Liputan6.com, Jakarta - Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering mendengar dua kata yang terdengar mirip, yaitu nasib dan takdir. Banyak orang yang menggunakan kedua kata ini secara bergantian, bahkan terkadang sulit membedakan antara keduanya.
Padahal antara nasib dan takdir memiliki perbedaan yang jelas dalam Islam. Pemahaman yang keliru mengenai kedua hal ini sering kali menimbulkan kebingungan dan salah kaprah, yang bisa memengaruhi cara kita dalam menyikapi suatu keadaan.
Advertisement
Pentingnya membedakan antara nasib dan takdir tidak hanya berdampak pada cara kita menjalani hidup, tetapi juga terhadap sikap dalam menghadapi ketentuan Allah.
Advertisement
Baca Juga
Dengan pemahaman yang benar, kita akan mampu menerima segala kondisi dengan penuh keimanan dan tidak terjebak dalam sikap putus asa atau menyerah begitu saja.
Seiring dengan ini, diharapkan kita juga menjadi pribadi yang senantiasa bersyukur atas apa yang telah Allah tentukan, lebih giat berusaha dan berdoa dalam menghadapi setiap tantangan hidup.
Saksikan Video Pilihan ini:
Perbedaan Arti
Dikutip dari cahayaislam.id, dalam ajaran Islam terdapat istilah qada dan qadar. Qada merupakan ketetapan Allah sejak zaman sebelum penciptaan alam semesta. Sementara qadar merupakan perwujudan dari qadha dalam kadar tertentu bersumber pada kehendak Allah.
Sementara takdir adalah ketentuan Allah yang sifatnya tetap dan tidak bisa manusia ubah.
Takdir merupakan hal yang berada di luar kendali manusia. Ketetapan Allah ini terbagi menjadi dua, yaitu takdir mubram atau yang tidak bisa diubah sama sekali. Contoh dari takdir mubram yaitu kematian dan kelahiran. Ayat Al-Qur’an yang menjelaskan takdir mubram yaitu:
“Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba, mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun."
Sedangkan takdir mu’allaq bisa berubah karena usaha seorang hamba. Contohnya, jika kita ingin pintar, maka harus belajar dan berdoa kepada Allah SWT. Di sisi lain, nasib lebih erat dengan hasil atau akibat dari usaha yang telah seseorang lakukan.
Advertisement
Hubungan antara Keduanya
Apa perbedaan antara takdir dan nasib dapat dipahami dari definisinya. Meskipun kodrat dan nasib memiliki perbedaan, keduanya memang memiliki keterkaitan. Kodrat merupakan kehendak Allah yang mutlak, sementara nasib adalah hasil dari respon manusia terhadap kodrat. Berikut ini hadis yang menjelaskan perbedaan takdir:
“Sesungguhnya Allah telah menciptakan takdir-takdir seluruh makhluk lima puluh tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.”
Contoh kodrat dan nasib, seseorang mungkin lahir dalam kondisi ekonomi kurang baik sebagai kodrat. Melalui usaha dan kerja keras akhirnya bisa mengubah nasib jadi lebih baik. Allah memberikan manusia kebebasan dalam menentukan jalan hidup. Namun, ada batasan-batasan takdir yang sudah menjadi ketetapan-Nya.
Cara Menyikapi Takdir dan Nasib
Setelah memahami apa perbedaan takdir dan nasib, lalu bagaimana umat Islam harus menyikapinya? Allah telah memberikan isyarat pada ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa manusia memiliki hak dalam merubah keadaan. Selain itu, Allah melarang manusia berputus asa dalam segala cobaan dalam menjalani kehidupan.
Dalam kehidupan duniawi, manusia harus bekerja keras, ikhlas dan berdoa sebagai kunci utama mengarungi kerasnya kehidupan. Merubah nasib dari yang buruk menuju kehidupan yang lebih baik menjadi impian setiap manusia. Namun, untuk merubah nasib memang membutuhkan kesadaran dan kerja keras manusia.
Setelah memahami apa perbedaan takdir dan nasib, umat Islam bisa merespon seluruh peristiwa kehidupan dengan benar. Sebab, terkadang peristiwa dalam kehidupan baik yang menyenangkan maupun menyedihkan merupakan bagian dari takdir yang harus diterima.
Jika takdir merupakan ketentuan yang tak bisa diubah, maka nasib merupakan hasil dari usaha manusia. Pemahaman kedua konsep ini akan memberi pandangan lebih luas tentang peranan manusia dalam hidupnya.
Advertisement