Liputan6.com, Jakarta - Makan sahur merupakan bagian dari sunnah dalam ibadah puasa yang dianjurkan dalam Islam. Namun, muncul pertanyaan, apakah sahur itu sendiri sudah bisa dianggap sebagai niat puasa Ramadhan?
Dalam fiqih, niat menjadi salah satu syarat utama dalam menjalankan ibadah puasa. Tanpa niat, puasa seseorang bisa dianggap tidak sah, terutama untuk puasa wajib seperti puasa Ramadhan.
Dikutip dari Pustaka Ilmu Sunni Salafiyah - KTB (www.piss-ktb.com), menurut pendapat qoul mu'tamad (pendapat yang dijadikan pegangan), makan sahur dengan tujuan berpuasa keesokan harinya bisa dianggap mencukupi sebagai niat, selama dalam hati seseorang terlintas maksud untuk menjalankan ibadah tersebut.
Advertisement
Hal ini dijelaskan dalam kitab Al-Bujairimi 'ala al-Minhaj, yang menyebutkan bahwa sahur yang dilakukan dengan kesadaran akan puasa sudah bisa disebut sebagai niat.
"Jika seseorang bersahur untuk berpuasa, atau minum agar tidak kehausan di siang hari, atau menahan diri dari makan dan minum karena takut terbit fajar, maka itu termasuk niat, asalkan dalam hatinya muncul kesadaran akan sifat-sifat puasa yang disyariatkan."
Penting untuk dipahami bahwa niat dalam puasa Ramadhan tidak harus selalu diucapkan secara lisan, tetapi cukup dengan adanya kesadaran dalam hati tentang ibadah yang akan dilakukan.
Oleh karena itu, seseorang yang makan sahur dengan maksud untuk berpuasa sudah memenuhi syarat niat, selama dalam hatinya terlintas tujuan tersebut.
Baca Juga
Simak Video Pilihan Ini:
Hal Penting dalam Niat Puasa
Dalam kitab Mughnil Muhtaj juga disebutkan hal serupa, bahwa tindakan seperti makan sahur atau menahan diri dari hal-hal yang membatalkan puasa sebelum fajar dapat dianggap sebagai niat.
"Yang mu'tamad adalah jika seseorang sahur dengan niat untuk berpuasa, atau minum untuk mencegah haus di siang hari, maka itu sudah termasuk niat, selama dalam hatinya ada kesadaran tentang puasa yang akan dilakukan."
Penjelasan ini mempertegas bahwa yang terpenting dalam niat puasa adalah kehadiran kesadaran dalam hati, bukan sekadar lafaz atau ucapan tertentu.
Namun, jika seseorang hanya makan sahur tanpa adanya kesadaran untuk berpuasa, maka hal itu tidak bisa dianggap sebagai niat puasa yang sah.
Sebaliknya, jika seseorang tidak sempat sahur tetapi sudah berniat untuk berpuasa sejak malam, maka puasanya tetap sah menurut hukum Islam.
Dalam konteks puasa Ramadhan, niat harus dilakukan setiap malam sebelum fajar, sehingga sahur bisa menjadi salah satu cara untuk menghadirkan niat tersebut.
Meski begitu, para ulama tetap menganjurkan untuk melafalkan niat puasa secara jelas agar tidak ada keraguan dalam menjalankan ibadah tersebut.
Advertisement
Pastikan Niat Puasa Sudah Benar
Karena niat adalah bagian yang sangat penting dalam ibadah, umat Islam disarankan untuk memastikan bahwa niatnya sudah benar sebelum memulai puasa.
Kesadaran dalam hati tentang puasa yang akan dilakukan sebaiknya dihadirkan secara jelas, baik melalui lafaz maupun dalam pikiran.
Jika seseorang makan sahur dengan penuh kesadaran bahwa dirinya akan berpuasa, maka hal itu sudah mencukupi sebagai niat.
Namun, jika sahur dilakukan hanya karena lapar tanpa ada kesadaran untuk berpuasa, maka sahurnya tidak bisa dianggap sebagai niat.
Kesimpulannya, makan sahur bisa dianggap sebagai niat puasa jika dalam hati seseorang ada kesadaran bahwa dirinya akan berpuasa pada hari itu.
Agar lebih yakin dan tidak ada keraguan dalam beribadah, dianjurkan untuk melafalkan niat sebelum fajar agar puasa yang dijalankan benar-benar sah.
Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul
