Mencium Istri saat Puasa Ramadhan Apa Membatalkan? Simak Kata Gus Baha

Gus Baha ingin menekankan bahwa Aisyah memiliki peran besar dalam menyampaikan ilmu agama. Salah satunya hukum suami mencium istri saat puasa Ramadhan, apa membatalkan?

oleh Liputan6.com Diperbarui 02 Mar 2025, 00:30 WIB
Diterbitkan 02 Mar 2025, 00:30 WIB
Gus Baha
KH Ahmad Bahauddin Nursalim atau Gus Baha (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Puasa di bulan Ramadhan bukan hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga mengendalikan hawa nafsu. Salah satu pertanyaan yang sering muncul adalah apakah ciuman antara suami dan istri membatalkan puasa. Untuk menjawabnya, Gus Baha mengisahkan peran Aisyah dalam menjelaskan sunnah Rasulullah.

Dalam banyak hadis, Aisyah kerap meriwayatkan kebiasaan Rasulullah dalam keseharian, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan hubungan suami istri. Oleh karena itu, jawaban mengenai hukum mencium istri saat berpuasa bisa ditemukan dalam riwayat Aisyah.

Pertanyaan mengenai ciuman di bulan Ramadhan menjadi relevan di bulan suci ini. Lantas, apakah ciuman bisa membatalkan puasa? Sebelum menjawabnya, Gus Baha atau KH Ahmad Bahauddin Nursalim menjelaskan tentang pentingnya peran Aisyah dalam sejarah Islam.

“Wahai Ummul Mukminin, saya punya istri cantik. Mencium istri itu membatalkan puasa tidak?” tanya seorang sahabat kepada Maimunah, salah satu istri Rasulullah. Kisah ini dirangkum dari tayangan video di kanal YouTube @NUOnlineID.

Maimunah pun memberikan jawaban yang mengundang tawa. “Jangan tanya aku! Nabi tak pernah menciumku saat puasa. Coba tanya Aisyah,” ujar Maimunah. Jawaban ini menjadi menarik karena Maimunah adalah istri Rasulullah yang sudah berusia lanjut.

Menurut Gus Baha, alasan Maimunah memberikan jawaban demikian adalah karena Rasulullah lebih mungkin mencium Aisyah yang masih muda. “Entah Maimunah atau siapa. Pokoknya istri nabi yang jarang dicium,” kata Gus Baha yang membuat jamaah tertawa.

 

Simak Video Pilihan Ini:

Membatalkkan atau Tidak? Ini Kisahnya

Ilustrasi muslimah senyum, Islami
Ilustrasi muslimah senyum, Islami. (Photo Copyright by Freepik)... Selengkapnya

Karena jawaban Maimunah belum memberikan kepastian, sahabat tersebut pun beralih bertanya kepada Aisyah. Sahabat ini menegaskan bahwa pertanyaannya adalah perkara haq, sehingga Allah tidak malu membahasnya.

“Apakah mencium istri itu membatalkan puasa?” sahabat bertanya kepada Aisyah. Dengan tegas Aisyah menjawab, “Nabi biasa menciumku saat puasa. Tapi nabi tetap puasa.”

Dari jawaban tersebut, dapat disimpulkan bahwa mencium istri tidak membatalkan puasa, selama tidak sampai menimbulkan syahwat yang berlebihan hingga menyebabkan keluarnya air mani.

Gus Baha menjelaskan bahwa dalam Islam, ada banyak hal yang tidak membatalkan puasa tetapi tetap harus dikendalikan agar tidak berlebihan. Termasuk dalam hal ini adalah ciuman antara suami istri.

Sejatinya, Gus Baha ingin menekankan bahwa Aisyah memiliki peran besar dalam menyampaikan ilmu agama. Banyak hadis yang diriwayatkan melalui jalur Aisyah, yang bahkan tidak diketahui oleh istri-istri Rasulullah lainnya.

“Berapa banyak ilmu yang kita dapatkan dari jalur Aisyah, yang kadang istri nabi yang lainnya tidak tahu,” ujar Gus Baha dalam ceramahnya.

Dalam kajian fiqih, hukum mencium istri saat puasa memang tidak membatalkan puasa, namun dianjurkan untuk menahan diri, terutama bagi yang belum bisa mengontrol syahwatnya.

Bedakan Ciumannya, yang Syahwat dan Kasih Sayang

Ilustrasi muslimah senyum, Islami
Ilustrasi muslimah senyum, Islami. (Photo Copyright by Freepik)... Selengkapnya

Para ulama membedakan antara ciuman yang sekadar ungkapan kasih sayang dengan ciuman yang dapat menimbulkan syahwat. Jika yang kedua, maka lebih baik ditinggalkan agar tidak menjerumuskan dalam hal-hal yang bisa membatalkan puasa.

Selain itu, mencium istri saat puasa juga memiliki hikmah lain, yakni menunjukkan bahwa Islam tidak melarang kasih sayang antara suami istri, selama dilakukan dalam batas yang diperbolehkan.

Dalam sejarah Islam, banyak peristiwa yang menunjukkan bagaimana Rasulullah tetap menunjukkan rasa cintanya kepada istri-istrinya, bahkan di bulan Ramadhan.

Namun, bagi yang merasa ciuman bisa berpotensi membangkitkan syahwat secara berlebihan, maka lebih baik menghindarinya. Sebab, puasa tidak hanya menahan lapar dan haus, tetapi juga menjaga hati dan pikiran dari hal-hal yang bisa mengurangi pahala ibadah.

Dengan demikian, jawaban dari pertanyaan ini tidak hanya sekadar boleh atau tidak, tetapi juga mempertimbangkan aspek pengendalian diri dan niat dari masing-masing individu.

Kesimpulannya, mencium istri saat puasa Ramadhan tidak membatalkan puasa, sebagaimana yang dilakukan Rasulullah. Namun, bagi yang belum bisa mengendalikan diri, sebaiknya lebih berhati-hati agar tidak sampai menimbulkan hal yang dilarang dalam puasa.Wallahu a’lam.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya