'Waiting Room' Itu Bernama Alam Barzakh, Selanjutnya Hanya Ada 2 Pilihan: Surga atau Neraka Kata UAH

“Akhirat itu kalau ada 'ta'-nya berarti tempat akhir. Tempat yang tidak ada ruang lagi setelahnya. Pilihannya hanya dua: kalau bukan surga, maka neraka.”

oleh Liputan6.com Diperbarui 25 Jan 2025, 10:30 WIB
Diterbitkan 25 Jan 2025, 10:30 WIB
Ustadz Adi Hidayat (SS. YT. Adi Hidayat Official)
UAH (SS. YT. Adi Hidayat Official)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Hidup di dunia hanya sementara, tetapi apakah kita sudah mempersiapkan akhir yang abadi? Pertanyaan inilah yang menjadi tema utama kajian pendakwah Ustadz Adi Hidayat (UAH).

UAH mengulas tentang perjalanan kehidupan manusia. “Hidup di dunia ini sementara atau abadi? Kalau sementara, pasti akan ditinggalkan. Tapi, kalau dunia ini ditinggalkan, kita pindah ke mana?” ujarnya memulai, seperti dirangkum dari tayangan video dari kanal YouTube @nasihatpendek2023.

Menurut UAH, manusia yang meninggalkan dunia akan pindah ke akhirat. Ia menjelaskan, “Akhirat itu kalau ada 'ta'-nya berarti tempat akhir. Tempat yang tidak ada ruang lagi setelahnya. Pilihannya hanya dua, kalau bukan surga, maka neraka.”

Lebih lanjut, ia menggambarkan perjalanan manusia setelah meninggalkan dunia. Sebelum memasuki akhirat, setiap jiwa akan singgah terlebih dahulu di tempat transit. “Waiting room-nya itu disebut dengan kubur. Sifat pemisahnya dikenal sebagai barzakh. Barzakh itu pemisah antara dunia dan akhirat,” jelasnya.

UAH mengutip Surah Al-Mu'minun ayat 100 yang menjelaskan tentang Alam Barzakh. Ayat tersebut menegaskan bahwa barzakh adalah fase antara dunia dan akhirat yang tidak bisa dilalui kecuali oleh orang yang telah meninggal.

Ia juga mengingatkan bahwa kubur bukanlah akhir, melainkan gerbang menuju kehidupan yang kekal. “Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati, tapi setelah kematian ada kehidupan abadi,” kata UAH.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Dunia Itu Singgah Sementara

5 Tempat yang Dianggap Bisa Menghubungkan Manusia dengan Akhirat
Ilustrasi: Pixabay... Selengkapnya

Dalam pandangannya, manusia harus menyadari bahwa dunia ini bukan tujuan akhir. Dunia hanyalah tempat persinggahan sementara untuk mengumpulkan bekal menuju akhirat.

UAH menambahkan bahwa seseorang harus memahami konsep kehidupan di dunia dan akhirat agar tidak salah dalam menentukan prioritas. “Jangan terlalu cinta dunia, karena dunia ini akan ditinggalkan. Siapkan bekal untuk kehidupan yang kekal,” tuturnya.

Bekal terbaik yang bisa dibawa ke akhirat, menurut UAH, adalah amal saleh. Ia mengingatkan pentingnya meluruskan niat dan memperbanyak ibadah selama masih diberi kesempatan hidup.

“Kubur itu tempat sementara sebelum kita menuju tempat akhir. Apa yang kita bawa ke sana adalah amal kita sendiri,” tegasnya.

UAH mengajak umat Islam untuk merenungkan perjalanan hidup mereka. Ia mengatakan bahwa kehidupan di dunia harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk mendapatkan ridha Allah.

Menurutnya, banyak orang yang terjebak dalam urusan duniawi dan melupakan tujuan sebenarnya. Padahal, hidup di dunia hanyalah persiapan untuk kehidupan yang sebenarnya.

Di Mana Kita akan Transit?

Ilustrasi istri meninggal, kuburan, sedih, ziarah
Ilustrasi meninggal, kuburan, sedih, ziarah. (Image by freepik)... Selengkapnya

“Jangan sampai kita baru sadar ketika waktu sudah habis. Dunia ini tempat transit, akhirat adalah tujuan akhir,” katanya lagi.

UAH juga menyebut bahwa manusia yang cerdas adalah mereka yang selalu mengingat kematian. Dengan mengingat kematian, seseorang akan lebih berhati-hati dalam setiap langkahnya.

“Orang yang cerdas adalah yang paling sering mengingat kematian dan mempersiapkan dirinya untuk kehidupan setelahnya,” ucapnya.

Kajian ini mengingatkan setiap muslim agar senantiasa memperbaiki diri dan mempersiapkan bekal menuju akhirat. Hidup di dunia hanyalah perjalanan singkat menuju kehidupan abadi.

UAH menutup kajian dengan pesan mendalam. Ia mengajak umat Islam untuk segera bertaubat dan memanfaatkan waktu yang tersisa dengan sebaik-baiknya.

“Selagi masih ada waktu, jangan sia-siakan kesempatan ini. Dunia akan kita tinggalkan, tapi akhirat adalah kehidupan yang abadi,” pesannya.

Kajian ini memberikan gambaran tentang pentingnya memahami hakikat kehidupan. Dunia hanyalah sementara, tetapi amal yang dilakukan di dalamnya akan menentukan nasib kita di akhirat.

Semoga pesan ini menjadi pengingat bagi setiap muslim untuk terus memperbaiki diri dan mempersiapkan akhirat dengan bekal terbaik.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya