Liputan6.com, Jakarta - Keinginan untuk mengetahui sesuatu bisa memberikan manfaat jika difokuskan pada hal-hal yang positif. Namun, terkadang rasa ingin tahu, alias kepo itu, sebaiknya tidak perlu dipenuhi, terutama saat kita terlalu tertarik dengan urusan orang lain.
Fenomena ini sering kali membuat banyak orang terjebak dalam kebiasaan "kepo" atau rasa ingin tahu berlebihan tentang kehidupan orang lain. Hal tersebut dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan bisa berujung pada perselisihan dengan orang sekitar.
Advertisement
Baca Juga
Selain itu, rasa ingin tahu yang berlebihan hanya akan menghabiskan waktu yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk hal-hal bermanfaat. Daripada terfokus pada kehidupan orang lain, sebaiknya alihkan perhatian pada hal lain yang penting untuk dikerjakan.
Bahkan, terlalu sering ingin tahu urusan orang lain dapat membawa kerugian, karena bisa menjerumuskan seseorang pada dosa besar, seperti tajassus. Apa itu tajassus? Berikut ulasan lengkapnya merangkum dari laman muslimahdaily.com.
Saksikan Video Pilihan ini:
Pengertian Tajassus
Mengutip buku Tamu dan Berbuat Baik kepada Tetangga dan Menghindari Perselisihan karya Muhammad Abdul Azis Al-Khuly, tajassus berkaitan erat dengan perilaku yang hobi mencari aib orang lain.
Abu Al-Ghifari dalam bukunya Figh Remaja Kontemporer, menyatakan bahwa perilaku tajassus diartikan sebagai upaya mencari-cari kesalahan orang, yang nantinya kan dijadikan bahan gossip atau ghibah. Biasanya, orang dengan sifat tajassus akan sibuk mencari informasi kepada orang-orang terdekat sasarannya.
Dalam Tafsir Fii Zilalil Al-Qur'an, tajasus termasuk perbuatan yang harus dihindari karena merupakan langkah awal untuk mengungkap aib dan mengetahui keburukan orang lain. Al-Qur'an melarang praktik Tajasuss dengan tujuan membersihkan hati dan sifat-sifat buruk, seperti mengungkap keburukan orang lain.
Advertisement
Tajassus yang Diperbolehkan dalam Islam
Menurut pandangan Quraish Shihab, tajassus menjadi boleh apabila tujuannya demi kemaslahatan negara, tanpa mempertimbangkan aspek lainnya, dan tidak menimbulkan kerugian bagi umat Islam. Selain dari tujuan dan maksud tersebut, tajasussus tetap perbuatan yang tidak dibolehkan.
Contoh tajassus yang diperbolehkan yakni polisi yang menyelidiki kasus perampokan atau kejatan lainnya, menyelidiki musuh Islam dengan mengirim mata-mata.
Bahaya Sifat Tajassus
1. Mendapatkan Laknat dari Allah
Dalam Al-Qur'an surah Al-Hujurat ayat 12, Allah Subhanahu Wa Ta'ala memerintahkan orang-orang beriman untuk menghindari prasangka buruk yang sering kali berujung pada dosa. Selain itu, Allah juga melarang umat-Nya untuk menggali keburukan orang lain dan membicarakan mereka di belakang.
2. Merusak Keharmonisan Hubungan
Mencari kesalahan orang lain dengan tujuan untuk mengungkap aib dan rahasia mereka akan merusak hubungan yang harmonis antara sesama manusia. Dalam pandangan Islam, tindakan tersebut termasuk bentuk kezaliman karena menggunakan telinga dan mulut untuk perbuatan zalim, yang diumpamakan seperti memakan bangkai saudaranya sendiri. Lebih dari itu, perbuatan ini dapat menghancurkan hubungan antarmanusia, menimbulkan perpecahan, konflik, dan permusuhan di antara individu atau kelompok.
3. Telinga akan Disiksa dengan Cairan Tembaga di Hari Kiamat
Rasulullah SAW memberikan peringatan tegas bahwa siapa pun yang menguping percakapan orang lain, terutama ketika percakapan tersebut tidak ingin didengar oleh orang lain, akan menerima hukuman di Hari Kiamat. Sebagai hukuman keras, telinganya akan dituangkan cairan tembaga.
"Barangsiapa menguping omongan orang lain, sedangkan mereka tidak suka (kalau didengarkan selain mereka), maka pada telinganya akan dituangkan cairan tembaga pada hari kiamat." (HR. Bukhari)
Untuk terhindar dari sifat tajasuss, hendaknya kita mulai belajar untuk berhusnuzhon atau berprasangka baik.
Advertisement
