Menurut Gus Baha Seburuk Apapun Zaman Seseorang Tetap Bisa Selamat, Asal..

Seseorang tetap bisa menjadi pribadi yang baik dan bersih seperti labanan kholishon—susu murni yang tetap jernih meskipun berasal dari lingkungan yang kotor.

oleh Liputan6.com Diperbarui 25 Feb 2025, 18:30 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2025, 18:30 WIB
Gus Baha 2
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha. (SS TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau yang dikenal dengan Gus Baha, memberikan nasihat mendalam tentang cara menghadapi kehidupan modern. Dalam ceramah yang disampaikannya, ia menekankan pentingnya tetap berpegang teguh pada Al-Qur’an agar tidak mudah terombang-ambing oleh perubahan zaman.

“Kamu ngadepi zaman modern itu harus baca Qur’an,” ujar Gus Baha dalam ceramahnya. Ia menegaskan bahwa Al-Qur’an memiliki banyak pelajaran bagi manusia dalam menghadapi kehidupan.

اللَّهُ نَزَّلَ أَحْسَنَ الْحَدِيثِ كِتَٰبًۭا مُّتَشَٰبِهًۭا مَّثَانِىَ تَقْشَعِرُّ مِنْهُ جُلُودُ ٱلَّذِينَ يَخْشَوْنَ رَبَّهُمْ ثُمَّ تَلِينُ جُلُودُهُمْ وَقُلُوبُهُمْ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَمَن يُضْلِلِ ٱللَّهُ فَمَا لَهُۥ مِنْ هَادٍۢ

Allāhu nazzala aḥsanal-ḥadīṡi kitābam mutasyābihan maṡāniya taqsyi‘irru min-hu julūdul lażīna yakhsyauna rabbahum ṡumma talīnu julūduhum wa-qulūbuhum ilā żikrillāh, żālika hudallāhi yahdī bihī man yasyā', wa man yuḍlilillāhu fa-mā lahū min hād

"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al-Qur’an yang serupa (ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka ketika mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barang siapa disesatkan Allah, maka tidak ada seorang pun yang dapat memberinya petunjuk." (QS. Az-Zumar: 23)

 

Simak Video Pilihan Ini:

Di Tempat Kotor, Sapi Tetap Bisa Hasilkan Susu Murni

Susu Murni
ilustrasi susu murni... Selengkapnya

Dalam penjelasannya, Gus Baha menyebutkan bahwa ayat tersebut menggambarkan bagaimana Allah mampu menciptakan susu murni dari tubuh sapi yang di dalamnya terdapat darah dan kotoran. "Ini menjadi pelajaran bagi manusia bahwa dalam kondisi apa pun, seseorang bisa tetap bersih dan baik jika ia berpegang pada nilai-nilai Islam," kata Gus Baha seperti   dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @takmiralmukmin.

وَاِنَّ لَكُمْ فِى الْاَنْعَامِ لَعِبْرَةًۚ نُسْقِيْكُمْ مِّمَّا فِيْ بُطُوْنِهٖ مِنْۢ بَيْنِ فَرْثٍ وَّدَمٍ لَّبَنًا خَالِصًا سَاۤىِٕغًا لِّلشّٰرِبِيْنَ

Wa inna lakum fil-an‘âmi la‘ibrah, nusqîkum mimmâ fî buthûnihî mim baini fartsiw wa damil labanan khâlishan sâ'ighal lisy-syâribîn

"Sesungguhnya pada hewan ternak itu benar-benar terdapat pelajaran bagi kamu. Kami memberi kamu minum dari sebagian apa yang ada dalam perutnya, dari antara kotoran dan darah (berupa) susu murni yang mudah ditelan oleh orang-orang yang meminumnya." (QS. An-Nahl: 66)

"Jadi Allah itu bisa mengelola sapi, padahal makanannya rumput, dalam tubuhnya ada darah dan kotoran, tapi tetap bisa menghasilkan susu yang murni," jelasnya.

Menurut Gus Baha, ulama terdahulu menafsirkan bahwa apa pun rusaknya zaman, tetap akan ada orang baik yang seperti labanan kholishon atau susu murni yang tetap bersih meskipun berada di lingkungan yang kotor.

"Oleh karena itu, gak usah putus asa. Seburuk apa pun zaman ini, kita harus tetap jadi labanan kholison," ujarnya.

Semua Persoalan Jawabannya di Al-Qur'an

Tadarus Al-Qur’an Raksasa di Masjid Yaman
ilustrasi membaca Al-Qur'an. (MOHAMMED HUWAIS/AFP)... Selengkapnya

Pesan ini menjadi pengingat bagi umat Islam agar tidak mudah terpengaruh oleh kondisi dunia yang semakin kompleks. Sebagai contoh, Gus Baha menyoroti bagaimana banyak orang terjebak dalam ketakutan akan perubahan zaman, padahal kuncinya adalah tetap teguh dalam ajaran Islam.

Ia juga menekankan bahwa kehidupan yang semakin modern sering kali membawa tantangan baru, seperti pergaulan yang bebas, gaya hidup konsumtif, hingga pola pikir yang semakin materialistis. Namun, selama seseorang memegang teguh nilai-nilai Al-Qur'an, ia tetap akan selamat dari arus perubahan yang negatif.

Gus Baha juga mengajak umat Islam untuk tidak hanya membaca Al-Qur’an, tetapi juga memahami dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Sebab, menurutnya, Al-Qur'an adalah pedoman hidup yang akan selalu relevan sepanjang masa.

"Kalau kita pegang Al-Qur'an, kita gak akan tersesat, karena di dalamnya sudah ada semua petunjuk yang kita butuhkan," tegasnya.

Selain itu, ia menyinggung bahwa sering kali manusia mudah putus asa dalam menghadapi masalah hidup. Padahal, keputusasaan itu sendiri bisa menjadi jalan menuju kebinasaan jika seseorang tidak memiliki pegangan yang kuat.

"Banyak orang yang stres karena merasa hidupnya sulit, padahal kalau mereka kembali ke Al-Qur'an, semua jawabannya ada di situ," katanya.

Gus Baha juga memberikan contoh bagaimana para ulama terdahulu mampu bertahan di zaman yang penuh tantangan karena keteguhan mereka dalam berpegang pada ajaran Islam. Ia menegaskan bahwa zaman boleh berubah, tapi prinsip hidup seorang Muslim tidak boleh goyah.

Ia menutup nasihatnya dengan mengajak umat Islam untuk terus membaca Al-Qur’an, merenungkan maknanya, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara itu, seseorang akan tetap berada di jalan yang benar meskipun dunia terus berubah.

Pesan yang disampaikan oleh Gus Baha ini menjadi pengingat bagi semua orang agar tidak mudah menyerah dalam menghadapi kehidupan modern. Seburuk apa pun kondisi zaman, seseorang tetap bisa menjadi pribadi yang baik dan bersih seperti labanan kholishon—susu murni yang tetap jernih meskipun berasal dari lingkungan yang kotor.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya