Gus Dur Menyesal Samakan DPR dengan Anak TK, tapi Statemen Berikutnya Lebih Mengejutkan

Gus Dur tidak segan-segan mengakui bahwa dia merasa telah mengeluarkan pernyataan yang tidak seharusnya keluar dari mulut seorang Presiden

oleh Liputan6.com Diperbarui 18 Feb 2025, 20:30 WIB
Diterbitkan 18 Feb 2025, 20:30 WIB
Gus dur sketsa
KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur. (UIN JAKARTA)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - KH Abdurrahman Wahid, atau yang lebih dikenal dengan Gus Dur, adalah Presiden ke-4 Republik Indonesia yang terkenal dengan pernyataan-pernyataan fenomenalnya selama masa jabatannya.

Salah satu pernyataan yang mengundang perhatian publik adalah ketika Gus Dur menyamakan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan anak-anak TK. Meskipun pernyataan tersebut viral pada masa itu, ternyata beberapa tahun setelahnya, Gus Dur mengaku menyesal atas ungkapan tersebut.

Peristiwa ini terjadi dalam sebuah perbincangan santai antara Gus Dur dan Kang Maman di sebuah masjid di Jakarta Selatan. Dalam suasana yang penuh keakraban, Gus Dur dengan jujur mengungkapkan penyesalannya mengenai pernyataan yang dulu sempat membuat heboh itu.

"Saya menyesal menyamakan DPR dengan taman kanak-kanak," ucap Gus Dur dengan nada yang cukup serius, seperti dikutip dari kanal youtube @SPORTS_30626.

Kang Maman yang mendengarkan pengakuan Gus Dur pun langsung menanggapi, "Kenapa Gus? Apa karena itu lembaga negara?" Gus Dur kemudian memberikan penjelasan yang cukup mengejutkan.

"Bukan, saya merasa berdosa telah meremehkan anak-anak yang suci, cerdas, dan kreatif dengan anggota DPR yang kotor, yang kreatif mencari celah dan mencari uang," jawab Gus Dur tanpa ragu.

Jawaban Gus Dur itu pun mengejutkan Kang Maman. Sebagai seseorang yang dikenal dengan kebijaksanaannya, Gus Dur tidak segan-segan mengakui bahwa dia merasa telah mengeluarkan pernyataan yang tidak seharusnya keluar dari mulut seorang Presiden. Hal ini menunjukkan kedalaman pemikiran Gus Dur dalam menilai berbagai fenomena yang ada di sekitarnya.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Anak-Anak di Mata Gus Dur

Keceriaan Para Bocah Mengikuti Lomba 17 Agustusan
ilustrasi anak-anak mengikuti lomba balap karung saat acara kegiatan tujuh belas Agustus. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Setelah memberikan penjelasan tersebut, Gus Dur kemudian melanjutkan dengan memberikan tausiah tentang peranan anak-anak dalam membentuk peradaban suatu bangsa. Menurut Gus Dur, anak-anak adalah masa depan dan harapan bangsa. Mereka adalah generasi penerus yang harus dijaga dan dididik dengan baik agar dapat membawa bangsa ini menuju kemajuan.

"Anak-anak itu adalah masa depan bangsa. Kita harus memberikan mereka pendidikan yang layak, karena mereka adalah harapan kita," kata Gus Dur dengan penuh keyakinan. Pesan ini, menurut Gus Dur, sangat penting untuk diperhatikan oleh setiap lapisan masyarakat, terutama bagi para pemimpin negara.

Gus Dur juga menyatakan bahwa dengan memberikan pendidikan yang baik kepada anak-anak, kita dapat memastikan bahwa masa depan negara akan berada di tangan orang-orang yang cerdas, kreatif, dan memiliki nilai moral yang tinggi. Ia menekankan pentingnya untuk tidak hanya memikirkan pembangunan fisik, tetapi juga pembangunan sumber daya manusia, yang salah satunya melalui pendidikan.

Mengenai penyesalannya tentang pernyataan yang dulu ia buat, Gus Dur menambahkan bahwa setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan, termasuk dirinya. Namun, yang terpenting adalah bagaimana kita memperbaiki diri dan belajar dari kesalahan tersebut. "Kita semua pasti pernah salah, yang penting adalah bagaimana kita memperbaikinya," ujarnya.

Pernyataan yang dikeluarkan Gus Dur mengenai DPR dan anak-anak TK sempat menjadi perbincangan hangat di media massa pada saat itu. Banyak pihak yang mendukung pernyataan tersebut, namun tidak sedikit pula yang merasa tersinggung, terutama anggota DPR yang merasa dihina oleh perbandingan tersebut.

Namun, setelah beberapa waktu berlalu, Gus Dur sepertinya lebih memilih untuk fokus pada hal-hal yang lebih penting, seperti peran anak-anak dalam membangun peradaban bangsa, dan bagaimana kita dapat memberikan kontribusi positif untuk masa depan Indonesia. Ia tidak lagi terlalu memikirkan reaksi terhadap pernyataan tersebut, karena menurutnya, yang lebih penting adalah tindakan nyata dalam mendidik dan membimbing generasi penerus.

Inspirasi dari Gus Dur

Ceria Anak Desa Mengisi Waktu Libur Sekolah
ilustrasi anak-anak bermain layang-layang. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Kisah ini juga menunjukkan sisi humanis Gus Dur. Sebagai seorang pemimpin, Gus Dur selalu berusaha untuk menjadi pribadi yang lebih baik, dan ini terlihat dari cara dia menyampaikan permintaan maaf serta merenung tentang kesalahannya.

Selain itu, pesan Gus Dur tentang pentingnya anak-anak sebagai masa depan bangsa ini seharusnya menjadi pelajaran bagi kita semua. Mengingatkan kita bahwa keberhasilan suatu negara tidak hanya ditentukan oleh kekuatan ekonomi atau politik, tetapi juga oleh kualitas generasi muda yang akan memimpin di masa depan.

Sebagai pemimpin, Gus Dur selalu mengutamakan kebijaksanaan dan kedekatan dengan rakyatnya. Meskipun sering mengeluarkan pernyataan kontroversial, Gus Dur tetap dihormati karena kejujuran dan ketulusan hatinya. Ia tidak pernah ragu untuk mengakui kesalahan dan memperbaikinya demi kebaikan bersama.

Dalam ceramahnya, Gus Dur juga sempat menyinggung pentingnya untuk selalu menjaga rasa hormat kepada sesama. Ia menyarankan agar kita tidak cepat menghakimi orang lain, tetapi selalu berusaha untuk memahami situasi dan kondisi yang dihadapi oleh orang lain. Dengan cara ini, kita bisa hidup lebih damai dan harmonis.

Kisah tentang penyesalan Gus Dur ini seharusnya menjadi inspirasi bagi kita untuk lebih berhati-hati dalam berbicara, terutama dalam posisi-posisi penting seperti seorang pemimpin. Kata-kata yang keluar dari mulut kita bisa memiliki dampak yang besar, baik positif maupun negatif, dan kita harus siap menerima akibat dari setiap perkataan yang kita lontarkan.

Di sisi lain, Gus Dur juga memberikan pelajaran penting tentang bagaimana seharusnya kita menyikapi sebuah kesalahan. Daripada terjebak dalam rasa bersalah yang mendalam, lebih baik untuk memperbaiki diri dan melangkah maju dengan lebih bijaksana.

Meskipun ia pernah menyamakan DPR dengan anak-anak TK, Gus Dur akhirnya menyadari bahwa ada hal-hal yang lebih penting yang perlu diperhatikan. Penyesalan tersebut menunjukkan kematangan berpikir Gus Dur, dan sekaligus menunjukkan bahwa seorang pemimpin harus selalu bersedia mengoreksi dirinya sendiri demi kebaikan bangsa.

Dengan merenungkan peran anak-anak dalam peradaban, Gus Dur mengingatkan kita semua untuk terus memberikan perhatian lebih pada pendidikan dan pengembangan karakter generasi muda. Anak-anak adalah aset bangsa yang harus dijaga dan diberdayakan agar kelak mereka dapat membawa Indonesia menuju kemajuan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya