Cara Mudah Mencintai Allah, Belajar Baik dan Adil Kata Dr Rihab Said Aqil

Islam mengajarkan keseimbangan dalam cinta, namun cinta kepada Allah harus lebih utama

oleh Muhamad Ridlo Diperbarui 12 Mar 2025, 03:44 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2025, 03:29 WIB
Dr Rihab Aqil dalam program Takjilan Yuk!, Inspirasi Ramadhan yang dinisiasi PDI Perjuangan. (Foto: Istimewa)
Dr Rihab Aqil dalam program Takjilan Yuk!, Inspirasi Ramadhan yang dinisiasi PDI Perjuangan. (Foto: Istimewa)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Cinta kepada Allah SWT harus menjadi yang paling utama dalam hidup seorang Muslim, lebih dari cinta pada diri sendiri dan sesama.

Hal itu diungkapkan oleh Dr Rihab Said Aqil, M.Ed., dosen di Sekolah Tinggi Filsafat Islam Sadra dan Founder Griya Jiva Pranacita yang menjadi narasumber dalam episode kesebelas Takjilan Yuk!, program Inspirasi Ramadhan 2025 yang diinisiasi oleh PDI Perjuangan.

Dalam episode yang tayang pada Selasa (11/3/2025) ini, Dr Rihab memberikan penekanan mendalam mengenai arti cinta yang seimbang dalam ajaran Islam. Menurutnya, meskipun sangat penting untuk mencintai diri sendiri dan sesama, cinta yang utama harus ditujukan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW.

Islam mengajarkan keseimbangan dalam cinta, namun cinta kepada Allah harus lebih utama,” ujar Rihab.

“Tidak beriman seseorang jika sampai Allah lebih sedikit dicintainya dibandingkan dirinya sendiri, anak-anaknya, atau umat manusia lainnya,” dia melanjutkan.

Putri KH Said Aqil Siradj ini juga menjelaskan bahwa dalam kehidupan sehari-hari, berbuat baik dengan adil adalah sebuah keharusan. Namun, adil bukan berarti kesetaraan. Dengan pendekatan yang bijaksana dalam berbagi, seseorang dapat benar-benar merasakan manfaat dan kebermanfaatan dari setiap perbuatan baik yang dilakukan.

Selain itu, Dr Rihab mengingatkan generasi muda untuk memiliki kesabaran dalam menghadapi hidup. “Kita hanya bisa mengontrol hal-hal yang bisa kita kontrol. Tidak perlu berusaha untuk mengontrol semuanya,” katanya, menegaskan pentingnya menerima kenyataan dengan sabar dan bijaksana.

 

Promosi 1

Simak Video Pilihan Ini:

Ada Coto Makassar

Dr Rihab Aqil dalam program Takjilan Yuk!, Inspirasi Ramadhan yang dinisiasi PDI Perjuangan. (Foto: Istimewa)
Dr Rihab Aqil dalam program Takjilan Yuk!, Inspirasi Ramadhan yang dinisiasi PDI Perjuangan. (Foto: Istimewa)... Selengkapnya

Menariknya, episode kali ini juga memperkenalkan kuliner khas Makassar, Coto Makassar, yang memiliki sejarah panjang sejak abad ke-16. Makanan berkuah kaya rempah ini, yang dulunya hanya dikonsumsi oleh kalangan bangsawan, kini dapat dinikmati oleh siapa saja.

Coto Makassar, dengan pilihan daging dan jeroan sapi yang empuk, menjadi simbol keberagaman budaya di Indonesia yang dapat bersatu dalam satu sajian lezat.

Tak hanya menghadirkan hiburan saat berbuka puasa, Takjilan Yuk! mengajak pemirsa untuk lebih merenung dan menemukan makna Ramadan yang lebih mendalam.

Dengan konsep tayangan yang santai dan penuh tawa, Takjilan Yuk! hadir untuk menggugah pemirsa agar lebih menghargai kebersamaan, keberagaman, serta makna sejati dari bulan suci Ramadan.

Program ini tidak sekadar menjadi tontonan berbuka, tetapi juga menjadi momen refleksi yang penuh inspirasi.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya