuktikan betapa krusialnya nilai-nilai ketuhanan dalam membangun peradaban.

"Ketika Rasulullah masih hidup, dunia menyaksikan dua kekuatan besar, yakni Romawi yang bertuhan dan Persia yang tidak bertuhan. Ketika Romawi kalah, Rasulullah sangat sedih karena yang bertuhan kalah oleh yang tidak bertuhan. Namun, ketika Persia akhirnya kalah dan Romawi menang, Rasulullah ikut bergembira karena nilai-nilai ketuhanan kembali berjaya," tutur Gus Baha, dikutip dari tayangan video di kanal YouTube @SUDARNOPRANOTO.

Ia menambahkan bahwa keberadaan Tuhan memberikan manusia pedoman moral yang kuat. Dalam semua agama, ada aturan yang jelas tentang apa yang dianggap dosa dan apa yang tidak. "Empati kepada fakir miskin, misalnya, adalah bentuk ibadah yang diakui semua agama. Inilah sebabnya berketuhanan itu sangat penting," tegas Gus Baha.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Jika Berketuhanan Dijadikan Pedoman, Ini yang Terjadi

99 Nama Allah, Asmaul Husna
Nama Allah, Asmaul Husna. (Photo by john peter on Pixabay)... Selengkapnya

Melalui penjelasan tersebut, Gus Baha menyoroti betapa agama mengajarkan manusia untuk memiliki rasa tanggung jawab sosial. Ia menekankan bahwa agama tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga antar sesama manusia.

Menurut Gus Baha, jika nilai-nilai ketuhanan dijadikan pedoman hidup, maka keadilan dan kesejahteraan sosial akan lebih mudah diwujudkan. Tanpa adanya nilai-nilai ini, manusia rentan terjebak dalam keserakahan dan individualisme yang merugikan banyak pihak.

Dalam sejarah Islam, lanjut Gus Baha, Nabi Muhammad selalu menanamkan nilai-nilai ketuhanan dalam setiap aspek kehidupan. Hal ini terbukti efektif dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan berkeadilan.

Namun, Gus Baha mengingatkan bahwa pemahaman tentang Tuhan tidak boleh berhenti pada tataran teori semata. Ia mengajak umat untuk benar-benar mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.

Ia juga menggarisbawahi bahwa keyakinan terhadap Tuhan harus melahirkan rasa tanggung jawab yang besar, baik terhadap diri sendiri, keluarga, maupun masyarakat luas. "Berketuhanan itu bukan hanya soal keimanan, tapi juga soal bagaimana kita menjalani hidup dengan penuh kasih sayang dan keadilan," ujar Gus Baha.

Nilai-nilai ketuhanan, menurut Gus Baha, juga menjadi pondasi penting dalam kehidupan berbangsa. Ia mencontohkan bagaimana Pancasila sebagai ideologi negara Indonesia menempatkan Ketuhanan Yang Maha Esa di sila pertama.

"Dengan menempatkan Ketuhanan di posisi pertama, para pendiri bangsa kita ingin menegaskan bahwa nilai-nilai moral dan spiritual harus menjadi landasan dalam membangun negara," paparnya.

 

Harapan Gus Baha

Isra Miraj merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang sangat agung dan penting bagi umat Islam, saat Nabi Muhammad SAW menerima perintah langsung dari Allah SWT untuk melaksanakan salat wajib 5 kali dalam sehari semalam.
Berpedoman kepada Allah SWT. (Ilustrasi: AI)... Selengkapnya

Gus Baha juga menekankan bahwa agama bukanlah penghalang kemajuan, melainkan justru menjadi motivasi untuk terus berbuat baik. Ia mendorong umat untuk tidak ragu memadukan ilmu pengetahuan dengan nilai-nilai agama.

"Agama tidak pernah mengajarkan kita untuk menolak ilmu pengetahuan. Sebaliknya, agama justru memotivasi kita untuk terus belajar dan memahami ciptaan Tuhan," katanya.

Ia mencontohkan banyak tokoh muslim terdahulu yang berhasil mengintegrasikan ilmu agama dan ilmu duniawi sehingga memberikan manfaat besar bagi peradaban.

Sebagai penutup, Gus Baha menyampaikan harapannya agar umat manusia selalu menjaga nilai-nilai ketuhanan dalam setiap langkah kehidupan. Ia percaya bahwa dengan menjadikan nilai ini sebagai pedoman, dunia akan menjadi tempat yang lebih baik.

Penjelasan Gus Baha ini menjadi pengingat penting bahwa berketuhanan bukan hanya soal keyakinan, tetapi juga tentang bagaimana manusia menjalankan hidup dengan penuh tanggung jawab, keadilan, dan kasih sayang.

Melalui pemikiran yang sederhana namun mendalam, Gus Baha terus menginspirasi banyak orang untuk memahami pentingnya nilai-nilai spiritual dalam kehidupan modern. Pesan ini relevan bagi siapa saja yang ingin menjalani hidup dengan lebih bermakna.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya