Doa Agak 'Kurang Ajar' untuk Merayu Allah dengan Cara Unik, Dikisahkan Gus Baha

Menurut Gus Baha, doa ini terdengar agak kurang ajar karena cara orang tersebut merayu Allah dengan cara yang tidak biasa

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Jan 2025, 03:30 WIB
Diterbitkan 22 Jan 2025, 03:30 WIB
Gus Baha 2
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dalam salah satu ceramahnya, KH ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha mengungkapkan kisah doa seorang hamba yang terdengar agak 'kurang ajar' namun penuh rasa cinta kepada Allah SWT. Dalam ceramah yang disampaikan dengan penuh semangat, Gus Baha menjelaskan bahwa doa ini diungkapkan oleh seseorang yang merasa penuh dengan dosa namun tetap memiliki harapan besar pada ampunan Allah.

"Ya Allah, saya orang yang salah, saya orang yang dosa, saya sering maksiat. Tapi Engkau ya Allah, Engkau Ghofir, Pemaaf, Engkau Rahim, Maha Pengasih, Engkau Afin yang mudah memaafkan," kata Gus Baha mengutip doa seseorang dalam sebuah kisah.

Menurut Gus Baha, doa ini terdengar agak kurang ajar karena cara orang tersebut merayu Allah dengan cara yang tidak biasa. Namun, Gus Baha menambahkan bahwa doa seperti itu sebenarnya datang dari hati yang penuh dengan kebahagiaan karena begitu besar harapan kepada Allah.

"Dalam doa itu, ada ungkapan yang mengatakan: 'Ya, gini saja ya Allah, sifat Engkau diadu dengan sifat saya. Engkau Tuhan, Gusti, enggak boleh kalah, dan Kau pasti pemenangnya.' Jadi ada orang yang merayu Allah dengan cara seperti itu," terang Gus Baha.

Di tengah tawa para pendengarnya, Gus Baha menjelaskan bahwa doa tersebut mencerminkan betapa kuatnya keyakinan seseorang bahwa Allah Maha Kuasa dan tak terkalahkan. Meskipun orang itu mengakui dosa-dosanya, ia tetap percaya bahwa ampunan Allah lebih besar dan tak terbatas.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Doa yang Menggugah Harapan

Ibadah Muslim Sri Lanka di Tengah Merebaknya COVID-19
Seorang Muslim berdoa. (ISHARA S. KODIKARA / AFP)... Selengkapnya

"Ya, saya ini manusia salah, saya banyak dosa, Engkau ampunannya banyak. Engkau Tuhan, loh Gusti, enggak boleh ampunan Engkau kalah dengan salah saya," lanjut Gus Baha, menirukan doa yang mengungkapkan rasa rendah hati namun penuh keyakinan pada pengampunan Allah.

Gus Baha menjelaskan bahwa doa seperti ini memiliki tujuan yang mulia, yaitu memberi harapan dan membuka pintu ampunan Allah bagi hamba-Nya yang penuh dengan dosa. Meskipun cara doa ini terkesan unik dan tidak biasa, Gus Baha melihatnya sebagai sebuah bentuk cinta dan pengakuan atas kebesaran Allah.

"Doa seperti ini mengajarkan kita bahwa meskipun kita banyak dosa, kita tetap memiliki harapan besar pada Allah. Itu adalah cara yang unik untuk merayu Allah, namun tetap dalam kerendahan hati," ujar Gus Baha dengan penuh khidmat.

Menurut Gus Baha, doa ini mengajarkan umat Islam untuk tidak putus asa, bahkan ketika merasa sangat jauh dari Allah. "Dengan doa seperti ini, kita diajarkan bahwa tak ada dosa yang terlalu besar bagi Allah untuk diampuni, dan tidak ada pintu ampunan yang tertutup bagi hamba-Nya yang kembali kepada-Nya," tambah Gus Baha.

Melalui doa ini, Gus Baha berharap umat Islam dapat menumbuhkan rasa cinta dan harapan yang lebih besar kepada Allah, meskipun dalam keadaan penuh dosa dan kesalahan. "Tidak ada yang lebih besar dari kasih sayang Allah. Kita harus selalu percaya bahwa Allah tidak akan pernah menolak doa hamba-Nya yang tulus," tegas Gus Baha.

Gus Baha juga menekankan pentingnya keyakinan dalam berdoa. Meskipun doa ini terlihat "kurang ajar" dalam pandangan sebagian orang, namun sebenarnya doa seperti ini mengandung keyakinan yang luar biasa kepada Allah.

"Ini bukan tentang sikap sombong atau berani-beraninya kita terhadap Allah, tetapi tentang keyakinan bahwa Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan tidak ada dosa yang terlalu besar untuk diampuni-Nya," ujar Gus Baha dengan nada serius.

Pahala dan Harapan yang Tidak Terputus

Ilustrasi Seseorang Sedang Meraih Pahala Ramadan dengan Berdoa dan Membaca Alquran
Ilustrasi seseorang sedang berdoa. (freepik)... Selengkapnya

Ia menambahkan bahwa doa ini adalah bentuk pengakuan bahwa manusia adalah makhluk yang penuh dengan kesalahan, namun tetap berusaha mendekatkan diri kepada Allah. "Sifat manusia yang penuh kekurangan ini harus dihadapkan dengan sifat Allah yang Maha Sempurna," kata Gus Baha.

Gus Baha menjelaskan bahwa doa ini menggambarkan keterbukaan seorang hamba terhadap Allah. Meskipun penuh dengan dosa, hamba tersebut merasa tidak malu untuk mengungkapkan kesalahan-kesalahan dirinya dengan cara yang penuh rasa rendah hati namun optimis.

"Orang ini mengakui segala kesalahannya, tetapi ia juga percaya bahwa Allah lebih besar daripada segala dosa yang ia miliki. Itu adalah doa yang menggambarkan ketulusan dan harapan," kata Gus Baha.

Bagi Gus Baha, doa ini juga mengandung pelajaran tentang bagaimana doa dapat menjadi sarana untuk memperoleh pahala. Meskipun terdengar tidak biasa, doa ini tetap memiliki makna yang dalam dan penuh hikmah.

"Setiap doa yang datang dengan penuh keyakinan akan selalu mendapat perhatian dari Allah. Pahala tidak hanya datang dari amal ibadah kita, tetapi juga dari doa-doa yang tulus," ujar Gus Baha.

Melalui kisah doa yang unik ini, Gus Baha ingin mengingatkan umat Islam agar tidak merasa terputus harapan meskipun terjatuh dalam dosa. "Selama kita masih hidup, pintu ampunan Allah selalu terbuka. Tidak ada dosa yang tidak bisa diampuni-Nya," katanya.

Ia juga berpesan agar umat Islam selalu menjaga hubungan dengan Allah, meskipun dalam keadaan apapun. "Jangan pernah merasa jauh dari Allah. Selalu ingat bahwa Allah Maha Penyayang dan tidak pernah meninggalkan hamba-Nya yang memohon dengan tulus," tambah Gus Baha.

Ceramah Gus Baha tentang doa yang dianggap "kurang ajar" namun penuh harapan ini memberikan pelajaran berharga bagi umat Islam. Doa tersebut mengajarkan tentang pentingnya harapan dan keyakinan pada ampunan Allah, meskipun manusia penuh dengan dosa.

Dengan doa yang penuh keyakinan, setiap umat Islam diingatkan untuk tidak menyerah dalam menghadapi kesalahan dan dosa, melainkan terus berusaha memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada Allah.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya